Pemilu Usai, Investor Asing Memburu Saham di Indonesia

Sabtu, 20 April 2019 | 07:26 WIB
Pemilu Usai, Investor Asing Memburu Saham di Indonesia
[]
Reporter: Aloysius Brama | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asing kembali gencar membeli saham di Indonesia. Kamis (18/4), asing tercatat melakukan beli bersih senilai Rp 1,43 triliun. Dus, secara year to date, asing telah tercatat beli bersih Rp 15,21 triliun.

Analis Indo Premier Sekuritas Mino menilai, pembelian yang dilakukan asing terbilang agresif. Pasalnya, tiga hari sebelum pemilihan umum (Pemilu), asing tercatat melakukan jual bersih Rp 1,95 triliun.

Aksi beli asing pasca Pemilu hari ini mendorong IHSG menguat. Kamis lalu, IHSG ditutup naik 0,4% menjadi 6.507,22. Sedangkan selama sepekan IHSG meningkat 1,58%.

Penguatan IHSG berbeda dengan bursa lain di Asia yang justru tertekan. Indeks Nikkei 225 memimpin penurunan sebesar 0,84%, disusul Hang Seng yang turun 0,54% dan SSEC yang turun 0,40%.

Mino menyebut, hasil hitung cepat Pemilu yang sesuai ekspektasi investor asing mendorong aksi beli. "Pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo dan Ma'ruf Amin dinilai membawa perekonomian Indonesia ke arah lebih baik, terutama di sisi ekonomi," jelas Mino.

Berdasarkan data RTI, saham yang paling banyak dibeli asing adalah saham perbankan. Di antaranya, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan net buy mencapai Rp 368,52 miliar.

Tidak tahan lama

Selain itu, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Negara Indonesia (BBNI) mencetak net buy asing masing-masing Rp 270,97 miliar dan Rp 201,68 miliar. Selain saham bank, asing juga tampak masuk ke saham PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

Mino bilang, saham bank diburu lantaran proyeksi Jokowi akan menggenjot infrastruktur. Dus, perusahaan konstruksi akan mencari kredit bank. Selain itu, saham bank juga memiliki kapitalisasi besar sehingga lebih disukai asing. Saham konstruksi WIKA juga ikut kecipratan berkah.

Meski begitu, euforia aksi beli asing ini tidak akan bertahan lama. Mino mengatakan, sentimen positif dalam negeri ini paling lama akan bertahan selama tiga hari. "Setelah itu investor fokus pada laporan keuangan emiten di kuartal I-2019," jelas dia.

Analis Dennies Christoper menambahkan, selain sentimen dalam negeri, pembelian besar-besaran oleh asing juga dipengaruhi oleh rilis data pertumbuhan ekonomi China. "Ketika global sudah berekspektasi pertumbuhan ekonomi melambat, ternyata ekonomi China masih tumbuh 6,4% dari proyeksi 6,3%," ujar Dennies.

Bagikan

Berita Terbaru

Prospek RMK Energy (RMKE) Cerah Meski Harga Batubara Terpuruk
| Selasa, 30 Desember 2025 | 15:00 WIB

Prospek RMK Energy (RMKE) Cerah Meski Harga Batubara Terpuruk

Menurut analis, model bisnis RMKE memiliki keunggulan, terutama dari sisi efektifitas biaya, keselamatan, kepatuhan regulasi, dan biaya.

MLBI Jaga Kinerja di Momen Penting Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
| Selasa, 30 Desember 2025 | 13:00 WIB

MLBI Jaga Kinerja di Momen Penting Natal 2025 dan Tahun Baru 2026

Manajemen MLBI memastikan, merek-merek mereka berada dalam posisi yang kuat dan tersedia untuk memenuhi permintaan konsumen.

Prospek Minyak Dunia 2026 Masih Tertekan, Surplus Pasokan Jadi Tema Utama
| Selasa, 30 Desember 2025 | 11:00 WIB

Prospek Minyak Dunia 2026 Masih Tertekan, Surplus Pasokan Jadi Tema Utama

Goldman Sachs dalam risetnya menilai pasar minyak global masih akan berada dalam kondisi kelebihan pasokan pada 2026.

Richer Versus Faster Richer : Perhitungan Kalkulus di Balik Investasi
| Selasa, 30 Desember 2025 | 09:22 WIB

Richer Versus Faster Richer : Perhitungan Kalkulus di Balik Investasi

Di masa lalu, kekayaan ratusan miliar dolar Amerika Serikat (AS) terdengar mustahil. Hari ini, angka-angka itu menjadi berita rutin. 

Menavigasi Jalan Terjal Ekonomi Global 2026
| Selasa, 30 Desember 2025 | 07:12 WIB

Menavigasi Jalan Terjal Ekonomi Global 2026

Di sejumlah negara dengan pendekatan populis yang kuat, peran pemerintah melalui jalur fiskal begitu kuat, mengalahkan peran ekonomi swasta.

Bayar Tagihan Ekologis
| Selasa, 30 Desember 2025 | 07:02 WIB

Bayar Tagihan Ekologis

Penerapan kebijakan keberlanjutan di sektor perkebunan dan pertambangan tak cukup bersifat sukarela (voluntary compliance).

Mengejar Investasi untuk Mencapai Target Lifting
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:06 WIB

Mengejar Investasi untuk Mencapai Target Lifting

ESDM mencatat, realisasi lifting minyak hingga akhir November 2025 berada di kisaran 610.000 bph, naik dari capaian 2024 yang sekitar 580.000 bph.

Laju Saham Properti Masih Bisa Mendaki
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:05 WIB

Laju Saham Properti Masih Bisa Mendaki

Di sepanjang tahun 2025, kinerja saham emiten properti terus melaju. Alhasil, indeks saham emiten properti ikut terdongkrak.

Beragam Tantangan Mengadang Emas Hitam di Tahun Depan
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:01 WIB

Beragam Tantangan Mengadang Emas Hitam di Tahun Depan

Sektor mineral dan batubara turut menopang anggaran negara melalui setoran penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Prodia Widyahusada (PRDA) akan Ekspansi Jaringan ke Asia Tenggara
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:00 WIB

Prodia Widyahusada (PRDA) akan Ekspansi Jaringan ke Asia Tenggara

Fokus utama PRDA diarahkan pada pengembangan layanan kesehatan masa depan, terutama di bidang terapi regeneratif 

INDEKS BERITA

Terpopuler