Permintaan Jelang Puasa Mendorong Kinerja Penjualan Eceran di Maret 2021

Rabu, 12 Mei 2021 | 21:56 WIB
Permintaan Jelang Puasa Mendorong Kinerja Penjualan Eceran di Maret 2021
[ILUSTRASI. Warga memadati pusat perbelanjaan di Dalem Kaum, Bandung, Jawa Barat, Minggu (9/5/2021). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/hp.]
Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Penjualan eceran berputar lebih kencang sepanjang Maret 2021. Kenaikan permintaan masyarakat menjelang bulan puasa, dan kondisi musim dan cuaca yang mendukung merupakan penyebab peningkatan kinerja penjualan eceran, demikian hasil survei penjualan eceran yang dilakukan Bank Indonesia (BI).

Perbaikan kinerja penjualan eceran itu tercermin dari peningkatan indeks penjualan riil (IPR) di bulan Maret 2021 yang tumbuh 6,1% dalam basis month-to-month (mtm). Angka itu membaik dibandingkan dengan IPR di bulan sebelumnya, yang mencatatkan -2,7%.

Mengutip keterangan pers Bank Indonesia pada Selasa (11/5), peningkatan penjualan eceran terjadi seluruh kelompok barang. Terutama subkelompok sandang, kelompok barang budaya dan rekreasi, serta kelompok bahan bakar kendaraan bermotor.

Baca Juga: Pengusaha ritel menolak lockdown pusat belanja dan ritel di masa Lebaran

Responden SPE memproyeksikan penjualan eceran masih berada di jalur pertumbuhan hingga April. IPR untuk bulan itu diperkirakan tumbuh 11,4 mtm, terdorong oleh konsumsi masyarakat menjelang bulan puasa, kondisi musim dan cuaca yang mendukung, serta banyaknya program diskon.

Peningkatan penjualan akan terjadi di sebagian besar kelompok barang, menurut responden survei. Terutama kelompok makanan, minuman dan tembakau, peralatan informasi dan komunikasi serta barang lain.

Kendati memperkirakan penjualan eceran akan meningkat, para responden tidak mencemaskan kenaikan harga. Itu terlihat dari proyeksi tekanan inflasi untuk tiga bulan dan enam bulan mendatang yang melandai. Indeks ekspektasi harga (IEH) umum untuk tiga bulan mendatang, atau Juni 2021, sebesar 141,4. Angka itu lebih daripada posisi di bulan sebelumnya, yaitu 156,4.

Sedang IEH untuk September, atau enam bulan mendatang, diperkirakan sebesar 134,9. Posisi itu lebih rendah daripada IEH di bulan sebelumnya, yaitu 141,7. Ekspektasi itu terbentuk karena responden memperkirakan distribusi barang akan berjalan lancar, hingga pasokan di pasar memadai.

Selanjutnya: Baru Berlaku Sebulan, Insentif PPN Angkat Penjualan Rumah di Jabodetabek-Banten di Q1

 

Bagikan

Berita Terbaru

Kredit Sindikasi Perbankan Mulai Berangsur Pulih
| Jumat, 28 November 2025 | 14:13 WIB

Kredit Sindikasi Perbankan Mulai Berangsur Pulih

Sepanjang 2025 berjalan, penyaluran kredit sindikasi perbankan mencapai US$ 23,62 miliar angka ini menurun sekitar 12%.

PetroChina Investasi Besar Demi Eksplorasi Blok Jabung, RATU Punya 8 Persen PI
| Jumat, 28 November 2025 | 10:40 WIB

PetroChina Investasi Besar Demi Eksplorasi Blok Jabung, RATU Punya 8 Persen PI

PetroChina akan menggelar eksplorasi 6 sumur baru dan 11 sumur work over di Blok Jabung hingga 2028.

Operator Telekomunikasi Optimalkan Layanan AI
| Jumat, 28 November 2025 | 08:50 WIB

Operator Telekomunikasi Optimalkan Layanan AI

Perkembangan ini menjadi hal positif apalagi industri telekomunikasi saat ini sudah menyebar ke banyak wilayah Tanah Air.

Voksel Electric (VOKS) Mengejar Target Pertumbuhan 15%
| Jumat, 28 November 2025 | 08:40 WIB

Voksel Electric (VOKS) Mengejar Target Pertumbuhan 15%

VOKS membidik proyek ketenagalistrikan baru, termasuk melalui lelang yang akan dilakukan PT PLN (Persero).

Berharap Bisnis Melaju dengan Diskon Nataru
| Jumat, 28 November 2025 | 08:30 WIB

Berharap Bisnis Melaju dengan Diskon Nataru

Tak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah berharap program diskon belanja ini dapat meningkatkan daya beli masyarakat.

Prodia Widyahusada (PRDA) Siapkan Strategi Bisnis di 2026
| Jumat, 28 November 2025 | 08:10 WIB

Prodia Widyahusada (PRDA) Siapkan Strategi Bisnis di 2026

Pada tahun depan, Prodia jWidyahusada membidik posisi sebagai South East Asia (SEA) Referral Laboratory.

DOID Akan Terbitkan Global Bond Setara Rp 8,31 Triliun
| Jumat, 28 November 2025 | 08:01 WIB

DOID Akan Terbitkan Global Bond Setara Rp 8,31 Triliun

Rencana penerbitan global bond merupakan bagian dari strategi DOID untuk mempertahankan sumber pendanaan yang terdiversifikasi. 

Konsumsi Produk Bisa Meningkat, Prospek KLBF Semakin Sehat
| Jumat, 28 November 2025 | 07:53 WIB

Konsumsi Produk Bisa Meningkat, Prospek KLBF Semakin Sehat

Kinerja PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) KLBF pada 2026 masih prospektif dengan ditopang segmen pharma (prescription) dan consumer health. 

Realisasi Marketing Sales Anjlok, Kinerja Agung Podomoro Land (APLN) Ikut Jeblok
| Jumat, 28 November 2025 | 07:47 WIB

Realisasi Marketing Sales Anjlok, Kinerja Agung Podomoro Land (APLN) Ikut Jeblok

Kinerja PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) loyo di sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. Lemahnya daya beli jadi salah satu pemicunya.

Demutualisasi Bisa Mendorong Penerapan GCG di BEI
| Jumat, 28 November 2025 | 07:36 WIB

Demutualisasi Bisa Mendorong Penerapan GCG di BEI

Penerapan demutualisasi dinilai tidak akan berdampak kepada investor. Justru, itu jadi sarana BEI untuk menerapkan good corporate governance. ​

INDEKS BERITA

Terpopuler