Perang Dagang Hingga Barang Selundupan Bikin Kinerja Asia Pacific (MYTX) Tertekan

Kamis, 27 Juni 2019 | 07:59 WIB
Perang Dagang Hingga Barang Selundupan Bikin Kinerja Asia Pacific (MYTX) Tertekan
[]
Reporter: Agung Hidayat | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga kuartal pertama tahun ini, PT Asia Pacific Investama Tbk (MYTX) belum berhasil mencatatkan pertumbuhan positif. Hal ini tergambar dari penjualan dan laba yang tergerus signifikan.

Berdasarkan laporan keuangan kuartal I-2019, emiten tekstil itu mencatatkan penjualan Rp 486 miliar. Jumlah itu menurun 16,21% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 580 miliar.

Direktur PT Asia Pacific Investama Tbk, Carel Christanto Machmud, mengakui perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) turut mempengaruhi permintaan pasar tekstil dunia. Celakanya, produsen benang dan kain mentah ini juga menghadapi tantangan dari kenaikan upah minimum regional (UMR) dalam beberapa tahun terakhir.

Di sisi lain, tekanan juga datang dari membanjirnya produk impor di pasar lokal. "Kami juga harus berjuang terhadap masuknya barang impor ilegal, yang seharusnya dapat ditangani pemerintah," ujar Buntomi, Direktur MYTX di sela paparan publik perusahaan itu, Rabu (26/6)

Tak ayal, efek perang dagang dan perang tarif memaksa raksasa tekstil seperti China mencari pasar baru. Acap kali, menurut Buntomi, China menerobos pasar anyar tersebut, yang salah satunya ke Indonesia. "Kami tidak takut kalau impor yang masuk legal. Tapi kalau ilegal, pasti tidak bayar pajak pertambahan nilai (PPN). Sementara mereka bisa produksi murah dengan variasi produk yang banyak, ini menganggu pasar di sini," keluh dia.

Masuk ke hilir

Meski banyak mendapatkan tekanan, MYTX terus berupaya mencetak pertumbuhan yang ditargetkan sebesar 5% sepanjang pada tahun ini. Caranya, manajemen mendiversifikasi produk. Carel bilang, tantangan pasar ke depan ialah para pelanggan menyukai produk yang fast delivery. "Mungkin sudah waktunya kami melangkah ke industri hilir, dari benang langsung ke kain jadi," ungkap dia tanpa memerinci jenis produk baru.

Pada kuartal I-2019, MYTX masih meraih laba kotor Rp 2,8 miliar. Di periode sama tahun lalu, emiten ini mencetak rugi kotor Rp 13,71 miliar. Namun MYTX menderita kerugian bersih Rp 58 miliar di kuartal I-2019, naik 41% ketimbang kuartal I-2018 yang rugi Rp 41 miliar.

Dari sisi belanja, manajemen MYTX terpaksa memperketat ongkos produksi. Oleh karena itu, Asia Pacific terus melakukan berbagai cara agar mampu meningkatkan efisiensi permesinan. Carel mengatakan, pihaknya masih melakukan modernisasi mesin. "Bagaimana konsumsi listrik dapat diminimalkan dan efisiensi bertambah. Kami mengharapkan hal itu berdampak bagi kinerja," ungkap dia.

Untuk itu, sepanjang tahun ini Asia Pacific mengalokasikan belanja modal atawa capital expenditure (capex) hanya senilai US$ 15 juta, yang sebagian besar untuk penggantian mesin dan modernisasi lini produksi.

Di sepanjang 2018, Asia Pacific mencatatkan produksi benang 300.600 bal, atau meningkat 13,23% dibandingkan produksi 2017 yang sebanyak 265.490 bal. Sedangkan produksi kain mentah lembaran mencapai 24,19 juta meter.

Bagikan

Berita Terbaru

Mengejar Investasi untuk Mencapai Target Lifting
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:06 WIB

Mengejar Investasi untuk Mencapai Target Lifting

ESDM mencatat, realisasi lifting minyak hingga akhir November 2025 berada di kisaran 610.000 bph, naik dari capaian 2024 yang sekitar 580.000 bph.

Laju Saham Properti Masih Bisa Mendaki
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:05 WIB

Laju Saham Properti Masih Bisa Mendaki

Di sepanjang tahun 2025, kinerja saham emiten properti terus melaju. Alhasil, indeks saham emiten properti ikut terdongkrak.

Beragam Tantangan Mengadang Emas Hitam di Tahun Depan
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:01 WIB

Beragam Tantangan Mengadang Emas Hitam di Tahun Depan

Sektor mineral dan batubara turut menopang anggaran negara melalui setoran penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Prodia Widyahusada (PRDA) akan Ekspansi Jaringan ke Asia Tenggara
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:00 WIB

Prodia Widyahusada (PRDA) akan Ekspansi Jaringan ke Asia Tenggara

Fokus utama PRDA diarahkan pada pengembangan layanan kesehatan masa depan, terutama di bidang terapi regeneratif 

Strategi Telkom (TLKM): ARPU Stabil, Restrukturisasi Aset Demi Pertumbuhan
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:00 WIB

Strategi Telkom (TLKM): ARPU Stabil, Restrukturisasi Aset Demi Pertumbuhan

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) berfokus pada restrukturisasi bisnis dan efisiensi untuk menggenjot kinerja

Metrodata Electronics (MTDL) Mengembangkan Platform Kecerdasan Buatan (AI)
| Selasa, 30 Desember 2025 | 05:55 WIB

Metrodata Electronics (MTDL) Mengembangkan Platform Kecerdasan Buatan (AI)

Kehadiran platform Megarock akan memperkuat segmen solusi dan konsultasi PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL).

Perbaikan Jaringan Listrik & Komunikasi
| Selasa, 30 Desember 2025 | 05:53 WIB

Perbaikan Jaringan Listrik & Komunikasi

Pratikno menyebut pengiriman berbagai bantuan alat berat terus diperluas pengoperasiannya ke titik-titik terdampak.

YLKI: Usut Penyebab Kapal Putri Sakinah Tenggelam
| Selasa, 30 Desember 2025 | 05:50 WIB

YLKI: Usut Penyebab Kapal Putri Sakinah Tenggelam

YLKI menekankan, konsumen berhak mendapatkan informasi yang transparan mengenai kondisi cuaca sebelum keberangkatan.

Pasokan BBM Aman Menjelang Pergantian Tahun
| Selasa, 30 Desember 2025 | 05:47 WIB

Pasokan BBM Aman Menjelang Pergantian Tahun

Seluruh jenis BBM utama seperti solar, bensin RON 90 (Pertalite), RON 95 (Pertamax Turbo), hingga elpiji tersedia di atas batas minimum nasional

Agar Likuiditas Lancar, PTPP Mempercepat Divestasi Aset
| Selasa, 30 Desember 2025 | 05:45 WIB

Agar Likuiditas Lancar, PTPP Mempercepat Divestasi Aset

Di sepanjang tahun 2025, PTPP menargetkan pemasukan dari divestasi aset bisa mencapai Rp 3,06 triliun. 

INDEKS BERITA