Pertumbuhan Produksi Manufaktur Menengah-Besar Melambat di Tahun Lalu

Senin, 04 Februari 2019 | 14:45 WIB
Pertumbuhan Produksi Manufaktur Menengah-Besar Melambat di Tahun Lalu
[]
Reporter: Benedicta Prima | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri manufaktur skala besar berjalan kian pelan tahun lalu. Kesimpulan itu tercemin dari pertumbuhan produksi manufaktur skala menengah-atas yang dicatat Badan Pusat Statistik (BPS).

Menurut hitungan BPS, produksi manufaktur besar dan sedang kuartal IV-2018 tumbuh 3,9% dibanding kuartal IV-2017. Secara tahunan, produksi IBS pada 2018 tumbuh 4,07%, melambat jika dibanding dengan 2017 yang mencapai 4,74%.

Pertumbuhan tahun lalu mendekati hasil yang mengecewakan di tahun 2016. "Melambat karena ada tantangan berat seperti perang dagang (Amerika Serikat vs China), perlambatan ekonomi di beberapa negara, dan fluktuasi harga crude palm oil (CPO)," jelas Suhariyanto, Kepala BPS, Jumat (2/1).

Berdasarkan sektor, IBS dengan kinerja buruk adalah industri komputer, barang elektronik dan optik yang turun 15,06%. Jasa reparasi, pemasangan mesin dan peralatan turun 6.98%. Sementara industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia turun 4,95%. IBS dengan pertumbuhan produksi terbesar adalah industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki, naik 18,78%. Sementara industri manufaktur kecil, penurunan pertumbuhan produksi terbesar pada pengolahan tembakau-47,13%. tekstil -1,72%.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial, Anton J Supit, menyatakan, tantangan internal menjadi penghambat pertumbuhan produksi industri manufaktur. Salah satunya isu tenaga kerja. "Perlu labour reform, kalau itu kita perbaiki peluang kita besar," jelas Anton, (2/2).

Anton menyebut ada reformasi kebijakan pesangon hingga maksimal 30 bulan menjadi disinsentif bagi investor. Di sisi lain upah pekerja cukup tinggi dan terus naik. Contohnya upah di Karawang dan sekitarnya, kini lebih tinggi dibandingkan dengan Johor, Malaysia dan Vietnam.

Selain itu kebijakan yang dirasa kurang komprehensif antara pusat dengan daerah di era otonomi daerah. "Karena bicara labour tidak semata-mata upah, tapi ada efek cost of labour regulation, jadi ongkos yang timbul karena kebijakan ketenagakerjaan," jelas Anton J. Supit.

Anton berharap pemerintah perlu ambil tindakan tegas terhadap isu ketenagakerjaan. Tanpa hal itu, sektor manufaktur diperkirakan akan semakin melemah karena rendahnya daya saing.

Ekonom Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus menganalisa perlambatan pertumbuhan manufaktur sejalan dengan kinerja investasi. "Investasi melambat di manufaktur besar dan sedang," jelas Heri, Sabtu (2/2).

Berdasarkan data yang dimiliki Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) realisasi investasi sepanjang 2018 hanya sebesar Rp 721,3 dari target Rp 765 triliun. Artinya realisasi investasi hanya mencapai 94,3% dari target.

Heri memperkirakan perlambatan pertumbuhan produksi industri manufaktur akan berlanjut pada kuartal I 2019. Pasalnya, pemerintah sedang fokus pada masa kampanye pemilihan presiden. Selain itu, pemerintah juga belum ada membuat gebrakan untuk mendorong pertumbuhan sektor manufaktur.

Bagikan

Berita Terbaru

Pendapatan Ritel Diproyeksi Tumbuh 8,7% di Tahun 2026
| Rabu, 31 Desember 2025 | 11:00 WIB

Pendapatan Ritel Diproyeksi Tumbuh 8,7% di Tahun 2026

Fokus pemerintah pada belanja sosial, program gizi, serta stabilisasi harga kebutuhan pokok diyakini dapat memperbaiki likuiditas masyarakat.

Perketat Peredaran Minuman Beralkohol
| Rabu, 31 Desember 2025 | 09:01 WIB

Perketat Peredaran Minuman Beralkohol

Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 89 Tahun 2025                   

Target Gerai 2025 Tercapai, Aspirasi Hidup (ACES) Siap Geber Ekspansi di 2026
| Rabu, 31 Desember 2025 | 08:56 WIB

Target Gerai 2025 Tercapai, Aspirasi Hidup (ACES) Siap Geber Ekspansi di 2026

PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) telah merealisasikan pembukaan 27 toko baru di sepanjang tahun 2025.

Akses Mineral Kritis untuk AS Belum Imbang
| Rabu, 31 Desember 2025 | 08:45 WIB

Akses Mineral Kritis untuk AS Belum Imbang

AS bakal mendapatkan keuntungan strategis sementara RI hanya mendapat pembebasan tarif              

Bangun Kosambi (CBDK) Suntik Modal Dua Anak Usaha Rp 2,79 Triliun
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:48 WIB

Bangun Kosambi (CBDK) Suntik Modal Dua Anak Usaha Rp 2,79 Triliun

PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) mengumumkan dua transaksi afiliasi dengan nilai total Rp 2,79 triliun.

Hari Terakhir Tahun 2025, Mayoritas Bursa Asia Diprediksi Bergerak Mendatar
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:45 WIB

Hari Terakhir Tahun 2025, Mayoritas Bursa Asia Diprediksi Bergerak Mendatar

Pergerakan pasar dipengaruhi kombinasi profit taking akhir tahun.Kewaspadaan jelang rilis PMI China, serta risiko geopolitik.

Darma Henwa (DEWA) Raih Kredit Jumbo Rp 5 Triliun Dari BBCA dan BMRI
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:44 WIB

Darma Henwa (DEWA) Raih Kredit Jumbo Rp 5 Triliun Dari BBCA dan BMRI

PT Darma Henwa Tbk (DEWA) mengantongi fasilitas kredit jumbo dari PT Bank Central Asia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 5 triliun. 

Genjot Laba 2026, Aracord Nusantara (RONY) Siap Transformasi Bisnis
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:39 WIB

Genjot Laba 2026, Aracord Nusantara (RONY) Siap Transformasi Bisnis

Transformasi mencakup penguatan bisnis energi dan logistik, khususnya yang berkaitan dengan elektrifikasi alat angkut di sektor pertambangan. ​

BLT Cuma Pendongkrak Daya Beli, Efeknya Ke Emiten Konsumer dan Ritel Masih Mini
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:32 WIB

BLT Cuma Pendongkrak Daya Beli, Efeknya Ke Emiten Konsumer dan Ritel Masih Mini

Emiten konsumer dan ritel tak bisa berharap banyak pada dampak bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp 900.000 yang dikucurkan pemerintah. 

Prospek Perbankan 2026: Masih Sulit Lepas dari Bayang-Bayang Perlambatan Ekonomi
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:15 WIB

Prospek Perbankan 2026: Masih Sulit Lepas dari Bayang-Bayang Perlambatan Ekonomi

Ekonom memprediksi penyaluran kredit di tahun 2026 berpotensi tumbuh 9%, di atas proyeksi target tahun ini

INDEKS BERITA

Terpopuler