Penerbitan Surat Utang Multifinance Masih Sepi

Jumat, 21 Februari 2025 | 06:35 WIB
Penerbitan Surat Utang Multifinance Masih Sepi
[ILUSTRASI. Pelayanan nasabah di Kantor CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) di Tangerang Selatan, Senin (13/1/2025). KONTAN/Baihaki/13/1/2025]
Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan surat utang oleh industri pembiayaan masih seret. Meski ada peluang untuk mencetak angka yang lebih besar, namun sederet tantangan bisa membatasi prospek penerbitan obligasi oleh perusahaan leasing pada tahun ini.

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat penerbitan surat utang multifinance sepanjang 2024 mencapai Rp 30,92 triliun alias turun 5,64% dari tahun sebelumnya.

Bahkan pada awal 2025, Fixed Income Analyst Pefindo Ahmad Nasrudin menyebut tren penerbitan obligasi multifinance masih terbilang sepi karena hanya mencapai sekitar Rp 800 miliar per Januari.

Baca Juga: Peluang Pasar Kartu Kredit Non Bank Masih Longgar

Sebenarnya, Ahmad bilang potensi surat utang yang dirilis industri pembiayaan untuk membanjiri pasar pada tahun ini terbilang besar. Karena akan ada obligasi multifinance sebesar Rp 30,6 triliun yang akan jatuh tempo. Itu setara 18,98% dari total surat utang korporasi yang jatuh tempo di 2025. Namun, puncak jatuh tempo obligasi multifinance baru terjadi pada kuartal-III.

Sayangnya leasing juga dihadapkan pada sederet tantangan. Misalnya biaya dana yang masih tinggi meski Bank Indonesia sudah beberapa kali memangkas suku bunga acuan. Tantangan lain adalah dari persaingan dengan perbankan yang sama-sama tengah berburu dana di tengah isu likuiditas yang ketat.

Belum lagi pasokan surat berharga negara (SBN) pada tahun ini diprediksi akan besar didorong tingginya angka jatuh tempo. "Situasi ini berpotensi membebani harga surat utang dan akhirnya berdampak pada yield obligasi," kata Ahmad, Kamis (20/2).

Baca Juga: Kredit Mobil Bekas Masih Bakal Ngegas

Pantau pasar

Managing Director PT Mandala Multifinance Christel Lasmana juga mengakui hal serupa. Persaingan likuiditas membuat upaya menghimpun dana lewat surat utang makin menantang. "Karena itu, kami menghindari ketergantungan terhadap satu sumber pendanaan," kata Christiel.

Penerbitan obligasi disebut Christiel masih ada dalam rencana perusahaan. Namun, penerbitan itu akan disesuaikan dengan target pendanaan hingga kondisi pasar.

Sementara itu, Presiden Direktur PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) Ristiawan Suherman menyebut penerbitan surat utang tetap menjadi salah strategi perusahaannya untuk menggalang pendanaan pada tahun ini.

Baca Juga: Genjot Pembiayaan Syariah, Multifinance Pilih Diversifikasi Pasar

Salah satunya dengan merilis sukuk karena dinilai masih menarik bagi investor. Oleh karena itu, CNAF siap menerbitkan sukuk pada kuartal I-2025 sebesar Rp 1,6 triliun. Minat investor ini, kata Ristiawan tercermin dari hasil book building yang mengalami  kelebihan permintaan 4,3 kali.  

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Pasar SBN Ramai, Volume Transaksi Melonjak 58% di Tahun 2025
| Rabu, 16 April 2025 | 13:50 WIB

Pasar SBN Ramai, Volume Transaksi Melonjak 58% di Tahun 2025

Menurut data DJPPR Kemenkeu, volume transaksi harian rata-rata SBN acuan sejak awal tahun 2025 hingga 15 April sebesar Rp 14,26 triliun.

Tarif Trump Membalikkan Ekonomi Dunia
| Rabu, 16 April 2025 | 09:29 WIB

Tarif Trump Membalikkan Ekonomi Dunia

Negara kecil tidak akan mampu untuk memasok semua kebutuhan pokoknya dengan efisien. Mereka harus bermitra dengan negara yang jauh lebih besar.

FOMO Emas
| Rabu, 16 April 2025 | 09:16 WIB

FOMO Emas

Masyarakat harus kritis dan meningkatkan literasi agar terhindar dari aksi penipuan dan kerugian dalam berinvestasi emas.

Meski Naik di Maret, Cadangan Devisa Berpotensi Tergerus Memasuki Kuartal II 2025
| Rabu, 16 April 2025 | 08:52 WIB

Meski Naik di Maret, Cadangan Devisa Berpotensi Tergerus Memasuki Kuartal II 2025

Ekspor yang berpotensi tertekan, musim pembagian dividen, dan ongkos untuk mengintervensi rupiah jadi faktor penggerus cadangan devisa.

Profit 33,61% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melonjak Lagi (16 April 2025)
| Rabu, 16 April 2025 | 08:39 WIB

Profit 33,61% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melonjak Lagi (16 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (16 April 2025) 1 gram Rp 1.916.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33,61% jika menjual hari ini.

Di Tengah Proyeksi Kinerja Konservatif, MTEL Tetap Incar Peluang Merger dan Akuisisi
| Rabu, 16 April 2025 | 08:27 WIB

Di Tengah Proyeksi Kinerja Konservatif, MTEL Tetap Incar Peluang Merger dan Akuisisi

Dari total capex Rp 5,3 triliun yang dianggarkan MTEL di 2025, Rp 2 triliun di antaranya dialokasikan untuk merger dan akuisisi.​

Peta Big Caps Berubah, Bank Masih Unggul
| Rabu, 16 April 2025 | 08:10 WIB

Peta Big Caps Berubah, Bank Masih Unggul

Nilai kapitalisasi pasar saham (market captalization) dalam negeri menguap sekitar 11% sepanjang tahun ini

Direksi Ramai-Ramai Borong Saham Emiten
| Rabu, 16 April 2025 | 07:59 WIB

Direksi Ramai-Ramai Borong Saham Emiten

Di tengah volatilitas IHSG yang masih tinggi, sejumlah direksi emiten melakukan aksi pembelian saham dengan tujuan investasi.

Penurunan Penjualan Motor di Kuartal I bisa Berlanjut di Sepanjang 2025
| Rabu, 16 April 2025 | 07:54 WIB

Penurunan Penjualan Motor di Kuartal I bisa Berlanjut di Sepanjang 2025

Perusahaan pembiayaan lebih hati-hati dalam menyalurkan kredit lantaran daya beli masyarakat yang melemah seiring risiko yang meningkat.

Rupiah Masih Rentan Terkoreksi pada Rabu 16 April 2025
| Rabu, 16 April 2025 | 07:22 WIB

Rupiah Masih Rentan Terkoreksi pada Rabu 16 April 2025

 Melansir Bloomberg, rupiah di pasar spot turun 0,23% secara harian ke Rp 16.827 per dolar AS pada Kamis (15/4)

INDEKS BERITA

Terpopuler