Pendanaan untuk Fintech di Asia Tenggara per September Mencapai US$ 3,5 Miliar

Rabu, 10 November 2021 | 14:47 WIB
Pendanaan untuk Fintech di Asia Tenggara per September Mencapai US$ 3,5 Miliar
[ILUSTRASI. Suasana ajang Money 20/20 Asia Fintech Trade Show di Singapura, 21 Maret 2019. Picture taken March 21, 2019. REUTERS/Anshuman Daga]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Pendanaan untuk perusahaan teknologi keuangan alias fintech di Asia Tenggara selama sembilan bulan pertama tahun ini mencapai US$ 3,5 miliar, atau setara Rp 49,88 triliun. Nilai itu naik lebih dari tiga kali lipat dibandingkan dengan pencapaian pada periode yang sama tahun sebelumnya, demikian kesimpulan sebuah laporan, Rabu (10/11).

Rebound itu terdorong oleh 167 transaksi, termasuk 13 putaran mega, yang menyumbang US$ 2 miliar terhadap nilai total pendanaan, demikian laporan yang disusun United Overseas Bank, PwC Singapore dan Singapore FinTech Association (SFA).

Putaran mega adalah putaran yang menghasilkan dana bernilai US$ 100 juta atau lebih.

Baca Juga: Grup Djarum bersama investor lain lewat RMH suntik Moduit senilai US$ 4,5 juta

Minat dari sebagian besar pemodal terarah ke perusahaan fintech tahap akhir, atau mereka yang berada dalam pendanaan seri C dan seterusnya. Ini sejalan dengan kecenderungan investor untuk menjauh dari risiko selama pandemi, demikian pernyataan laporan itu. Dari 13 putaran mega yang terjadi di tahun ini, 10 di antaranya merupakan pendanaan untuk late-stage fintech. 

Pemanfaatan pembayaran digital yang luas menjadi alasan mengapa sektor pembayaran mampu menarik sebagian besar pendanaan. Perusahaan teknologi dan cryptocurrency melihat pertumbuhan tertinggi tahun ini, masing-masing menempati peringkat kedua dan ketiga.

Singapura, pusat keuangan Asia Tenggara, menyumbang hampir setengah dari kesepakatan kawasan sebesar US$ 1,6 miliar, termasuk enam putaran mega senilai gabungan US$ 972 juta.

Yang paling aktif berikutnya adalah Indonesia, negara terpadat di kawasan itu, dengan perolehan US$ 904 juta, diikuti Vietnam dengan US$ 375 juta.

Selanjutnya: Tawarkan Obligasi Euro di Hong Kong, China Incar Perolehan Dana hingga Rp 66 T

 

Bagikan

Berita Terbaru

Menatap Tahun 2026, PJAA Genjot Optimalisasi Bisnis dan Proyek Reklamasi
| Kamis, 01 Januari 2026 | 05:28 WIB

Menatap Tahun 2026, PJAA Genjot Optimalisasi Bisnis dan Proyek Reklamasi

PJAA siapkan strategi 2026: optimalisasi bisnis eksisting, ekspansi reklamasi bertahap, capex Rp 123 miliar, target pendapatan 10% dan laba 29%.

Defisit Pasokan Bayangi Pasar, Harga Tembaga Berpeluang Tetap Tinggi di 2026
| Kamis, 01 Januari 2026 | 05:01 WIB

Defisit Pasokan Bayangi Pasar, Harga Tembaga Berpeluang Tetap Tinggi di 2026

Prospek harga tembaga 2026 tetap bullish berkat defisit pasokan 330 kmt dan permintaan EV. Analis proyeksi US$ 10.000-13.500 per ton.

Pasar Modal Indonesia 2025 Didominasi Investor Muda dan Ritel
| Rabu, 31 Desember 2025 | 20:14 WIB

Pasar Modal Indonesia 2025 Didominasi Investor Muda dan Ritel

Hingga 24 Desember 2025, KSEI mencatat jumlah investor pasar modal telah menembus 20,32 juta Single Investor Identification (SID).

Produsen Menahan Diri, Konsumen Mulai Optimistis: Gambaran Ekonomi 2025
| Rabu, 31 Desember 2025 | 19:01 WIB

Produsen Menahan Diri, Konsumen Mulai Optimistis: Gambaran Ekonomi 2025

Ekonomi Indonesia menunjukkan dua wajah yang berbeda. Produsen mulai bersikap lebih hati-hati saat keyakinan konsumen mulai membaik.

IHSG Menguat 22,13%, Asing Net Sell Rp 17,34 Triliun Pada 2025, Prospek 2026 Membaik
| Rabu, 31 Desember 2025 | 17:27 WIB

IHSG Menguat 22,13%, Asing Net Sell Rp 17,34 Triliun Pada 2025, Prospek 2026 Membaik

IHSG menguat 22,13% di 2025, ditutup 8.646,94, didorong investor lokal. Asing net sell Rp 17,34 triliun.

Saham ESSA Terkoreksi ke Area Support, Simak Prospek ke Depan
| Rabu, 31 Desember 2025 | 15:00 WIB

Saham ESSA Terkoreksi ke Area Support, Simak Prospek ke Depan

ESSA mulai menunjukkan sinyal yang semakin konstruktif dan menarik bagi investor dengan profil risiko lebih agresif.

2025, Kesepakatan Merger Akuisisi Sektor Keuangan Indonesia Capai Rp 9,21 triliun
| Rabu, 31 Desember 2025 | 14:05 WIB

2025, Kesepakatan Merger Akuisisi Sektor Keuangan Indonesia Capai Rp 9,21 triliun

Kesepakatan merger dan akuisisi di sektor keuangan melesat 56,3% secara tahunan, di saat total aktivitas merger dan akuisisi turun

Saham-Saham Paling Cuan dan Paling Jeblok Saat IHSG Naik 22% pada 2025
| Rabu, 31 Desember 2025 | 13:50 WIB

Saham-Saham Paling Cuan dan Paling Jeblok Saat IHSG Naik 22% pada 2025

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 22,13% sepanjang tahun 2025. IHSG ditutup pada level 8.646,94 pada perdagangan terakhir.

Nilai Kesepakatan Merger dan Akuisisi di Indonesia Merosot 72,1% di 2025
| Rabu, 31 Desember 2025 | 13:01 WIB

Nilai Kesepakatan Merger dan Akuisisi di Indonesia Merosot 72,1% di 2025

Nilai kesepakatan merger dan akuisisi yang terjadi sepanjang 2025 mencapai US$ 5,3 miliar, atau setara sekitar Rp 88,46 triliun

Berhasil Breakout Resistance, Yuk Intip Prospek Saham Humpuss Maritim (HUMI)
| Rabu, 31 Desember 2025 | 13:00 WIB

Berhasil Breakout Resistance, Yuk Intip Prospek Saham Humpuss Maritim (HUMI)

Kombinasi pola pergerakan harga, indikator teknikal, serta strategi manajemen risiko menjadi faktor kunci yang kini diperhatikan pelaku pasar.

INDEKS BERITA

Terpopuler