Penerbitan Obligasi Korporasi Sepanjang Semester I-2019 Merosot

Rabu, 17 Juli 2019 | 05:30 WIB
Penerbitan Obligasi Korporasi Sepanjang Semester I-2019 Merosot
[]
Reporter: Dimas Andi | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan surat utang korporasi cenderung melambat di semester satu lalu. Namun, para pengamat optimistis penerbitan di semester kedua lebih baik seiring sentimen-sentimen positif di pasar obligasi domestik.

Berdasarkan data PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), nilai penerbitan surat utang korporasi hingga akhir semester I-2019 tercatat sebesar Rp 59,22 triliun. Jumlah tersebut masih jauh dari capaian penerbitan surat utang korporasi di periode yang sama tahun lalu, yakni mencapai Rp 76,25 triliun.

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, institusi keuangan masih mendominasi angka penerbitan surat utang korporasi, yaitu sebesar Rp 36,62 triliun. Kemudian sisa nilai penerbitan sebesar Rp 22,60 triliun berasal dari perusahaan non institusi keuangan.

Direktur Utama Pefindo Salyadi Saputra mengatakan, perlambatan penerbitan surat utang korporasi sebenarnya sudah terjadi pada semester II-2018. Saat itu, bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserves cukup agresif menaikkan suku bunga acuan AS.

Imbasnya Bank Indonesia juga mengerek bunga acuan di dalam negeri. "Jadi, tahun lalu pun penerbitan surat utang korporasi lebih ramai di semester pertama," kata dia ke Kontan, Selasa (16/7).

Namun, ia menganggap nilai penerbitan surat utang korporasi di enam bulan pertama tahun ini bukan suatu capaian yang buruk. Pasalnya, jumlah emiten yang menerbitkan instrumen ini tumbuh signifikan sebanyak 33 emiten, atau sudah lebih dari 50% dari capaian di tahun lalu sebanyak 54 emiten.

Menurut Salyadi, ada kemungkinan beberapa korporasi telah priced in dengan kondisi suku bunga acuan tinggi tahun ini. Tapi, mempertimbangkan pembengkakan beban bunga dan keberadaan pemilu, perusahaan cenderung mengurangi nilai penerbitan surat utangnya.

Tak hanya itu, porsi penerbitan baru surat utang korporasi di paruh pertama tahun ini untuk peringkat AAA mencapai 53,9%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan perolehan di akhir tahun lalu yang hanya 45%..

Di sisi lain, Salyadi masih percaya penerbitan surat utang korporasi bakal lebih marak pada semester kedua. Hal ini tak lepas dari ekspektasi penurunan suku bunga acuan yang kian besar. Pemilu juga telah usai.

Tak heran, Pefindo menargetkan penerbitan surat utang korporasi hingga akhir tahun nanti bisa mencapai Rp 135 triliun. Angka ini lebih tinggi ketimbang tahun lalu yang sebesar Rp 132 triliun.

Optimisme tersebut diperkuat pula oleh perolehan mandat pemeringkatan obligasi yang diterima Pefindo, yakni sebesar Rp 37,12 triliun, per 30 Juni lalu. Mandat tersebut diharapkan dapat terealisasikan dalam dua hingga tiga bulan ke depan.

Senada, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto menilai, penurunan suku bunga acuan kelak akan mengurangi cost of fund perusahaan yang menerbitkan surat utang.

Apalagi, yield surat utang negara (SUN) sudah mengalami tren penurunan sebelum suku bunga acuan benar-benar terpangkas. Dengan sentimen seperti itu, seharusnya kupon surat utang korporasi juga ikut turun.

Dari situ diharapkan emiten-emiten akan lebih agresif menerbitkan surat utang korporasi di sisa tahun ini, terutama BUMN yang kerap merilis surat utang bernilai jumbo. "Perusahaan BUMN biasanya menerbitkan surat utang dengan nilai di atas Rp 1 triliun dalam sekali kesempatan," terang Ramdhan.

Bagikan

Berita Terbaru

Multifinance Redam Risiko Lonjakan NPF
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:20 WIB

Multifinance Redam Risiko Lonjakan NPF

Industri pembiayaan mengantisipasi tradisi kenaikan kredit macet yang biasanya terjadi pada momen liburan akhir tahun.

Trafik Jalan Tol Regional Jasa Marga Menanjak
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:16 WIB

Trafik Jalan Tol Regional Jasa Marga Menanjak

Volume lalu lintas tercatat mencapai 2.033.534 kendaraan, tumbuh 7,42% dibandingkan kondisi normal yang berada pada angka 1.893.017 kendaraan.

Beragam Instansi Menyokong Kopdes Merah Putih
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:13 WIB

Beragam Instansi Menyokong Kopdes Merah Putih

Melalui konsolidasi kebijakan, data dan program lintas kementerian, Kemenkop berharap koperasi kembali menjadi pilar utama ekonomi kerakyatan

Dana Bencana Tak Ganggu Bujet MBG
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:10 WIB

Dana Bencana Tak Ganggu Bujet MBG

Tidak ada relokasi anggaran, termasuk memindahkan anggaran program makan bergizi gratis (MBG) untuk penanggulangan bencana.

UMP Naik, Upah Riil Pekerja Masih Tergerus
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:07 WIB

UMP Naik, Upah Riil Pekerja Masih Tergerus

Kontraksi upah riil menunjukkan fondasi perekonomian di dalam negeri masih rentan, sehingga daya beli buruh masih rendah

Beratnya Penugasan di Masa Jokowi Membayangi Arah Emiten BUMN di Tahun 2026
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:05 WIB

Beratnya Penugasan di Masa Jokowi Membayangi Arah Emiten BUMN di Tahun 2026

Pasar masih trauma dengan beratnya penugasan emiten BUMN di masa Joko Widodo. Seperti proyek infrastruktur dan penugasan lain. 

ASDP Catat Pemanfaatan Kuota Ferry Masih Longgar
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:02 WIB

ASDP Catat Pemanfaatan Kuota Ferry Masih Longgar

Tingkat pemanfaatan kuota tiket lintasan Jawa–Sumatra dan Jawa–Bali hingga Hari Natal tercatat baru mencapai sekitar 31,83%

Pelita Air Mendatangkan Lagi Airbus A320
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:58 WIB

Pelita Air Mendatangkan Lagi Airbus A320

Kspansi armada ini sejalan dengan misi perusahaan untuk memperluas akses bagi masyarakat dalam menikmati pengalaman terbang yang aman,

APBN jadi Tumpuan yang Efektivitasnya Dipersoalkan
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:54 WIB

APBN jadi Tumpuan yang Efektivitasnya Dipersoalkan

Pengelolaan fiskal masih akan menghadapi ujian berat sehingga efektivitas APBN dalam menopang ekonomi kembali dipertanyakan

Phapros (PEHA) Garap Produk Terapi Khusus Pria Dewasa
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:52 WIB

Phapros (PEHA) Garap Produk Terapi Khusus Pria Dewasa

Berbeda dengan produk lain, PEHA meluncurkan sediaan dalam bentuk oral dissolving film (ODF) atau selaput tipis yang larut di mulut tanpa air.

INDEKS BERITA

Terpopuler