Per Agustus 2025, Dana Kelolaan Reksadana Naik Rp 51 Triliun

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kelolaan reksadana mulai mengalami peningkatan dari bulan ke bulan. Di sepanjang tahun ini, ada kenaikan dana kelolaan sebesar Rp 51,34 triliun menjadi Rp 554,26 triliun pada Agustus 2025. Pertumbuhan ini sejalan dengan jumlah unit penyertaan reksadana yang bertambah 19,95 miliar menjadi 412,58 miliar.
Vice President Infovesta Utama, Wawan Hendrayana, mengatakan, kenaikan asset under management (AUM) ditopang jumlah investor ritel yang aktif membeli produk lewat bank maupun agen penjual efek reksa dana (APERD). "Institusi, termasuk asuransi mulai masuk. Tapi kalau saya lihat, yang paling besar justru dari produk yang dijual lewat bank," proyeksi dia.
Baca Juga: Manulife AM Dorong Dana Kelolaan Lewat Reksadana Pendapatan Tetap dan Saham
Selain itu dari nilai aset, pertumbuhan dana kelolaan juga ditopang peningkatan reksadana pendapatan tetap. Penurunan suku bunga menurut dia, menjadi katalis positif. Hingga Agustus 2025, AUM reksadana pendapatan tetap tumbuh 27,08% secara tahunan menjadi Rp 186,09 triliun. Wawan menyebut, sejak awal tahun tren ini sudah terlihat tapi di Agustus menjadi bulan dengan lonjakan tinggi, sekitar 11%-12%.
Reksadana pendapatan tetap
Pertumbuhan dana kelolaan ini juga tercermin dari kinerja sejumlah manajer investasi. PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) mencatat total AUM Rp 106 triliun per Agustus 2025. Dari jumlah tersebut, Rp 56,9 triliun berasal dari kontrak pengelolaan dana (KPD), sementara Rp 49,1 triliun dari reksa dana.
Chief Investment Officer Fixed Income MAMI, Ezra Nazula menjelaskan, secara total AUM MAMI naik 4% dibandingkan akhir Agustus 2024. Kenaikan AUM khusus reksa dana naik lebih tinggi, yakni 11% secara tahunan. Ia menambahkan, kenaikan AUM Manulife ditopang reksa dana pendapatan tetap yang masih diminati investor di tengah ketidakpastian global maupun domestik.
PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen (Batavia AM) juga berhasil mengerek AUM senilai Rp 34,92 triliun per Agustus 2025. Angka ini lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 33,63 triliun. Direktur Batavia AM, Eri Kusnadi mengatakan kontribusi terbesar terhadap AUM berasal dari produk pasar uang dan instrumen syariah efek luar negeri.
Presiden Direktur Batavia AM, Lilis Setiadi, menyebut dari sisi investor sekitar 57% AUM Batavia AM dari institusi seperti asuransi, dana pensiun, yayasan, dan korporasi, sementara sisanya berasal dari investor ritel 43%.
Baca Juga: Reksadana Pendapatan Tetap Jadi Primadona untuk Investasi Sisa Tahun 2025