Perang Dagang Menekan Kinerja Polychem (ADMG)

Selasa, 06 Agustus 2019 | 06:07 WIB
Perang Dagang Menekan Kinerja Polychem (ADMG)
[]
Reporter: Kenia Intan | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Enam bulan pertama tahun ini menjadi masa-masa berat bagi PT Polychem Indonesia Tbk.

Emiten berkode saham ADMG di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu mengalami kerugian akibat dampak perang dagang antara Amerika Serikat (AS) melawan Tiongkok.

Produk Polychem juga tidak mampu bersaing dengan produk impor yang membanjiri pasar dalam negeri.

Alhasil, pendapatan bersih mereka pada semester I-2019 tergerus hingga 35,05% year on year (yoy) menjadi US$ 118,54 juta.

Polychem Indonesia juga mencatatkan rugi bersih senilai US$ 10,29 juta.

Padahal di periode yang sama tahun lalu, perusahaan ini mampu mencatatkan keuntungan hingga US$ 9,79 juta.

Sekretaris Perusahaan PT Polychem Indonesia Tbk, Chandra Tjong membenarkan bahwa penurunan kinerja perusahaan disebabkan oleh efek perang dagang antara AS dan China.

Pasalnya terjadi selisih harga yang cukup jauh antara bahan baku ethylene dan harga jual produk monoethylene glicol (MEG).

Menurut catatannya, selisih harga sempat mencapai US$ 398 per ton atau sekitar 39,3% dari harga ethylene.

"Tertinggi selisihnya di bulan Februari 2019, dengan harga rata-rata Ethylene US$ 1012,5 per ton sedangkan harga MEG sebesar US$ 614,5 per ton," jelas Chandra kepada KONTAN, Senin (5/8).

Mengurangi kapasitas produksi

Nah, untuk mengantisipasi membengkaknya nilai kerugian tersebut, manajemen Polychem Indonesia memutuskan untuk mengurangi kapasitas produksi MEG.

Bahkan, pabrik chemical ADMG yang semula beroperasi dua plant saat ini hanya menjadi satu plant saja.

Chandra Tjong juga bilang, selain perang dagang, kondisi perusahaan juga dipersulit dengan impor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) yang membanjiri pasar dalam negeri.

Kebijakan Kementerian Perdagangan (Kemdag) melalui Permendag Nomor 64 Tahun 2017 itu memang membuka importir umum dalam mengimpor barang.

Hasilnya, menurut Chandra, impor tidak terkontrol melalui Pusat Logistik Berikat (PLB). Akibatnya, produk ADMG tidak terserap di pasar dalam negeri.

Untuk mengatasi kondisi tersebut, manajemen perusahaan ini berusaha menekan biaya produksi dengan peremajaan mesin, khususnya di pabrik polyester yang memproduksi Drawn Texturized Yarn (DTY).

Adapun mesin baru itu berkapasitas dua kali lipat dari mesin lama. Sementara, kapasitas produksi pabrik Polyester masih tetap sama.

Pinta Permendag dicabut

Akibat dari terdampaknya kinerja keuangan, ADMG juga turut mendukung Asosiasi Produsen Synthetic Fiber Indonesia (APSyFi) yang meminta dan mengimbau pemerintah untuk mencabut Permendag No 64 Tahun 2017 serta meninjau kembali kebijakan PLB.

"Selama perang dagang AS-China masih berlanjut dan pemerintah tidak segera mencabut Permendag No 64 tahun 2017, maka kondisi seperti ini akan terus berlanjut," ungkap Chandra.

Sebagai informasi, pendapatan Polychem Indonesia dari segmen polyester pada semester pertama tahun ini tercatat US$ 48,84 juta, turun 17% secara yoy.

Sementara dari segmen Ethilene Glycol dan Petrokimia berkontribusi US$ 69,69 juta, juga menyusut sampai 43,58% secara yoy.

Sebagai gambaran, sampai semester I-2019, total aset ADMG sebesar US$ 266,98 juta, menurun 4,8% dibandingkan posisi akhir tahun 2018 yang sebesar Rp 280,67 juta.

Perinciannya, aset lancar US$ 119,85 juta dan aset tidak lancar US$ 147,12 juta.

Sementara itu, nilai kewajiban ADMG hingga separuh pertama tahun ini US$ 32,71 juta, turun 11,35% dari posisi akhir tahun 2018 yang sebesar US$ 36,9 juta.

Perinciannya, liabilitas jangka pendek senilai US$ 21,26 juta dan liabilitas jangka panjang US$ 11,44 juta.

Adapun ekuitas ADMG juga menyusut 3,8% menjadi US$ 234,27 juta.

Bagikan

Berita Terbaru

GSMF Tinggalkan Level Gocap, Harga Sahamnya Melonjak 58% Hanya Dalam Dua Hari
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 20:11 WIB

GSMF Tinggalkan Level Gocap, Harga Sahamnya Melonjak 58% Hanya Dalam Dua Hari

Pada semester I-2025, PT Equity Development Investment Tbk (GSMF) berhasil membukukan kenaikan pendapatan 7,53% YoY menjadi Rp 632,58 miliar. 

Menjadi Target Akuisisi Dua Korporasi Jepang, Harga Saham DADA Melonjak 140 Persen
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 19:57 WIB

Menjadi Target Akuisisi Dua Korporasi Jepang, Harga Saham DADA Melonjak 140 Persen

Dalam kurun waktu kurang dari tiga minggu, harga saham PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) melonjak 140%.

Masif Lancarkan Aksi Akuisisi, Saham Energi Mega Persada (ENRG) Melonjak 170 Persen
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 19:16 WIB

Masif Lancarkan Aksi Akuisisi, Saham Energi Mega Persada (ENRG) Melonjak 170 Persen

Saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) milik Grup Bakrie ini telah menanjak lebih dari 170% atau dalam tiga bulan terakhir.

Begini Strategi Ever Shine Tex (ESTI) Bidik Pertumbuhan Dua Digit di Tahun 2025
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 18:42 WIB

Begini Strategi Ever Shine Tex (ESTI) Bidik Pertumbuhan Dua Digit di Tahun 2025

Selain strategi internal, kebijakan pemerintah terkait dengan impor TPT juga turut berdampak pada kenaikan produksi dan penjualan ESTI.

Investor Pertanyakan Tender Wajib ANJT, ini Penjelasan Bursa Efek Indonesia (BEI)
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 14:30 WIB

Investor Pertanyakan Tender Wajib ANJT, ini Penjelasan Bursa Efek Indonesia (BEI)

Penwaran tender wajib akan dilaksanakan untuk membeli sisa kepemilikan saham maksimum 296.193.312 saham atau sekitar 8,83% saham ANJT.

Tutup Empat Gerai Sepanjang 2025, ini Prospek Saham Ramayana Lestari Sentosa (RALS)
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 14:00 WIB

Tutup Empat Gerai Sepanjang 2025, ini Prospek Saham Ramayana Lestari Sentosa (RALS)

Meski efisiensi operasional terus dijalankan, namun laba usaha RALS pada semester I-2025 masih turun 10,33% menjadi Rp 213,99 miliar.

Saham HRUM Dinilai Murah, Prospek dan Target Bisnis Nikel akan Kerek Harga Sahamnya
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 13:30 WIB

Saham HRUM Dinilai Murah, Prospek dan Target Bisnis Nikel akan Kerek Harga Sahamnya

Sampai dengan semester I-2025, volume penjualan nikel HRUM melonjak 49% year on year (YoY) menjadi 33.385 ton.

Melihat Upaya Revitalisasi dan Beuatifikasi Pusat Gaya Hidup Jakarta
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 13:00 WIB

Melihat Upaya Revitalisasi dan Beuatifikasi Pusat Gaya Hidup Jakarta

PWON selaku pengelola Plaza Blok M juga terus mengembangkan malnya di lokasi yang berdekatan dengan destinasi gaya hidup.

Pasokan Gas SSWJ Seret Tak Cuma Soal PGAS dan MEDC, Efeknya Menjalar ke Banyak Emiten
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 11:26 WIB

Pasokan Gas SSWJ Seret Tak Cuma Soal PGAS dan MEDC, Efeknya Menjalar ke Banyak Emiten

Pasokan yang berkurang dan faktor harga menekan operasional banyak perusahaan yang terkoneksi dengan jaringan gas SSWJ.

Pangkas Target Pertumbuhan Pendapatan dan Laba Bersih, Begini Rekomendasi Saham KLBF
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 08:32 WIB

Pangkas Target Pertumbuhan Pendapatan dan Laba Bersih, Begini Rekomendasi Saham KLBF

KLBF kini memprioritaskan investasi di produk farmasi spesialis bernilai tinggi seperti onkologi, terapi sel, dan biosimilar.

INDEKS BERITA

Terpopuler