Reporter: Nur Qolbi | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan rupiah pada Kamis (8/6) diperkirakan bergerak mendatar. Pasar masih menunggu data ekonomi yang dirilis.
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dollar Amerika Serikat (AS) kembali menjadi tempat berlindung para trader setelah data perdagangan China yang mengecewakan.
Surplus perdagangan China merosot ke level terendah 13 bulan pada Mei 2023 karena penurunan ekspor mengejutkan akibat melemahnya permintaan asing untuk barang-barang Tiongkok. "Kemerosotan ekspor China mengindikasikan perlambatan pertumbuhan ekonomi di Eropa dan AS sebagai pasar utama China," ucap dia, Rabu (7/6).
Baca Juga: Rupiah Melemah Lagi Hari Ini, Simak Prediksi Pergerakannya untuk Kamis (8/6)
Penguatan dollar AS cenderung terbatas karena trader menunggu keputusan moneter The Fed pada pekan depan. Pelaku pasar ragu The Fed akan menaikkan bunga acuan, menyusul pertumbuhan ekonomi AS yang melemah terlihat dari data aktivitas layanan terbaru.
Pengamat Mata Uang, Lukman Leong menyebut, dari dalam negeri, investor menantikan data cadangan devisa Indonesia Mei 2023 yang akan dirilis Jumat (9/6). Investor menantikan inflasi dan keputusan moneter AS pekan depan. "Rupiah dukung aliran masuk ke obligasi negara," kata dia. Imbal hasil SUN kembali turun ke level terendah.
Prediksi Lukman, rupiah menguat di Rp 14.800 -Rp 14.900, Kamis (8/6). Dan proyeksi Ibrahim, rupiah di Rp 14.850 - Rp 14.920.
Rupiah di pasar spot melemah 0,12% ke Rp 14.877 Rabu (7/6). Dari kurs Jisdor, rupiah melemah 0,24% di Rp 14.875 per dollar AS.
Baca Juga: Rupiah Jisdor Melemah 0,24% ke Rp 14.875 Per Dolar AS Pada Rabu (7/6)
