Pendapatan Gudang Garam Paling Gede Namun Laba Bersihnya Kalah dari HM Sampoerna

Selasa, 06 Agustus 2019 | 05:33 WIB
Pendapatan Gudang Garam Paling Gede Namun Laba Bersihnya Kalah dari HM Sampoerna
[]
Reporter: Nur Qolbi | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten rokok tumbuh selama enam bulan pertama di tahun ini.

PT Gudang Garam Tbk (GGRM) membukukan kenaikan pendapatan dan laba bersih paling besar.

Pendapatan Gudang Garam tumbuh 16,42% secara tahunan menjadi Rp 52,74 triliun.

Sementara laba bersih Gudang Garam tumbuh 20% year on year (yoy) menjadi Rp 4,28 triliun.

Pada periode tersebut, Gudang Garam menjadi emiten dengan pendapatan terbesar di industri rokok.

Meski begitu, laba bersih Gudang Garam belum mengungguli PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP).

Per semester I-2019, laba bersih HM Sampoerna naik 11% menjadi Rp 6,77 triliun.

Sementara itu, produsen rokok Lucky Strike dan Dunhill, PT Bentol International Investama Tbk (RMBA) bisa menekan rugi bersih 42% yoy jadi Rp 312,32 miliar.

Sebaliknya, PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) mencatatkan pertumbuhan negatif pada pendapatan dan laba bersih.

Analis Samuel Sekuritas Yosua Zisokhi mengatakan, ada dua faktor memengaruhi pertumbuhan pendapatan dan laba bersih, yaitu peningkatan volume penjualan rokok dan kenaikan harga penjualan rata-rata rokok.

Dia bilang, volume penjualan rokok nasional naik 2,1% sepanjang semester I-2019.

"Perusahaan rokok juga mulai berani menaikkan harga jual. Kenaikannya variatif mulai dari 3%–9%," jelas dia.

Sementara itu, kenaikan laba bersih hanya mengikuti kenaikan dari pendapatan.

Yosua melihat, beban perusahaan rokok cukup stabil pada paruh pertama 2019.

Jika diperinci, penjualan sigaret kretek tangan (SKT) HMSP turun 4% yoy menjadi Rp 8,9 triliun. Sebaliknya, SKT GGRM naik 4% yoy jadi Rp 3,79 triliun.

Menurut Yosua, hal ini disebabkan harga SKT HMSP lebih mahal dari SKT GGRM.

"Maka cukup wajar jika konsumen, yang concern dengan harga, lebih memilih brand lain," kata dia.

HMSP juga mengembangkan segmen SKM dengan kandungan tar tinggi karena konsumsinya terus tumbuh lima tahun terakhir.

Bagikan

Berita Terbaru

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun
| Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13 WIB

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun

Korporasi masih wait and see dan mereka mash punya simpanan internal atau dana internal. Rumah tangga juga menahan diri mengambl kredit konsumsi.

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:46 WIB

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?

Meningkatnya porsi saham publik pasca-rights issue membuka lebar peluang PANI untuk masuk ke indeks global bergengsi seperti MSCI.

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:28 WIB

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?

Analisis mendalam prospek saham BMRI dan BBRI di tengah pembagian dividen. Prediksi penguatan di 2026 didukung fundamental solid.

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:25 WIB

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways

Memasuki tahun 2026, pasar energi diprediksi akan berada dalam fase moderasi dan stabilisasi, harga minyak mentah cenderung tetap sideways.

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:20 WIB

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini

Risiko lanjutan aksi profit taking masih membayangi pergerakan indeks. Ditambah kurs rupiah melemah, menjebol level Rp 16.700 sejak pekan lalu. ​

IHSG Berpeluang Melemah Jelang Libur Natal
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:15 WIB

IHSG Berpeluang Melemah Jelang Libur Natal

Pemicu pelemahan IHSG adalah tekanan pada saham-saham berkapitalisasi pasar besar dan aksi ambil untung (profit taking) investor.

SSIA Bisa Lebih Stabil Tahun Depan
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:10 WIB

SSIA Bisa Lebih Stabil Tahun Depan

Ruang pemulihan kinerja PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mulai terbuka, ditopang pengakuan awal penjualan lahan Subang Smartpolitan, 

Peta Bank Syariah 2026 Berubah, Cek Rekomendasi Saham BRIS & BTPS Pasca Hadirnya BSN
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:59 WIB

Peta Bank Syariah 2026 Berubah, Cek Rekomendasi Saham BRIS & BTPS Pasca Hadirnya BSN

Bank Syariah Nasional langsung merangsek ke posisi dua dari sisi aset dan membawa DNA pembiayaan properti.

Pesta Pora Asing di Saham BUMI, Blackrock hingga Vanguard Ramai-Ramai Serok Barang
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:34 WIB

Pesta Pora Asing di Saham BUMI, Blackrock hingga Vanguard Ramai-Ramai Serok Barang

Investor institusi global seperti Blackrock dan Vanguard mengakumulasi saham BUMI. Simak rekomendasi analis dan target harga terbarunya.

Sederet Tantangan Industri Manufaktur pada 2026
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:20 WIB

Sederet Tantangan Industri Manufaktur pada 2026

Kadin melihat sektor manufaktur tetap menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia pada tahun 2026,

INDEKS BERITA