Penguatan Rupiah Tak Berdampak Signifikan Bagi Emiten Tekstil

Sabtu, 20 Juli 2019 | 06:40 WIB
Penguatan Rupiah Tak Berdampak Signifikan Bagi Emiten Tekstil
[]
Reporter: Nur Qolbi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah menguat sepanjang tahun ini. Bagi emiten tekstil dan garmen yang berorientasi ekspor, ini berpotensi menjadi efek buruk. Kurs spot rupiah, Jumat (19/7), menguat 0,16% jadi Rp 13.938 per dollar AS. Sedangkan sepanjang tahun ini, rupiah menguat 3,14%.

Meski begitu, emiten tekstil sudah menyiapkan strategi agar penguatan rupiah tak menggerus kinerja. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) misalnya, mengaku telah memperhitungkan nilai tukar dollar AS secara tahunan.

Menurut Direktur Utama SRIL Iwan Setiawan Lukminto, pelemahan dollar AS tidak berdampak signifikan pada kinerja perusahaan. Ini karena adanya natural hedging, yakni penyeimbangan antara pemasukan dan pengeluaran berdenominasi dollar AS.

"Ada beban bunga bank dan pembelian bahan-bahan mentah menggunakan dollar AS," kata Iwan kepada KONTAN, Jumat (19/7). Hingga 2018, penjualan ekspor menyumbang 60,3% dari total penjualan SRIL, US$ 1,03 miliar.

Ke depan, SRIL berniat meningkatkan kontribusi ekspor menjadi 62%–65% dari total penjualan. Tujuan ekspor ke Amerika Serikat (AS). Sepanjang semester I-2019, penjualan SRIL ke AS dan Amerika Latin telah meningkat sekitar 3,2 kali lipat.

Iwan juga melihat, penguatan rupiah bisa menjadi sentimen positif untuk meningkatkan daya beli pasar domestik. Pasar domestik masih mengambil peran cukup besar dalam penjualan SRIL.

PT Pan Brothers Tbk (PBRX) juga telah mengantisipasi pergerakan kurs valuta asing. Head of Corporate Secretary PBRX Iswar Deni mengatakan, pelemahan dollar AS saat ini masih belum mempengaruhi kinerja perusahaan ini.

Pan Brothers menganggarkan kurs rupiah di Rp 13.500 per dollar AS. "Semua sudah diperhitungkan. Tidak akan berpengaruh," kata Iswar, Kamis (18/7).

Bahkan pelemahan kurs dollar AS bisa menguntungkan perseroan ini. Alasannya, pendanaan PBRX banyak dalam dollar AS, sehingga biaya dana yang dikeluarkan akan menjadi lebih murah.

Iswar masih optimistis target pertumbuhan pendapatan 10%–15% di 2019 akan tercapai. Tahun lalu, pendapatan PBRX mencapai US$ 611,37 juta.

Sepanjang tahun lalu, penjualan ekspor PBRX berkontribusi 95,9% pada pendapatan. Apalagi, menurut Iswar, pasar ekspor PBRX masih terus tumbuh, seiring dengan adanya kebijakan free trade area (FTA), perjanjian bilateral antara Indonesia dengan negara-negara lain, serta perang dagang AS-China.

Analis Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hady pun melihat pelemahan dollar AS di tahun ini tak terlalu dalam. Sehingga ia yakin emiten tekstil dapat mengantisipasi. "Emiten tekstil terpengaruh jika dollar AS ke Rp 9.000 atau naik ke Rp 16.000," kata dia.

Bagikan

Berita Terbaru

Australia Dorong Dana Pensiun Masuk Indonesia, Danantara Jadi Magnet Baru Investasi
| Selasa, 02 Desember 2025 | 22:29 WIB

Australia Dorong Dana Pensiun Masuk Indonesia, Danantara Jadi Magnet Baru Investasi

Dana pensiun Australia mulai investasi di ASEAN. Indonesia jadi magnet dengan PDB 40% kawasan. Peluang PPP & peran Danantara diulas.

Menakar Potensi Satu Lagi Saham Prajogo Pangestu (CDIA) Masuk ke MSCI
| Selasa, 02 Desember 2025 | 18:09 WIB

Menakar Potensi Satu Lagi Saham Prajogo Pangestu (CDIA) Masuk ke MSCI

Untuk masuk MSCI, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) membutuhkan free float market cap minimal US$ 1,8 miliar hingga US$ 2,0 miliar.

Valuasi Diskon dan Margin Membaik, Consumer Staples Naik Kelas Tahun Depan
| Selasa, 02 Desember 2025 | 13:00 WIB

Valuasi Diskon dan Margin Membaik, Consumer Staples Naik Kelas Tahun Depan

Sektor consumer staples terkini menunjukkan pemulihan daya beli yang lebih solid sejak kuartal III-2025. Belanja fiskal menjadi pendorong penting.

Saham STAR Disuspensi BEI, Secara Teknikal Sejatinya Masih Punya Tenaga Untuk Mendaki
| Selasa, 02 Desember 2025 | 08:43 WIB

Saham STAR Disuspensi BEI, Secara Teknikal Sejatinya Masih Punya Tenaga Untuk Mendaki

Baru dua hari keluar dari Papan Pemantauan Khusus, saham PT Buana Artha Anugerah Tbk (STAR) disuspensi BEI. 

Mengupas Teknikal dan Strategi Trading Saham Prajogo Pangestu, dari BREN Hingga CDIA
| Selasa, 02 Desember 2025 | 08:05 WIB

Mengupas Teknikal dan Strategi Trading Saham Prajogo Pangestu, dari BREN Hingga CDIA

Prospek saham Prajogo Pangestu di awal Desember 2025: BREN masuk MSCI, CUAN ekspansi energi, TPIA breakout.

Ellon Musk, Sang Jenius, Orang Kaya Calon Triliuner Pertama Dunia
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:34 WIB

Ellon Musk, Sang Jenius, Orang Kaya Calon Triliuner Pertama Dunia

Lewat Starlink, Musk memancarkan internet hingga ke pedalaman Afrika. Dengan Neuralink ia bercita-cita menghubungkan otak manusia dengan mesin.

Layanan Telekomunikasi di Sumatra Masih Terganggu
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:30 WIB

Layanan Telekomunikasi di Sumatra Masih Terganggu

Bencana banjir dan longsor tersebut mengakibatkan padamnya pasokan listrik di sejumlah wilayah.di Sumatra.

Genjot Pendapatan Non-Batubara, Bumi Resources (BUMI) Gencar Akuisisi
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:19 WIB

Genjot Pendapatan Non-Batubara, Bumi Resources (BUMI) Gencar Akuisisi

Pada 2031, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menargetkan bisa mencapai komposisi 50% antara pendapatan batubara dan non-batubara.

Ditopang Investor Domestik, Saham BUMI Tahan Banting di Tengah Aksi Jual Asing
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:17 WIB

Ditopang Investor Domestik, Saham BUMI Tahan Banting di Tengah Aksi Jual Asing

Saham BUMI didorong sentimen kuasi reorganisasi dan diversifikasi bisnis mineral. Analisis lengkap pendorong.

Lewat Private Placement, Garuda (GIAA) Dapat Tambahan Modal Dari Danantara
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:12 WIB

Lewat Private Placement, Garuda (GIAA) Dapat Tambahan Modal Dari Danantara

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berupaya memoles kondisi keuangannya. Terbaru, GIAA melakukan aksi penambahan modal melalui private placement.

INDEKS BERITA

Terpopuler