Pergerakan Kurs Rupiah Tahun Depan Bakal Mendatar

Senin, 27 Desember 2021 | 04:55 WIB
Pergerakan Kurs Rupiah Tahun Depan Bakal Mendatar
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepertinya masih sulit berharap mata uang Garuda bisa menguat tinggi ke level Rp 13.000 lagi tahun depan. Para analis memprediksi rupiah akan cenderung bergerak sideways tahun depan.

Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C. Permana memprediksi, tahun depan outlook rupiah akan cenderung stabil. Pasalnya, secara fundamental, ada tarik-menarik antara sentimen eksternal dan internal. 

Ada sejumlah sentimen eksternal yang berpotensi mempengaruhi kurs rupiah pekan depan. Pertama, kebijakan hawkish The Fed, yang bisa menjadi katalis negatif bagi IHSG. Alasannya, kebijakan tersebut bisa memicu risiko capital outflow. 

Baca Juga: Rupiah Jisdor Menguat 0,22% ke Rp 14.219 Per Dolar AS pada Perdagangan Jumat (24/12)

Kedua, rencana penerapan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). "Mulai tahun depan, Indonesia sudah harus berpartisipasi pada RCEP yang akan mendorong penggunaan mata uang lokal dengan 10 negara ASEAN dan lima negara non-ASEAN. Ini akan membuat volatilitas rupiah terbatas," jelas Fikri, Jumat (24/12). 

Ketiga, perkembangan seputar Covid-19 global. Jika muncul varian baru yang mematikan, ada kemungkinan negara-negara melakukan lockdown. Ini juga bisa menekan kurs rupiah, karena bisa menyebabkan investor mengambil posisi risk off.

Tapi saat ini, kekhawatiran terhadap penyebaran Covid-19, terutama varian omicron, tengah mereda, seiring banyaknya berita yang menunjukkan omicron tidak mematikan seperti delta dan kabar produksi obat Covid-19. "Alhasil, pelaku pasar kembali risk-on. Mata uang berisiko, termasuk rupiah menjadi buruan," kata Faisyal, Analis Monex Investindo Futures.

Baca Juga: Perkasa, Rupiah Spot Menguat 0,25% ke Rp 14.197 Per Dolar AS pada Jumat (24/12)

Akhir pekan lalu, rupiah menguat ke Rp 14.197 per dollar Amerika Serikat (AS). Padahal, di Senin (20/12), kurs rupiah masih berada di level Rp 14.402 per dollar AS.

Faisyal mengungkapkan, penguatan rupiah juga terjadi di beberapa mata uang lain yang dianggap berisiko. Rupee India misalnya menguat 1,42% sepekan terakhir, jauh lebih baik dibandingkan rupiah yang menguat 1,1% terhadap dollar AS. 

Dari dalam negeri juga ada sejumlah sentimen yang akan mewarnai pergerakan rupiah tahun depan. Pertama, pengendalian kasus Covid-19 di dalam negeri.

Kedua, data-data ekonomi dalam negeri. Sebelum ini, pelaku pasar merespons positif penurunan utang luar negeri Indonesia serta penerimaan pajak yang mencapai 98,07% dari target. Per 23 Desember, jumlah penerimaan pajak mencapai Rp 1.205,8 triliun dari target Rp 2.229,6 triliun.

Ketiga, kebijakan Bank Indonesia. BI diprediksi masih akan menerapkan kebijakan akomodatif, seperti melakukan burden sharing serta stabilisasi rupiah.

Fikri memperkirakan, rupiah tahun depan akan bergerak di kisaran Rp 14.300-Rp 14.500 per dollar AS.  Sementara menurut hitungan Faisyal, rupiah pada tahun depan akan bergerak pada rentang Rp 14.100-Rp 14.400 per dollar AS.

Baca Juga: Kurs Dollar-Rupiah di BCA Hari Ini Jumat 24 Desember 2021, Cek Sebelum Tukar Valas

Bagikan

Berita Terbaru

Akses Mineral Kritis untuk AS Belum Imbang
| Rabu, 31 Desember 2025 | 08:45 WIB

Akses Mineral Kritis untuk AS Belum Imbang

AS bakal mendapatkan keuntungan strategis sementara RI hanya mendapat pembebasan tarif              

Bangun Kosambi (CBDK) Suntik Modal Dua Anak Usaha Rp 2,79 Triliun
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:48 WIB

Bangun Kosambi (CBDK) Suntik Modal Dua Anak Usaha Rp 2,79 Triliun

PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) mengumumkan dua transaksi afiliasi dengan nilai total Rp 2,79 triliun.

Hari Terakhir Tahun 2025, Mayoritas Bursa Asia Diprediksi Bergerak Mendatar
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:45 WIB

Hari Terakhir Tahun 2025, Mayoritas Bursa Asia Diprediksi Bergerak Mendatar

Pergerakan pasar dipengaruhi kombinasi profit taking akhir tahun.Kewaspadaan jelang rilis PMI China, serta risiko geopolitik.

Darma Henwa (DEWA) Raih Kredit Jumbo Rp 5 Triliun Dari BBCA dan BMRI
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:44 WIB

Darma Henwa (DEWA) Raih Kredit Jumbo Rp 5 Triliun Dari BBCA dan BMRI

PT Darma Henwa Tbk (DEWA) mengantongi fasilitas kredit jumbo dari PT Bank Central Asia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 5 triliun. 

Genjot Laba 2026, Aracord Nusantara (RONY) Siap Transformasi Bisnis
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:39 WIB

Genjot Laba 2026, Aracord Nusantara (RONY) Siap Transformasi Bisnis

Transformasi mencakup penguatan bisnis energi dan logistik, khususnya yang berkaitan dengan elektrifikasi alat angkut di sektor pertambangan. ​

BLT Cuma Pendongkrak Daya Beli, Efeknya Ke Emiten Konsumer dan Ritel Masih Mini
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:32 WIB

BLT Cuma Pendongkrak Daya Beli, Efeknya Ke Emiten Konsumer dan Ritel Masih Mini

Emiten konsumer dan ritel tak bisa berharap banyak pada dampak bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp 900.000 yang dikucurkan pemerintah. 

Prospek Perbankan 2026: Masih Sulit Lepas dari Bayang-Bayang Perlambatan Ekonomi
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:15 WIB

Prospek Perbankan 2026: Masih Sulit Lepas dari Bayang-Bayang Perlambatan Ekonomi

Ekonom memprediksi penyaluran kredit di tahun 2026 berpotensi tumbuh 9%, di atas proyeksi target tahun ini

Mengebut Pembangunan Huntara di Sumatra
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:05 WIB

Mengebut Pembangunan Huntara di Sumatra

Hingga akhir Desember 2025, tercatat sebanyak 47.149 unit rumah mengalami rusak berat akibat banjir dan tanah longsor di Aceh, dan Sumatra

Pro Kontra Aturan Kawasan Tanpa Rokok
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:05 WIB

Pro Kontra Aturan Kawasan Tanpa Rokok

Sektor perhotelan dan restoran merupakan sektor strategis dan padat karya di Jakarta sehingga kebijakan KTR perlu dirancang secara realistis

Penerbangan  ke Bali Menanjak
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:01 WIB

Penerbangan ke Bali Menanjak

Pergerakan pesawat harian mencapai 467 penerbangan, atau meningkat 10,14% dibandingkan periode yang sama tahun lalu

INDEKS BERITA

Terpopuler