Penurunan Nilai Aset Tuaspring Membuat Hyflux Rugi S$ 1,1 Miliar

Rabu, 06 Maret 2019 | 21:23 WIB
Penurunan Nilai Aset Tuaspring Membuat Hyflux Rugi S$ 1,1 Miliar
[]
Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Perusahaan pengolahan air yang diminati Grup Medco dan Salim, Hyflux Ltd mencatat kinerja buruk. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Singapura ini mengalami kerugian bersih sebesar S$ 1,1 miliar hingga 30 September 2018. 

Kerugian ini disebabkan penurunan nilai sebesar S$ 916 juta pada aset terbesarnya, Tuaspring. Angka ini dirilis pada akhir pekan lalu, dalam laporannya ke Pengadilan Singapura. Ini merupakan pertama kalinya perusahaan itu merilis angka keuangan sejak mengajukan moratorium sejak Mei 2018 silam. 

Setelah diberikan penangguhan utang, Hyflux memang mendapatkan ekstensi dari Bursa Efek Singapore sebanyak dua kali untuk pelaporan keuangannya. Mengutip Channel News Asia, kerugian penurunan nilai S$ 916 juta terutama disebabkan dengan kerugian penurunan nilai yang timbul dari penilaian Tuaspring dan penurunan nilai piutang untuk proyek yang telah diselesaikan sebelumnya.

Tuaspring Integrated Water and Power Plant merupakan aset tunggal terbesar Hyflux. Pabrik ini merupakan bagian dari klasifikasi aset "dimiliki untuk dijual". Pada akhir Maret 2018, aset-aset ini memiliki nilai US$ 1,47 miliar. Dalam pernyataan tertulis ke pengadilan yang diajukan Juni lalu, CEO Hyflux Olivia Lum mengatakan, bahwa pabrik Tuaspring memiliki nilai buku sebesar US$ 1,3 miliar. Namun per akhir September 2018, nilai aset yang dimiliki untuk dijual mencapai S$ 651 juta, atau lebih rendah S$ 824 juta. 

Mengutip Strait Times, penilaian ini berdasarkan pada studi pasar terbaru yang dilakukan oleh K4K Training & Advisory SL, konsultan yang sama yang melakukan studi pasar serupa pada tahun 2016 silam. Pandangan yang diambil dalam studi pasar terbaru ini berbeda secara signifikan dibandingkan pada 2016, sebab ada kerugian di pasar kelistrikan dalam beberapa tahun terakhir, dan proyeksi yang lebih rendah untuk periode konsesi yang tersisa. 

David Gerald, presiden Asosiasi Investor Sekuritas (Singapura) atau SIAS mengatakan, penyisihan penurunan nilai ini mencerminkan "nilai sebenarnya" dari aset Hyflux di tengah pelaksanaan restrukturisasi.

Penurunan nilai tersebut telah membuat Grup Hyflux memiliki kewajiban bersih $ 136 juta. Ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut bangkrut. "Hyflux akan menjadi tidak bernilai jika tidak ada restrukturisasi yang dilakukan," ujar Gerald. 

Namun, menurut perhitungan pro forma grup, jika kreditur menyetujui haricut di bawah skema restrukturisasi yang diusulkan, Hyflux bisa kembali ke posisi aset bersih sebesar S$ 1,1 miliar. Gerald menambahkan, hal ini berarti perusahaan masih berpeluang memiliki nilai positif pasca restrukturisasi. 

Pasca restrukturisasi, aset berwujud bersih (NTA) pro-forma Hyflux akan menjadi 4,2 sen Singapura, berdasarkan NTA sebesar S$ 815,3 juta yang didistribusikan di seluruh basis saham yang diperbesar setelah injeksi ekuitas dan berbagai pertukaran utang-untuk-ekuitas.

Grup Salim dan Grup Medco sebelumnya telah setuju untuk memberikan suntikan ekuitas kepada Hyflux senilai S$ 400 juta sebagai imbalan 60% saham perusahaan usai restrukturisasi. Secara efektif, Salim-Medco membeli Hyflux dengan harga 3,4 sen per saham.

Jika kesepakatan Salim-Medco tercapai, pemegang surat utang Hyflux dan pemberi pinjaman senior tanpa jaminan akan dibersihkan dari neraca. Pemegang saham perpetual dan preference akan memiliki S$ 900 juta yang ditukar dengan S$ 27 juta dalam bentuk tunai dan S$ 69,2 juta saham, dengan asumsi bahwa saham dihargai masing-masing 3,4 sen.

Hyflux akan mengadakan pertemuan balai kota putaran ketiga dengan kreditur ritel pada 13 Maret untuk membahas skema restrukturisasi. Pada pertemuan skema pada 5 April, kreditur akan memutuskan apakah Hyflux harus direstrukturisasi atau dilikuidasi.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Surono Subekti Masuk Daftar Pemegang Saham Brigit Biofarmaka di Tengah Koreksi Harga
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 16:30 WIB

Surono Subekti Masuk Daftar Pemegang Saham Brigit Biofarmaka di Tengah Koreksi Harga

Surono menjadi satu-satunya pemegang saham individu di luar afiliasi dan manajemen yang punya saham OBAT lebih dari 5%.

Menengok Portofolio Grup Djarum yang Baru Masuk ke Saham RS Hermina (HEAL)
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 15:00 WIB

Menengok Portofolio Grup Djarum yang Baru Masuk ke Saham RS Hermina (HEAL)

Grup Djarum pada 25 Juni 2025 mencaplok 3,63% PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), emiten yang mengelola jaringan Rumah Sakit Hermina.

Kinerjanya Paling Bontot di ASEAN Pada 23-26 Juni, Gimana Prospek IHSG Ke Depan?
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 15:00 WIB

Kinerjanya Paling Bontot di ASEAN Pada 23-26 Juni, Gimana Prospek IHSG Ke Depan?

Tercapainya gencatan senjata antara Israel dan Iran, bisa berimbas pada meningkatkan risk appetite investor atas aset berisiko di emerging markets

Ada Normalisasi Permintaan, Serapan Semen Nasional Melemah per Mei 2025
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 14:13 WIB

Ada Normalisasi Permintaan, Serapan Semen Nasional Melemah per Mei 2025

Volume penjualan semen domestik pada lima bulan pertama tahun 2025 turun 2,1% year on year (YoY) menjadi 22,27 ton.

Pabrik Baterai EV Terintegrasi Pertama Berdiri Akhir Juni , Ini Mereka yang Terlibat
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 13:26 WIB

Pabrik Baterai EV Terintegrasi Pertama Berdiri Akhir Juni , Ini Mereka yang Terlibat

Indonesia akan memiliki pabrik baterai EV pertama pada akhir Juni 2026 ini. Selain China, sejumlah perusahaan lokal terlibat. Ini detailnya.

Dugaan Korupsi Pengadaan EDC BRI, Oknum Rekanannya Juga Tersandung di Kasus Pertamina
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 08:22 WIB

Dugaan Korupsi Pengadaan EDC BRI, Oknum Rekanannya Juga Tersandung di Kasus Pertamina

PT Pasifik Cipta Solusi (PCS) dalam situs webnya mengaku sebagai partner BRI sejak tahun 2020 dalam pengadaan mesin EDC agen BRILink.

Waspada Risiko Kontraksi Setoran Pajak
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 07:21 WIB

Waspada Risiko Kontraksi Setoran Pajak

Penerimaan pajak semester I-2025 berisiko terkontraksi 35%-40% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Wajib Pajak UMKM Masih Bisa Bebas PPh Final
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 07:01 WIB

Wajib Pajak UMKM Masih Bisa Bebas PPh Final

Ditjen Pajak menegaskan bahwa kebijakan PPh final usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tidak menambah beban pajak baru

Ada Hermanto Tanoko, Begini Prospek Emiten Merry Riana (MERI) Pasca IPO
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 06:51 WIB

Ada Hermanto Tanoko, Begini Prospek Emiten Merry Riana (MERI) Pasca IPO

Secara valuasi, harga saham IPO MERI masih tergolong wajar. Tapi, investor tetap harus mencermati fundamental perusahaan. 

Siap-siap Anggaran 2025 Jebol
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 06:50 WIB

Siap-siap Anggaran 2025 Jebol

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membuka peluang memperbesar penerbitan surat berharga negara (SBN) pada tahun ini

INDEKS BERITA

Terpopuler