Perusahaan TP Rachmat Kembali Lego Saham BTPN Syariah

Kamis, 07 Februari 2019 | 15:27 WIB
Perusahaan TP Rachmat Kembali Lego Saham BTPN Syariah
[]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan milik pengusaha T.P Rachmat, PT Triputra Persada Rahmat melepas sebagian kepemilikannya di PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS). Aksi penjualan saham yang kesekian kalinya itu membuat kepemilikan Triputra Persada Rahmat di BTPS terus menipis.

Berdasar data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), per 1 Februari 2019 Triputra Persada Rahmat tercatat masih memiliki 770,37 juta saham BTPS, setara 10% dari total saham yang ditempatkan dan disetor pada BTPS. Nah, per 4 Februari 2019, kepemilikan perusahaan tersebut berkurang 50 juta saham menjadi tinggal 720,37 juta saham (9,35%).

Diperkirakan, dari penjualan 50 juta saham tersebut, Triputra Persada Rahmat meraup dana sekitar Rp 99,75 miliar. Angka ini diestimasi dari harga rata-rata saham BTPS periode 1-4 Februari 2019 yang berada di level Rp 1.994,9 per saham.

Nilai keuntungan yang diperoleh Triputra Persada Rahmat sebetulnya lebih besar lagi. Sebagai gambaran, saham perdana BTPS dipatok di harga Rp 975 per lembar. Nah, hingga 31 Januari 2019, saham BTPS sudah bertengger di Rp 1.985 per saham. Artinya, kenaikannya sudah mencapai Rp 1.010 per saham, atau 103,59%.

Usai melantai di bursa saham pada 8 Mei 2018, saham BTPS memang sudah beberapa kali dilego oleh Triputra Persada Rahmat. Pada 11 Mei 2018, atau tiga hari setelah perdagangan perdana saham BTPS, Triputra meraup fulus Rp 550,04 miliar. Dana segar itu diperoleh setelah melepas 7% saham BTPS sehingga kepemilikan Triputra Persada berkurang dari 27% menjadi 20%.

Data BEI menyebutkan, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) bertindak sebagai pembeli. Dus, kepemilikan BTPN di BTPS naik dari 63% menjadi 70%.

Kinerja positif

Sebagai pendatang baru di bursa saham, BTPS patut diperhitungkan lantaran kinerja keuangannya yang lumayan kinclong. Berkat aksi initial public offering (IPO), total nilai asetnya tumbuh 31,5% (yoy) menjadi Rp 12,03 triliun.

Sepanjang 2018 nilai pembiayaan yang disalurkan melonjak 20,2% (year-on-year/yoy) menjadi Tp 7,27 triliun. Meski demikian, rasio pembiayaan bermasalahnya, non performing financing (NPF) bisa dijaga di 1,39%.

Posisi dana pihak ketiga (DPK) juga berhasil tumbuh 16,3% (yoy) mencapai Rp 7,61 triliun. Dus, rasio pembiayaan terhadap DPK atau financing to deposit ratio (FDR) ada di 95,6%. Sementara rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) dipertahankan di level 40,9%.

Yang tidak kalah menariknya, laba bersih setelah pajak yang berhasil diraup BTPS meloncat sekitar 44%. Dari Rp 670 miliar per Desember 2017 menjadi Rp 965 miliar per Desember 2018.

William Hartanto, analis Panin Sekuritas menilai, secara teknikal dalam satu minggu ke depan saham BTPS berpotensi menguat dan bergerak dalam kisaran 2.000-2.200. Dus, ia merekomendasikan buy saham BTPS. Hingga Kamis (7/2) pukul 3.34 WIB, harga saham BTPS berada di level Rp 2.000 per saham.

 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Tingginya Minat Kendaraan Bekas, Saham Emien TP Rachmat (ASLC) Bersiap Tancap Gas
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 13:15 WIB

Tingginya Minat Kendaraan Bekas, Saham Emien TP Rachmat (ASLC) Bersiap Tancap Gas

ASLC diperkirakan akan menikmati performa penjualan mobil bekas Caroline dengan proyeksi CAGR pendapatan 2024–2027 sebesar 18,2%.

Intiland Development (DILD) Fokus Jual Produk Properti Siap Huni
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 09:50 WIB

Intiland Development (DILD) Fokus Jual Produk Properti Siap Huni

Di tengah lesunya sektor properti, DILD bakal fokus melanjutkan sejumlah program promosi yang sudah berjalan pada paruh kedua tahun ini

Sektor Konsumer Dihimpit Daya Beli, Sahamnya Cocok Buat Investor Menengah-Panjang
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 08:48 WIB

Sektor Konsumer Dihimpit Daya Beli, Sahamnya Cocok Buat Investor Menengah-Panjang

Ada peluang perbaikan kinerja sektor konsumer di kuartal IV-2025 seiring momen musiman Natal dan Tahun Baru.

Ini Aset Kripto yang Paling Cepat Rebound Usai Sempat Crash Gara-Gara Ulah Trump
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 08:10 WIB

Ini Aset Kripto yang Paling Cepat Rebound Usai Sempat Crash Gara-Gara Ulah Trump

WLFI, Aster, dan Sonic Labs mendapatkan perhatian karena tindakan konkret mereka dalam menstabilkan pasar lewat buyback.

P2P Lending Dana Syariah Indonesia Urung Buka Kembali Kantornya, Investor Gigit Jari
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 07:45 WIB

P2P Lending Dana Syariah Indonesia Urung Buka Kembali Kantornya, Investor Gigit Jari

Aktivitas karyawan dan layanan operasional Danasyariah saat ini masih dilakukan secara daring hingga waktu yang akan diinformasikan lebih lanjut.

Trump dan AS Jadi Pusat Ketidakpastian, Harga Emas Dunia Berpotensi Cetak Rekor Baru
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 07:40 WIB

Trump dan AS Jadi Pusat Ketidakpastian, Harga Emas Dunia Berpotensi Cetak Rekor Baru

Dalam skenario optimis. harga emas bahkan bisa mencapai US$ 5.000 jika faktor pendorong seperti permintaan bank sentral terus menguat. 

Rumor Masuknya Happy Hapsoro Menyulut Saham GZCO, Fundamental dan Prospek Memang Oke
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 06:59 WIB

Rumor Masuknya Happy Hapsoro Menyulut Saham GZCO, Fundamental dan Prospek Memang Oke

Dalam jangka pendek saham GZCO berpotensi menguji area psikologis 300 namun investor disarankan tetap waspada.

Pelemahan Rupiah Tertahan Data Ekonomi Tiongkok
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 06:45 WIB

Pelemahan Rupiah Tertahan Data Ekonomi Tiongkok

Rupiah melemah tipis terhadap dolar AS di tengah sentimen risk off oleh kekhawatiran eskalasi perang dagang.

Menyeimbangkan Portofolio Investasi di Tengah Ketidakpastian Tinggi di Kuartal IV
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 06:30 WIB

Menyeimbangkan Portofolio Investasi di Tengah Ketidakpastian Tinggi di Kuartal IV

Pada akhir kuartal  tahun ini, pelaku pasar kembali dihadapkan pada volatilitas tinggi akibat dinamika global dan arah kebijakan moneter.

Waspadai Efek Negatif Penyerapan Pesat Dana SAL dalam Waktu Singkat
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 06:20 WIB

Waspadai Efek Negatif Penyerapan Pesat Dana SAL dalam Waktu Singkat

Realisasi penyerapan dana SAL  dalam kredit sudah signifikan menimbulkan kekhawatiran sejumlah pihak. ​

INDEKS BERITA

Terpopuler