Perdagangan Saham Lewat E-commerce

Selasa, 29 Januari 2019 | 07:44 WIB
Perdagangan Saham Lewat E-commerce
[]
Reporter: Maizal Walfajri, Rezha Hadyan | Editor: Yuwono triatmojo

 

KONTAN.CO.ID- JAKARTA. Kecanggihan teknologi memungkinkan pembelian saham bisa dilakukan tanpa tatap muka. Hal ini menginspirasi Bursa Efek Indonesia (BEI) mengintegrasikan transaksi saham dengan sistem e-commerce.

Secara sistem, hal ini sangat memungkinkan untuk dilakukan. Terlebih, perlahan tapi pasti, pilot project simplifikasi pembukaan rekening efek yang telah dikembangkan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mulai terlihat hasilnya.

Dulu, membuka rekening nasabah butuh waktu hingga 14 hari lamanya. Dengan pengembangan proyek yang juga dilakukan bersama sejumlah broker tersebut, waktunya kini bisa dipangkas hanya menjadi kurang dari satu jam.

Bahkan, Indo Premier Sekuritas sudah menggunakan sistem yang memungkinkan pembukaan rekening tanpa harus tatap muka. Melihat perkembangan ini, simplifikasi tersebut diperkirakan bisa diimplementasikan mulai kuartal kedua tahun ini. Tapi, ini logika secara sistem.

Lain halnya secara riil. Namun untuk mewujudkan hal ini perlu dukungan dari semua stakeholder yang terkait salah satunya adalah regulator. Karena bagaimanapun industri layanan keuangan harus tunduk dan patuh pada peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jelas Head of Payment and Financial Services Bukalapak Destya Danang Pradityo kepada KONTAN, Senin (28/1).

Bukalapak sebelumnya telah memiliki fitur BukaReksa yang menawarkan reksadana via online. Ini karena secara peraturan lebih sederhana. "Saham agak lebih ribet seperti harus punya RDN dan lain-lainnya. Kami ingin jika buka saham harus sederhana. Bila regulasinya sudah oke, maka secara teknis kami bisa," tutur Co-Founder & President Bukalapak M Fajrin Rasyid secara terpisah.

Sementara, Vice President Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih menilai keinginan BEI mengintegrasikan bursa saham dengan e-commerce seharusnya dipertimbangkan kembali. Menurut dia, seharusnya BEI bisa memperkuat fasilitas online trading yang sudah dipunyai oleh banyak sekuritas. "Selain itu, transaksi saham juga perlu mempertimbangkan faktor pengawasan, terutama terhadap etika di sini, karena berpotensi rawan manipulasi," jelas dia.

Meski begitu, Samuel Sekuritas mendukung langkah BEI mempermudah masyarakat mengakses pasar modal terutama bursa saham. Tapi dengan catatan, langkah tersebut tetap mempertimbangkan faktor keamanan dan kehati-hatian.

Bagikan

Berita Terbaru

Emas Batangan Jadi Investasi Favorit Presiden Direktur PT Hartadinata Abadi Tbk
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Emas Batangan Jadi Investasi Favorit Presiden Direktur PT Hartadinata Abadi Tbk

Sandra Sunanto, Presiden Direktur PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) memilih kondisi yang stabil, kehati-hatian, dan memiliki nilai jangka panjang

Kementerian ESDM Mengumumkan Lima Kandidat Dirjen Migas
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Kementerian ESDM Mengumumkan Lima Kandidat Dirjen Migas

Kelima kandidat Dirjen Migas Kementerian ESDM berasal dari kalangan internal yang keputusannya menunggu Keppres.

Siloam Hospitals (SILO) Menangkap Peluang Penerapan KRIS
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Siloam Hospitals (SILO) Menangkap Peluang Penerapan KRIS

SILO melihat program KRIS sebagai peluang positif yang dapat mendorong pertumbuhan, khususnya bagi rumah sakit yang melayani pasien JKN.

Harga Emas Terkoreksi Tipis di Akhir Pekan
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Harga Emas Terkoreksi Tipis di Akhir Pekan

Pada Jumat (25/4) harga emas di pasar spot berada di US$ 3.298,3 terkoreksi 1,38% dibandingkan sehari sebelumnya.  

Strategi Bank Hadapi Gejolak Rupiah
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Strategi Bank Hadapi Gejolak Rupiah

Untuk menghilangkan kerentanan itu, maka reindustrialisasi yang menghasilkan ekspor dan substitusi impor menjadi kunci.

Fundamental Ekonomi Masih Rentan Membikin Rupiah Tertekan
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Fundamental Ekonomi Masih Rentan Membikin Rupiah Tertekan

Nilai tukar rupiah  sulit keluar dari tekanan. Meskipun dolar Amerika Serikat (AS) tengah tertekan akibat ketidakpastian kebijakan tarif.

Kesenjangan Kekayaan di Dunia Meningkat, Indonesia Salah Satunya
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Kesenjangan Kekayaan di Dunia Meningkat, Indonesia Salah Satunya

Banyaknya orang kaya yang memindahkan kekayaan ke Singapura membuat kesenjangan kekayaan di negara itu makin melebar

Pengembang Berjibaku Halau Kelesuan Daya Beli
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Pengembang Berjibaku Halau Kelesuan Daya Beli

Sejumlah pengembang mulai berancang-ancang menyiapkan rencana bisnis dengan menyiapkan dana capex dan proyek-proyek baru.

Pemerintah Bakal Mengejar Pajak Hingga ke Sektor Ilegal
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Pemerintah Bakal Mengejar Pajak Hingga ke Sektor Ilegal

Sektor-sektor yang akan diincar pemerintah diantaranya illegal fishing, penebangan liar dan tambang liar.

Teladan Prima Agro (TLDN) Terus Memupuk Pertumbuhan
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Teladan Prima Agro (TLDN) Terus Memupuk Pertumbuhan

Pada tahun lalu, TLDN mencatatkan pendapatan senilai Rp 4,21 triliun. Jumlah itu tumbuh 5% dibandingkan pendapatan 2023 senilai Rp 4 triliun.

INDEKS BERITA

Terpopuler