Pertamina Mengincar Minyak Produksi ExxonMobil

Jumat, 15 Maret 2019 | 08:10 WIB
Pertamina Mengincar Minyak Produksi ExxonMobil
[]
Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Demi menekan impor minyak, PT Pertamina (Persero) terus melanjutkan program pembelian minyak mentah dalam negeri yang diproduksi oleh kontraktor migas (KKKS). Selama dua tahun terakhir, impor minyak mentah Indonesia memang membebani keuangan negara.

Untuk periode Januari hingga Juni tahun ini, Pertamina sudah mengantongi pembelian 123.000 barel per hari dari 29 kontraktor migas. Kini, perusahaan migas pelat merah itu kembali membidik pembelian minyak mentah lokal selama periode Juli hingga Desember 2019.

Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengakui, Pertamina sudah meneken kesepakatan dengan sejumlah kontraktor untuk transaksi pembelian minyak mentah dari Januari-Juni 2019. Nah, untuk periode Juli dan seterusnya, Pertamina masih melakukan negosiasi. "Kami masih bernegosiasi untuk periode Juli dan seterusnya," ungkap dia saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Kamis (14/3).

Dari sejumlah kontraktor migas, Pertamina juga mengincar minyak mentah produksi ExxonMobil Indonesia yang mengelola Blok Cepu. Dari asumsi produksi Banyu Urip di Blok Cepu yang sebesar 208.000 bph, sebanyak 181.000 bph memang telah dijual kepada Pertamina.

Namun minyak sebanyak 181.000 bph merupakan bagi hasil milik pemerintah dan kebutuhan dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) ExxonMobil yang sebesar 71%. Kemudian bagi hasil PT Pertamina EP Cepu (PEPC) sebesar 13%, serta bagi hasil milik BUMD sebesar 3%. Adapun sisanya 13% yang sebesar 27.000 bph masih dikuasai ExxonMobil yang telah dikontrak untuk diolah di kilang milik mereka.

Kini Pertamina membidik sisa produksi sebesar 27.000 bph tersebut. Namun Nicke bilang, sampai kemarin belum ada kesepakatan dengan ExxonMobil. "Belum, dengan yang lainnya semua sudah, misalnya untuk Blok Corridor periode Januari sampai Juni sudah deal," imbuh dia.

Sebelumnya, Pertamina pernah menaksir jumlah penghematan dari biaya transportasi yang bisa diperoleh Pertamina dengan membeli minyak mentah milik KKKS mencapai minimal US$ 600.000 per hari.

Perhitungan itu berdasarkan asumsi pembelian minyak sebesar 200.000 bph, yang misalnya, dibeli dari West Africa dengan harga lebih mahal US$ 2 hingga US$ 5 per barel.

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro memerinci, kebutuhan konsumsi minyak mentah Indonesia saat ini mencapai 1,6 juta bph. Sedangkan produksi minyak mentah lokal hanya 775.000 bph, di mana 60% produksi dalam negeri adalah milik pemerintah dan 40% milik KKKS.

Namun apabila 100% produksi minyak dalam negeri dibeli Pertamina, artinya impor minyak mentah hanya menjadi 825.000 bph. "Untuk menutupi 1,6 juta bph, kita butuh 850.000 bph lagi," ujar dia.

Komaidi menilai pembelian minyak dari KKKS tak akan signifikan mengurangi impor. Ini lantaran kebutuhan dalam negeri sudah terlalu besar.

Bagikan

Berita Terbaru

Menengok Faktor Pembentuk CDS Indonesia, dari Rupiah Hingga Bursa Saham RI dan AS
| Jumat, 18 April 2025 | 06:00 WIB

Menengok Faktor Pembentuk CDS Indonesia, dari Rupiah Hingga Bursa Saham RI dan AS

Meski beberapa hari terakhir melandai, credit default swap (CDS) Indonesia masih jauh lebih tinggi ketimbang rata-rata 2024.

Transisi Energi di Asia Diprediksi Makin Melambat Imbas Ketidakpastian Ekonomi Global
| Jumat, 18 April 2025 | 05:00 WIB

Transisi Energi di Asia Diprediksi Makin Melambat Imbas Ketidakpastian Ekonomi Global

Jika perang dagang global terus memanas, aktivitas ekspor dan impor bakal tertekan dan berefek ke permintaan terhadap listrik.

IHSG Naik 2,8% Pekan Ini, Saham BMRI dan BBNI Memimpin Top Laggards
| Jumat, 18 April 2025 | 05:00 WIB

IHSG Naik 2,8% Pekan Ini, Saham BMRI dan BBNI Memimpin Top Laggards

IHSG menguat 2,81% dalam perdagangan pekan ini periode 14-17 April 2025. IHSG tutup di angka 6.438,27.

Petinggi Grup Sinarmas Indra Widjaja Kembali Mangkir dari Panggilan KPK
| Jumat, 18 April 2025 | 04:00 WIB

Petinggi Grup Sinarmas Indra Widjaja Kembali Mangkir dari Panggilan KPK

Indra Widjaja dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kapasitasnya sebagai saksi dalam kasus dugaan investasi fiktif di PT Taspen.

Negara-Negara Pemegang Utang Terbesar AS, Jepang dan China Jawara
| Kamis, 17 April 2025 | 21:17 WIB

Negara-Negara Pemegang Utang Terbesar AS, Jepang dan China Jawara

Jepang masih menjadi pemegang terbesar surat utang Amerika Serikat (AS) US Treasury, menurut data terbaru yang dirilis pada 16 April 2025.

 Ramai Rencana Perubahan Pengendali Pada Sejumlah Emiten di Awal 2025
| Kamis, 17 April 2025 | 16:06 WIB

Ramai Rencana Perubahan Pengendali Pada Sejumlah Emiten di Awal 2025

Sejumlah emiten mengumumkan rencana perubahan pengendali di awal tahun ini, beberapa diantaranya mencatatkan kerugian.

Menghitung Proyeksi Valuasi Telkom (TLKM) setelah Aksi Buyback
| Kamis, 17 April 2025 | 12:07 WIB

Menghitung Proyeksi Valuasi Telkom (TLKM) setelah Aksi Buyback

PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) mengumumkan rencana buyback sebanyak-banyaknya Rp 3 triliun yang akan dilaksanakan 28 Mei 2025 - 27 Mei 2026.

Garuda Muda
| Kamis, 17 April 2025 | 11:29 WIB

Garuda Muda

Hasil Tim Nasional U-17 di Piala Asia U-17 menjadi pembelajaraan untuk terus membenahi para talenta muda di ajang sepakbola nasioinal.

Grup Sinarmas (DSSA) Gelar Aksi Inbreng Aset di Perusahaan Pengelola MyRepublic
| Kamis, 17 April 2025 | 09:00 WIB

Grup Sinarmas (DSSA) Gelar Aksi Inbreng Aset di Perusahaan Pengelola MyRepublic

Agar bisa terus bersaing dengan ISP yang menawarkan tarif murah, MyRepublic akan menggunakan perangkat yang bisa menurunkan capex.

Profit 38,08% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Semakin Terbang (17 April 2025)
| Kamis, 17 April 2025 | 08:34 WIB

Profit 38,08% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Semakin Terbang (17 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (17 April 2025) 1 gram Rp 1.976.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 38,08% jika menjual hari ini.

INDEKS BERITA

Terpopuler