Penundaan Pengangkatan CASN & CPNS Memunculkan Beban Pengangguran Semu Selama 9 Bulan

Selasa, 18 Maret 2025 | 18:51 WIB
Penundaan Pengangkatan CASN & CPNS Memunculkan Beban Pengangguran Semu Selama 9 Bulan
[ILUSTRASI. Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi (kiri) bersama Menteri PANRB Rini Widyantini (kanan) tiba untuk menyampaikan keterangan terkait pengangkatan CASN dan PPPK di Kementerian PANRB, Jakarta, Senin (17/3/2025). Pemerintah memutuskan untuk mempercepat pengangkatan CASN untuk formasi tahun 2024 yang diselesaikan paling lambat Juni 2025 dan PPPK paling lambat Oktober 2025. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/foc.]
Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan Pemerintah dan Komisi II DPR untuk menunda pengangkatan calon aparatur sipil negara (CASN) dan calon pegawai negeri sipil (CPNS) menimbulkan keresahan. Dalam keputusan yang dibuat oleh Pemerintah, CASN akan diangkat pada 1 Oktober 2025. Adapun Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) bakal diangkat pada 1 Maret 2026.

Padahal berdasarkan surat edaran Badan Kepegawaian Negara (BKN) Nomor 02/PANPEL.BKN/CPNS/IX/2024, penetapan Nomor Induk Pegawai (NIP) atau pengangkatan CPNS seharusnya dilakukan 22 Februari hingga 23 Maret 2025. Sementara peserta yang lolos PPPK 2024 tahap 1, dijadwalkan diangkat pada Februari 2025, dan tahap 2 pada Juli 2025. Adapun jumlah CASN dan CPNS yang diangkat juga mencapai ratusan ribu pegawai.

Dihubungi melalui media sosial, CPNS bernama Anita (27) asal Jember, Jawa Timur menceritakan kini harus menyambung hidup dengan berjualan makanan ringan di bulan Ramadan karena sudah resign dari kantor lamanya. "Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, aku dagang bersama ibu di depan masjid dekat rumah. Aku sudah resign dari kantor lama," terangnya kepada KONTAN, Jumat (14/3).

Anita memutuskan resign dari kantor konsultan hukum saat menerima kelulusan seleksi CPNS pada awal tahun 2025. Namun, pengangkatan CASN yang ditunda oleh Pemerintah membuatnya harus mencari penghasilan sampai dirinya mendapatkan pekerjaan lagi.

Baca Juga: Penundaan Pengangkatan ASN Bisa Mengusik Daya Beli

"Rencanaku jadi berantakan, karena seharusnya saat ini sedang mempersiapkan diri untuk pindah penempatan di Jakarta. Tapi masih harus fokus cari penghasilan tambahan di rumah," kata dia.

Kisah Sadewa (27) lebih baik dibandingkan Anita karena status karyawannya dapat diperpanjang oleh perusahaan tempatnya bekerja saat dia mengajukan resign pada Maret 2025. Jika pengangkatan CASN masih berjalan sesuai dengan jadwal, seharusnya Sadewa sudah mulai bekerja di kantor Kementerian Keuangan pada April atau Mei mendatang.

"Setelah mendengar kabar penundaan pengangkatan, Saya segera menghubungi atasan saya agar status saya bisa di-extend. Untungnya, perusahaan saya masih bisa memperpanjang status karyawan tetap saya hingga April 2025," urainya.

Sadewa melanjutkan, setelah April ada kemungkinan masih bisa menjadi freelance di perusahaan lamanya di Jakarta.

Dia juga mempertanyakan apa urgensi Pemerintah mengangkat CPNS menjadi Oktober 2025. Menurutnya, masing-masing instansi memiliki kebutuhan pegawai tersendiri dan dengan tanggal TMT yang berbeda satu sama lain.

"Jadi, kebijakan Terhitung Mulai Tanggal (TMT) yang diserentakkan ini juga merugikan bagi Kementerian dan atau lembaga yang memang membutuhkan tambahan pegawai secepatnya," tandas Sadewa.

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Business Insight

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Bagikan

Berita Terbaru

Tarif Trump Membalikkan Ekonomi Dunia
| Rabu, 16 April 2025 | 09:29 WIB

Tarif Trump Membalikkan Ekonomi Dunia

Negara kecil tidak akan mampu untuk memasok semua kebutuhan pokoknya dengan efisien. Mereka harus bermitra dengan negara yang jauh lebih besar.

FOMO Emas
| Rabu, 16 April 2025 | 09:16 WIB

FOMO Emas

Masyarakat harus kritis dan meningkatkan literasi agar terhindar dari aksi penipuan dan kerugian dalam berinvestasi emas.

Meski Naik di Maret, Cadangan Devisa Berpotensi Tergerus Memasuki Kuartal II 2025
| Rabu, 16 April 2025 | 08:52 WIB

Meski Naik di Maret, Cadangan Devisa Berpotensi Tergerus Memasuki Kuartal II 2025

Ekspor yang berpotensi tertekan, musim pembagian dividen, dan ongkos untuk mengintervensi rupiah jadi faktor penggerus cadangan devisa.

Profit 33,61% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melonjak Lagi (16 April 2025)
| Rabu, 16 April 2025 | 08:39 WIB

Profit 33,61% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melonjak Lagi (16 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (16 April 2025) 1 gram Rp 1.916.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33,61% jika menjual hari ini.

Di Tengah Proyeksi Kinerja Konservatif, MTEL Tetap Incar Peluang Merger dan Akuisisi
| Rabu, 16 April 2025 | 08:27 WIB

Di Tengah Proyeksi Kinerja Konservatif, MTEL Tetap Incar Peluang Merger dan Akuisisi

Dari total capex Rp 5,3 triliun yang dianggarkan MTEL di 2025, Rp 2 triliun di antaranya dialokasikan untuk merger dan akuisisi.​

Peta Big Caps Berubah, Bank Masih Unggul
| Rabu, 16 April 2025 | 08:10 WIB

Peta Big Caps Berubah, Bank Masih Unggul

Nilai kapitalisasi pasar saham (market captalization) dalam negeri menguap sekitar 11% sepanjang tahun ini

Direksi Ramai-Ramai Borong Saham Emiten
| Rabu, 16 April 2025 | 07:59 WIB

Direksi Ramai-Ramai Borong Saham Emiten

Di tengah volatilitas IHSG yang masih tinggi, sejumlah direksi emiten melakukan aksi pembelian saham dengan tujuan investasi.

Penurunan Penjualan Motor di Kuartal I bisa Berlanjut di Sepanjang 2025
| Rabu, 16 April 2025 | 07:54 WIB

Penurunan Penjualan Motor di Kuartal I bisa Berlanjut di Sepanjang 2025

Perusahaan pembiayaan lebih hati-hati dalam menyalurkan kredit lantaran daya beli masyarakat yang melemah seiring risiko yang meningkat.

Rupiah Masih Rentan Terkoreksi pada Rabu 16 April 2025
| Rabu, 16 April 2025 | 07:22 WIB

Rupiah Masih Rentan Terkoreksi pada Rabu 16 April 2025

 Melansir Bloomberg, rupiah di pasar spot turun 0,23% secara harian ke Rp 16.827 per dolar AS pada Kamis (15/4)

Penguatan Aset Kripto Masih Rapuh
| Rabu, 16 April 2025 | 07:19 WIB

Penguatan Aset Kripto Masih Rapuh

Investor kembali mengoleksi aset berisiko seperti kripto, seiring Presiden AS Donald Trump menangguhkan sementara sejumlah kebijakan tarif.

INDEKS BERITA

Terpopuler