Pertamina Bersama Pemda, Bentuk Komite Bahas Kompensasi Tumpahan Minyak YYA-1 ONWJ

Rabu, 07 Agustus 2019 | 07:35 WIB
Pertamina Bersama Pemda, Bentuk Komite Bahas Kompensasi Tumpahan Minyak YYA-1 ONWJ
[]
Reporter: Filemon Agung | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Pertamina bersama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) membentuk Komite Bersama untuk menghitung dana kompensasi bagi daerah-daerah terdampak oil spill atau tumpahan minyak sumur YYA-1 Blok Offshore North West Java (ONWJ).

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menyebutkan, Pertamina menggandeng Pemda, Dinas terkait serta Kepala Desa yang wilayahnya terdampak tumpahan minyak ini untuk menentukan kompensasi "Sosialisasi sudah sejak awal dilakukan, ini agar kompensasi yang diberikan seadil-adilnya," kata Fajriyah kepada KONTAN, tanpa memberitahu berapa nilai kompensasi yang akan diberikan, serta seperti apa skema yang akan dilakukan.

Bahkan, Fajriyah juga belum bisa memberitahu, sampai hampir sebulan sejak kejadian ini, sudah berapa wilayah yang terkena dampaknya.

Namun, pada pekan lalu Pertamina mencatat sudah ada lebih dari 10 desa yang terkena dampak dari tumpahan minyak Sumur YYA-1 itu. Antara lain delapan desa tersebar di Karawang, dua desa di Bekasi serta tujuh pantai yang terpapar. "Intinya Pertamina bertanggung jawab dan memastikan tidak ada masyarakat yang dirugikan," tegas Fajriyah.

Dalam penanganan tumpahan minyak, Pertamina kini menambah unit oil boom untuk menahan laju tumpahan minyak di perairan. Adapun oil boom yang disebar mencapai 3.500 meter dan hampir 3/4 lingkaran anjungan.

Penambahan unit oil boom ini juga dibarengi dengan penambahan unit giant octopus yang berfungsi menyerap minyak yang tertampung.

Fajriyah mengklaim, volume minyak yang keluar dari Blok ONWJ itu juga berangsur berkurang. Hanya saja, ia belum bisa merinci volume itu, tapi sebelumnya, tumpahan minyak disebut tinggal 3.000 barel per hari.

Upaya penanganan

Hingga saat ini, pengeboran sumur demi menutup kebocoran sumur YYA-1 telah dimulai sejak 1 Agustus lalu dan terus berlanjut. Sampai sekarang, kedalaman pengeboran sumur sudah sekitar 1.700 feet dari target sedalam 9.000 feet. "Pengeboran masih berlangsung untuk delapan minggu ke depan," jelas Fajriyah.

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Djoko Siswanto menyebutkan, pemerintah terus melakukan penambahan jumlah tim baik dari dalam negeri maupun luar negeri utuk menangani oil spill. "Kita juga membuat semacam bak penampung di area tumpahan minyak untuk kemudian disedot," ujarnya.

Adapun saat ini, rig yang diperbantukan telah tiba di lokasi. Rig yang dimaksud adalah Rig Soehanah milik PT Apexindo Pratama Duta.

Adapun, kebocoran gas dan tumpahan minyak itu dikategorikan level tier-1.

Pengamat Energi dan Ekonomi dari Universitas Gajah Madha, Fahmy Radhi menyebutkan, Pertamina harus fokus menanggulangi kebocoran itu. Jika tidak bisa, ini akan berdampak pada penurunan corporate image. Kondisi ini sama halnya dengan kasus lumpur Lapindo yang hingga kini masih berpengaruh ke image Group Bakrie.

Produksi mini lifting rendah

Di sisi lain, kinerja anak usaha Pertamina, Pertamina EP tengah menjadi sorotan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Ini terkait capaian lifting atau migas siap jual yang masih rendah.

Presiden Direktur PT Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengatakan, tidak optimalnya lifting dipengaruhi oleh produksi. Rata-rata produksi Pertamina EP belum mencapai target sesuai Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2019. Minyak hasil produksi belum terangkut akibat jadwal pengangkutan beragam dari kapal tanker.

Mengutip data SKK Migas, lifting minyak Pertamina EP semester I tercatat 75.293 barel oil per day (bopd) atau 89% dari target APBN 2019 sebesar 85.000 bopd. Sementara itu, lifting gas sebesar 768 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) atau baru 95% dari target APBN 2019 sebesar 810 mmscfd.

Dirut PHE Meidawati menyebut PHE OSES dan PHE ONWJ terus mengupayakan beberapa rencana kerja dan saat ini berlangsung untuk bisa memenuhi target sesuai dengan anggaran negara.

Bagikan

Berita Terbaru

Lonjakan Investor Dorong Perkembangan Bisnis Kustodian Bank
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:36 WIB

Lonjakan Investor Dorong Perkembangan Bisnis Kustodian Bank

BCA menilai, pertumbuhan asset under custody (AUC) mencerminkan prospek positif bisnis bank kustodian didorong kesadaran masyarakat berinvestasi.

MPX Logistics (MPXL) Diversifikasi Bisnis di Tahun Depan
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:10 WIB

MPX Logistics (MPXL) Diversifikasi Bisnis di Tahun Depan

MPXL bakal mengoptimalkan strategi diversifikasi bisnis, termasuk dengan pengembangan angkutan komoditas.

Lanjutkan Pengejaran Pajak Kelas Kakap
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:09 WIB

Lanjutkan Pengejaran Pajak Kelas Kakap

Kanwil LTO membidik 35 wajib pajak konglomerat dengan tunggakan Rp 7,52 triliun​                    

Natal, Harmoni Kasih dan Kebersamaan
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:05 WIB

Natal, Harmoni Kasih dan Kebersamaan

Setiap pemeluk agama yang ada di negeri ini perlu untuk menyuguhkan kebajikan agar menjadi pesona dunia.

Suri Tauladan
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:05 WIB

Suri Tauladan

Pemberian pinjaman dari Danantara ke Krakatau Stell harusnya mengekor ke Biofarma dan Indofarma perihal info tenor dan suku bunga pinjaman.

Potensi Lonjakan Uang Beredar Belum Mencerminkan Fundamental Ekonomi
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:52 WIB

Potensi Lonjakan Uang Beredar Belum Mencerminkan Fundamental Ekonomi

Uang beredar pada periode Desember 2025 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan sekitar 11% hingga 13% yoy

Strategi Mandom Indonesia (TCID) Memoles Penjualan
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:50 WIB

Strategi Mandom Indonesia (TCID) Memoles Penjualan

Kinerja TCID sepanjang 2025 menunjukkan tren yang cukup baik. Merujuk laporan keuangan Januari–September 2025, penjualan tumbuh dua digit.

Suku Bunga Turun, ROI Dana Pensiun Terancam Melorot
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38 WIB

Suku Bunga Turun, ROI Dana Pensiun Terancam Melorot

Hingga Oktober 2025, kinerja investasi dapen masih mencetak pertumbuhan, dengan tingkat return on investment (ROI) di level 7,03%.

Rupiah Masih Relatif Tertekan Sepanjang Minggu
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:25 WIB

Rupiah Masih Relatif Tertekan Sepanjang Minggu

Mata uang Garuda di pasar spot ditutup melemah 0,02% secara harian ke Rp 16.745 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (26/12)

Marjin Bisnis Gadai Bakal Makin Tebal
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 04:15 WIB

Marjin Bisnis Gadai Bakal Makin Tebal

Dengan suku bunga yang lebih rendah, perusahaan gadai bisa mendapat biaya dana yang lebih ringan yang bisa berdampak positif pada profitabilitas.

INDEKS BERITA

Terpopuler