Perdagangan Lima Saham Ini Disetop Gara-Gara Kasus Jiwasraya

Jumat, 24 Januari 2020 | 06:56 WIB
Perdagangan Lima Saham Ini Disetop Gara-Gara Kasus Jiwasraya
[ILUSTRASI. Pekerja melintas di dekat layar pergerakan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (27/12/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat (27/12) ditutup menguat 0,16 persen atau 9,87 poin ke level 6.329,31. ANTARA FOTO/Indri]
Reporter: Benedicta Prima, Nur Qolbi | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham lima emiten beserta warannya atas perintah Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Suspensi ini memiliki hubungan dengan kasus dugaan korupsi yang terjadi pada PT Asuransi Jiwasraya.

Saham yang dihentikan sementara perdagangannya tersebut yaitu PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP), PT SMR Utama Tbk (SMRU) serta PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM).

Saham PT Hanson International Tbk (MYRX) dan PT Eureka Prima Jakarta Tbk (LCGP), yang sudah disuspensi mulai 16 Januari 2020 dan 2 Mei 2019, juga dilanjutkan suspensinya.

Baca Juga: Aset Disita Kejaksaan, Nasib Bisnis Benny Tjokro Terdesak

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo membenarkan suspensi ini terkait kasus dugaan korupsi di PT Asuransi Jiwasraya. "Mestinya iya (terkait Jiwasraya)," kata Laksono, Kamis (23/1).

Seperti diketahui, dalam kasus dugaan korupsi di Asuransi Jiwasraya, Kejaksaan Agung menahan bos Hanson Benny Tjokrosaputro. Selain itu petinggi IIKP dan TRAM Heru Hidayat juga ditahan.

Laksono menyebut, suspensi baru akan dibuka bila pemeriksaan oleh aparat penegak hukum atas kasus tersebut dianggap selesai.

Baca Juga: Ikut Menelisik Kasus Jiwasraya, DPR Bentuk Tiga Panja

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani berpendapat, penghentian lima saham ini tidak akan berpengaruh banyak pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pasalnya, sebelum suspensi, perdagangan kelima saham tersebut memang tidak likuid. "Mungkin yang berubah yaitu psikologis investor karena sahamnya nyangkut," ungkap dia.

Memang, sepanjang 2019 lalu, harga kelima saham ini merosot dalam. Bahkan harga saham MYRX, TRAM, IIKP dan SMRU sudah mentok di harga Rp 50 per saham.

Baca Juga: Jiwasraya bakal cicil tunggakan ke nasabah di kuartal I ini, bagaimana caranya?

Kinerja emiten-emiten ini pun, menilik laporan keuangannya, mengalami penurunan pendapatan atau mencetak rugi. Hanya IIKP yang masih mencatatkan kenaikan pendapatan dan laba bersih.

Melihat pertumbuhan yang kurang bagus ini, Hendriko menyarankan, investor menjual saham-saham yang tergolong gocap tersebut apabila suspensi telah dibuka.

Upaya Hanson (MYRX) menyelesaikan utang

Sementara itu, di tengah susutnya kepercayaan investor, Hanson berjanji menyelesaikan utang, yang sebagian sudah mengalami gagal bayar, baik kepada bank maupun nasabah individu.

Baca Juga: Grup Djarum Menambah Kepemilikan di Sarana Menara Nusantara (TOWR)

Manajemen Hanson mengatakan, pihaknya menawarkan kavling properti di New Maja Raya. Namun beberapa nasabah menolak opsi tersebut.

Head of Public Relation Hanson International Dessy A. Putri menjelaskan, perusahaan  memiliki opsi lain, yaitu mengonversi utang menjadi modal saham.

Baca Juga: Batal Akuisisi, Maha Properti Kejar Pertumbuhan Organik

Jika pemegang saham setuju, Hanson akan melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau mencari investor strategis. "Itu opsi yang ditawarkan, tapi belum ada update lagi," jelas Dessy, Kamis (23/1).

Sejumlah utang MYRX misalnya, gagal bayar pokok dan bunga utang jatuh tempo 27 Agustus 2019 kepada Bank Victoria International Tbk sebesar Rp 20,5 miliar. Juga gagal bayar terhadap dua seri medium term notes (MTN). Sedangkan utang kepada individu, Hanson sebelumnya menyebutkan mencapai Rp 2,54 triliun. 

Bagikan

Berita Terbaru

Siantar Top Bidik Pertumbuhan Dobel Digit
| Senin, 28 April 2025 | 04:43 WIB

Siantar Top Bidik Pertumbuhan Dobel Digit

Pendapatan STTP tahun lalu berasal dari penjualan produk ke pasar lokal sebanyak Rp 4,05 triliun atau tumbuh 1,50% (yoy

ELSA Memperluas Pasokan BBM di Kalimantan Barat
| Senin, 28 April 2025 | 04:40 WIB

ELSA Memperluas Pasokan BBM di Kalimantan Barat

Penyaluran BBM industri dari lokasi tadi secara langsung menunjang operasional Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)

 SSIA Genjot Pengembangan Subang
| Senin, 28 April 2025 | 04:36 WIB

SSIA Genjot Pengembangan Subang

PT Surya Semesta Internusa Tbk (Tbk) menyiapkan belanja modal Rp 3,6 triliun pada tahun ini untuk menggarap sejumlah proyek

Proyek Energi Terbarukan Membutuhkan Insentif
| Senin, 28 April 2025 | 04:31 WIB

Proyek Energi Terbarukan Membutuhkan Insentif

Permen ESDM 10/2025 adalah implementasi dari Perpres Nomor 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan EBT untuk Penyediaan Tenaga Listrik

Mind ID dan TINS Garap Logam Tanah Jarang
| Senin, 28 April 2025 | 04:27 WIB

Mind ID dan TINS Garap Logam Tanah Jarang

Dengan pengembangan rare earth ini, kami yakin Indonesia mampu menjadi basis bagi pengembangan ekosistem industri strategis masa depan,

Antam Siap Memasok Nikel di Proyek Titan
| Senin, 28 April 2025 | 04:24 WIB

Antam Siap Memasok Nikel di Proyek Titan

Dalam proyek Titan, Antam akan berperan sebagai pemasok bahan baku baterai EV berbasis nikel atau nikel mangan kobalt (NMC

 Freeport Mengajukan Perpanjangan Izin Usaha
| Senin, 28 April 2025 | 04:22 WIB

Freeport Mengajukan Perpanjangan Izin Usaha

Masa berlaku konsesi tambang Freeport Indonesia akan berakhir pada tahun 2041, sehingga akan mengajukan perpanjangan izin

Apindo Minta Investasi Bersih dari Pungli
| Senin, 28 April 2025 | 04:17 WIB

Apindo Minta Investasi Bersih dari Pungli

Apindo menekankan bahwa iklim investasi tak hanya dipengaruhi oleh insentif dan kemudahan perizinan saja

Produsen Baja Perluas Pasar dan Produksi
| Senin, 28 April 2025 | 04:12 WIB

Produsen Baja Perluas Pasar dan Produksi

Salah satu kelemahan utama industri baja nasional adalah ketergantungan terhadap bahan baku impor seperti scrap dan pellet.

Kredit Konstruksi Perbankan Loyo
| Senin, 28 April 2025 | 03:41 WIB

Kredit Konstruksi Perbankan Loyo

Per akhir Maret 2025, outstanding kredit perbankan tumbuh 9,16% secara tahunan, melandai dari bulan sebelumnya yang tumbuh 10,3% secara tahunan​

INDEKS BERITA

Terpopuler