Pengetatan Rampung?

Jumat, 05 Mei 2023 | 08:00 WIB
Pengetatan Rampung?
[]
Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve kemarin menaikkan suku bunga acuan lagi. Saat ini, Fed Funds Rate berada di 5%-5,25% yang merupakan level tertinggi sejak September 2007 atau dalam lebih dari 15 tahun terakhir. 

Bos The Fed mengindikasikan akan memberi jeda setelah kenaikan suku bunga total 475 bps sejak Maret 2022. The Fed menaikkan suku bunga terus menerus untuk mengerem inflasi yang sempat menyentuh level tertinggi dalam 40 tahun terakhir. 

Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan, bank sentral masih memandang inflasi terlalu tinggi. Dia menyebut, terlalu dini untuk mengatakan bahwa siklus kenaikan suku bunga telah berakhir.

Jeda pengetatan ini terjadi di tengah kasus bank regional AS. Selain itu, pemerintah AS juga menghadapi potensi default. Meski hambatan tersebut sudah terasa sejak bulan, lalu, bank sentral AS hati-hati dalam menyetop kenaikan suku bunga. 

Pasalnya, tujuan utama kenaikan suku bunga AS adalah menangkal inflasi tinggi. Potensi default pemerintah AS bisa memicu langkah pengucuran dollar ke pemerintah AS yang akhirnya akan beredar di pasar. Penambahan uang beredar ini pada akhirnya berpeluang kembali menaikkan inflasi.

Oleh karena itu, Powell mengindikasikan jeda kenaikan suku bunga pada rapat selanjutnya, bukan penghentian kenaikan bunga sebagai antisipasi guncangan ekonomi AS.

Meski tidak berpengaruh secara langsung, sinyal kebijakan The Fed selanjutnya selalu ditunggu oleh pelaku pasar keuangan dan juga otoritas negara-negara lain.

AS masih menjadi benchmark atau acuan pasar keuangan global sehingga pergerakan suku bunga Paman Sam akan berpengaruh terutama untuk surat utang, termasuk surat utang negara (SUN). 

Jeda kenaikan suku bunga The Fed membawa kelegaan bagi negara-negara yang sudah tidak menghadapi inflasi tinggi. Sehingga tidak ada kebutuhan untuk mengikuti kenaikan bunga The Fed hanya untuk menahan arus dana keluar.

Para pengamat justru meramalkan sejumlah negara bakal mulai menurunkan suku bunga acuan, termasuk Indonesia. Bahkan, target inflasi Bank Indonesia (BI) bisa tercapai lebih cepat ketimbang prediksi awal.

Tetapi jangan lupa, tahun depan adalah tahun pemilu. Sehingga uang beredar di dalam negeri akan meningkat dan bisa kembali memicu inflasi. Artinya, harapan suku bunga turun masih sulit.

Bagikan

Berita Terbaru

Penurunan Cadangan Devisa Paling Tajam Kedua Dalam 5 Tahun Terakhir
| Jumat, 09 Mei 2025 | 14:40 WIB

Penurunan Cadangan Devisa Paling Tajam Kedua Dalam 5 Tahun Terakhir

Cadangan devisa ambles US$ 4,6 miliar dibanding posisi pada akhir bulan sebelumnya yang tercatat sebesar US$ 157,1 miliar.

Profit 35,91% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambles Dalam (9 Mei 2025)
| Jumat, 09 Mei 2025 | 09:20 WIB

Profit 35,91% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambles Dalam (9 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (9 Mei 2025) 1 gram Rp 1.926.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 35,91% jika menjual hari ini.

Permintaan Semen Lebih Sepi, Penjualan INTP Tertekan
| Jumat, 09 Mei 2025 | 07:35 WIB

Permintaan Semen Lebih Sepi, Penjualan INTP Tertekan

Penjualan semen INTP di pasar domestik turun 4,2% year on year (yoy) menjadi 4,29 juta ton pada kuartal I-2025

Bursa Hadirkan Penyedia Likuiditas
| Jumat, 09 Mei 2025 | 07:32 WIB

Bursa Hadirkan Penyedia Likuiditas

Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi membuka pendaftaran bagi anggota bursa (AB) yang berminat menjadi Liquidity Provider Saham. 

Pleidoi Kedaulatan Keuangan Kita
| Jumat, 09 Mei 2025 | 07:11 WIB

Pleidoi Kedaulatan Keuangan Kita

Dalam dunia yang saling terhubung saat ini, menegaskan kedaulatan tidak berarti mundur dari kerja sama global.

Sederet Investor Asing yang Borong Saham GOTO di Tengah Rumor Akuisisi oleh Grab
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:59 WIB

Sederet Investor Asing yang Borong Saham GOTO di Tengah Rumor Akuisisi oleh Grab

Rumor merger dan akuisisi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) oleh Grab telah berembus, setidaknya sejak Februari 2020.

Inklusi dan Literasi
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:55 WIB

Inklusi dan Literasi

Gap antara literasi dan inklusi harus terus diperkecil agar tercipta pasar keuangan yang benar-benar berkualitas.

Pemerintah Kerja Berat Kejar Target PNBP
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:28 WIB

Pemerintah Kerja Berat Kejar Target PNBP

Kinerja PNBP yang terkontraksi di awl tahun ini dan potensi kehilangan penerimaan negara daridividen BUMN memperbear pencapaian target PNBP 2025

Masih Ada Risiko  Tekanan Cadangan Devisa
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:24 WIB

Masih Ada Risiko Tekanan Cadangan Devisa

Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi cadangan devisa akhir April 2025 turun US$ 4,6 miliar menjadi US$ 152,5 miliar

Awas! Danantara Salah Langkah, Rating Utang Ambles
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:13 WIB

Awas! Danantara Salah Langkah, Rating Utang Ambles

Jika tidak dikelola secara hati-hati, Danantara kelak bisa menjadi sumber risiko besar bagi keuangan negara

INDEKS BERITA

Terpopuler