KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakpastian di pasar akibat pelaksanaan pemilu mulai berakhir. Emiten kembali gencar menggalang pendanaan demi mendanai ekspansi.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), setidaknya sudah ada sembilan rencana penerbitan surat utang atau obligasi yang masuk pipeline. Total nilai emisinya sekitar Rp 6,15 triliun.
Dua dari sembilan agenda itu tinggal menanti penetapan tanggal penerbitan. Keduanya adalah obligasi Bank Danamon Tbk (BDMN) dan PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB). Nilai emisi masing-masing Rp 2 triliun dan Rp 500 miliar.
Selain BDMN, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) juga berencana menerbitkan surat utang dengan target emisi mencapai Rp 1,8 triliun. Ini adalah nilai penerbitan obligasi terbesar di pipeline.
Anak usahanya, PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) juga memiliki rencana serupa. Perusahaan ini berencana menerbitkan obligasi senilai Rp 500 miliar. "Kami akan rilis satu seri senilai Rp 500 miliar dengan tenor tiga tahun," ujar Sekretaris Perusahaan WSBP Ratna Ningrum kepada KONTAN, Rabu (8/5).
Menurut Ratna, Waskita Beton memilih menerbitkan obligasi karena memiliki karakteristik waktu yang lebih panjang. "Sehingga, lebih pas untuk kebutuhan investasi jangka menengah dan panjang perusahaan," tutur dia.
Para emiten memang baru mulai gencar mencari pendanaan saat ini lantaran menunggu arah politik Indonesia usai pemilu. Setelah ini, korporasi akan mengejar penyelesaian ekspansi yang sudah direncanakan.
Ambil contoh, PT Jasa Marga Tbk (JSMR). Emiten pelat merah ini memiliki cukup banyak agenda ekspansi jalan tol. Untuk mendukung pendanaan rencana ekspansi tersebut, JSMR berencana menerbitkan surat utang senilai Rp 1 triliun hingga Rp 2 triliun.
Manajemen Jasa Marga menuturkan, jenis surat utangnya akan disesuaikan. Bisa dikemas dalam bentuk step up coupon bond atau zero coupon bond.
Sekretaris Perusahaan Jasa Marga Agus Setiawan mengatakan, penerbitan surat utang tersebut sejalan dengan kebutuhan pendanaan perusahaan. "Sehingga batasan rasio keuangan tetap dalam keadaan baik," kata Agus.
PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) juga memiliki rencana merilis obligasi tahun ini. Terlebih, emiten pengelola kawasan industri ini memiliki utang obligasi senilai Rp 510 miliar yang bakal jatuh tempo pada September mendatang.
Tapi Head of Investor Relations Surya Semesta Erlin Budiman belum bersedia merinci detail rencana penerbitan obligasi tersebut. Namun, dia memastikan, penerbitan obligasi ada kaitannya dengan pelunasan utang yang akan jatuh tempo tersebut. "Perolehan dananya nanti untuk melakukan refinancing atas utang existing perusahaan," kata Erlin.
Surya Semesta menjadi salah satu calon penerbit obligasi dalam pipeline BEI. Nilai emisinya ditargetkan sekitar Rp 300 miliar.