Pendapatan Emiten Rumahsakit ini ditaksir Bisa Mencapai Rp 1,2 Triliun

Sabtu, 29 Juni 2019 | 07:13 WIB
Pendapatan Emiten Rumahsakit ini ditaksir Bisa Mencapai Rp 1,2 Triliun
[]
Reporter: Amalia Fitri | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) membidik pertumbuhan pendapatan sebesar 22%-26% di sepanjang tahun ini. Mengacu pendapatan 2018 senilai Rp 952 miliar, maka Sarana Meditama berpotensi meraup pendapatan maksimal Rp 1,2 triliun pada tahun ini. Pada kuartal I 2019, emiten di bisnis rumahsakit ini meraih pendapatan Rp 274,94 miliar, atau tumbuh sebesar 23,61% year on year (yoy).

Direktur PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk Surina, menjelaskan, target pendapatan pada tahun ini disesuaikan dengan tambahan aset yakni Omni Hospital Pekayon yang mulai beroperasi sejak September tahun lalu. Pada 2018, kontribusi Omni Hospital Pekayon masih sebesar 5% terhadap total pendapatan. "Hal ini wajar, sebab rumahsakit baru beroperasi. Namun sepanjang tahun ini, kami yakin pertumbuhan akan lebih besar. Pendapatan Omni Hospital Pekayon bisa meningkat 10%-15% tahun ini," ujar dia, Jumat (28/6).

Kini, Sarana Meditama mengoperasikan empat rumahsakit bertaraf sekunder dan kuartener atau menyasar kelas menengah atas. Keempat rumahsakit tersebut adalah Omni Hospital Pulomas berkapasitas 168 tempat tidur, yang berdiri sejak 1984.

Kemudian Omni Hospital Alam Sutera l, yang berdiri pada 2007 dengan 232 tempat tidur. Selanjutnya, Omni Hospital Cikarang yang beroperasi sejak 2016 dengan kapasitas 250 tempat tidur. Aset terbaru adalah Omni Hospital Pekayon yang rampung dibangun pada 2018 dengan kapasitas 250 tempat tidur.

Dari keempat rumahsakit tersebut, Omni Hospital Pulomas menempati okupansi kamar tertinggi, yaitu sebesar 76%, diikuti Omni Hospital Alam Sutera sebesar 62%, Omni Hospital Cikarang sebesar 59% serta Omni Hospital Pekayon sebesar 12%.

Sarana Meditama juga akan menambah kapasitas kamar dari keempat rumahsakit tersebut untuk mengejar target pendapatan. "Tahun ini kami menyiapkan belanja modal Rp 490 miliar, yang berasal dari kas perusahaan untuk keperluan ekspansi internal. Misalnya menambah kamar tidur dan biaya operasional pembangunan rumahsakit di Balikpapan," jelas Hassan Themas, Direktur SAME.

Adapun jumlah tempat tidur yang akan ditambah kepada keempat rumah sakitnya adalah sebanyak 50-70 tempat tidur.

Terkendala Amdal

Sedangkan proyek pembangunan Omni Hospital Balikpapan masih tahap pengurusan izin dan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal). "Karena letaknya cukup jauh, di luar Jawa, sehingga cukup besar nilai investasinya, yakni sekitar US$ 30 juta. Kami berencana membangun dengan kapasitas 200 tempat tidur," ungkap Hassan.

Manajemen SAME menjelaskan, proses perizinan bisa memakan waktu tiga sampai enam bulan, sehingga mereka melihat kemungkinan pembangunan baru terlaksana pada tahun depan. Adapun proses pembangunan rumahsakit baru memakan waktu satu hingga dua tahun.

SAME juga membuka peluang membangun rumahsakit syariah. Soal ekspansi bisnis tersebut, Hassan bilang, potensinya sangat menjanjikan karena skala pasarnya cukup besar. Namun SAME masih fokus mengembangkan rumahsakit umum. "Kemarin sempat ada pembahasan membangun rumahsakit syariah atau halal. Namun kami memutuskan fokus di pasar saat ini karena pengadaan rumahsakit syariah membutuhkan lingkungan dan kesiapan tertentu," jelas Hassan.

Saat ini, SAME aktif menjajaki rumahsakit tipe B yang layak untuk mereka akuisisi. "Tapi kami belum bisa berbagi banyak mengenai akuisisi, termasuk membeberkan lokasi hingga investasi, karena masih tahap perencanaan," ucap Hassan.

Bagikan

Berita Terbaru

IHSG Pekan Ini Tembus Rekor Baru, Waspada Sentimen Global
| Minggu, 14 Desember 2025 | 06:00 WIB

IHSG Pekan Ini Tembus Rekor Baru, Waspada Sentimen Global

IHSG mengakumulasi kenaikan 0,32% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG menguat 22,33%.

Animo Investor Saham
| Minggu, 14 Desember 2025 | 05:50 WIB

Animo Investor Saham

​Kenaikan IHSG terdorong oleh peningkatan investor pasar modal di dalam negeri yang semakin melek berinvestasi saham.

Keandalan Menara MTEL Diuji Bencana Sumatera
| Minggu, 14 Desember 2025 | 05:35 WIB

Keandalan Menara MTEL Diuji Bencana Sumatera

Banjir dan longsor membuat layanan telekomunikasi di sejumlah wilayah Sumatera lumpuh. Dalam situasi ini, keandalan peru

Memutar Roda Bisnis yang Terhuyung di Pulau Andalas
| Minggu, 14 Desember 2025 | 05:10 WIB

Memutar Roda Bisnis yang Terhuyung di Pulau Andalas

Banjir dan longsor yang melanda Sumatera akhir November bukan hanya merenggut ratusan nyawa, tapi bikin meriang perdagangan.

 
Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:11 WIB

Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak

BI menargetkan volume transaksi QRIS tahun 2025 mencapai 15,37 miliar atau melonjak 146,4% secara tahunan dengan nilai Rp 1.486,8 triliun 

CIMB Niaga Syariah Jajaki Konsolidasi dengan BUS
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:07 WIB

CIMB Niaga Syariah Jajaki Konsolidasi dengan BUS

Bank CIMB Niaga berpotensi memiliki bank syariah beraset jumbo. Pasalnya, bank melakukan penjajakan untuk konsolidasi dengan bank syariah​

Ekonomi Tak Pasti, Kolektor Barang Mewah Berhati-hati
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 08:00 WIB

Ekonomi Tak Pasti, Kolektor Barang Mewah Berhati-hati

Kondisi ekonomi global yang tak pasti serta suku bunga tinggi menekan industri barang mewah di tahun 2025

Berhentilah Menebang Masa Depan
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 07:10 WIB

Berhentilah Menebang Masa Depan

Bencana  banjir dan longsor di tiga provinsi Sumatra jadi momentum reformasi kebijakan perizinan dan tata ruang Indonesia.​

Jangan Jadi Tradisi
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 07:00 WIB

Jangan Jadi Tradisi

Lonjakan harga-harga komoditas pangan menjelang Nataru ataupun saat puasa dan Lebaran harus disikapi serius pemerintah lewat kebijakan.

Bos Martina Berto (MBTO) Memilih Investasi Berhorizon Menengah hingga Panjang
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:55 WIB

Bos Martina Berto (MBTO) Memilih Investasi Berhorizon Menengah hingga Panjang

Direktur Utama PT Martina Berto Tbk (MBTO), Bryan David Emil, memilih aset berjangka menengah panjang dalam portofolio investasinya.

INDEKS BERITA

Terpopuler