Meski Likuiditas Ketat, Dana Bank Masih Parkir di Instrumen Surat Utang

Kamis, 07 Februari 2019 | 07:15 WIB
Meski Likuiditas Ketat, Dana Bank Masih Parkir di Instrumen Surat Utang
[]
Reporter: Danielisa Putriadita, Maizal Walfajri | Editor: Dian Pertiwi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah lkuiditas ketat, industri perbankan masih banyak memarkirkan dana di instrumen surat berharga negara.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total penempatan dana bank di surat perbendaharaan negara (SPN) tumbuh 31,28% year on year (yoy) jadi Rp 67,45 triliun per November 2018. Adapun di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tumbuh 96,37% yoy jadi Rp 45,46 triliun.

Bahkan, jika merujuk data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, akhir Januari 2019, kepemilikan bank (konvensional dan syariah) di SBN Rp 652,81 triliun, naik Rp 171 triliun dari akhir 2018 sebesar Rp 481 triliun.

General Manager Divisi Tresuri Bank BNI Legendariah bilang, kenaikan portofolio dana di surat berharga dilakukan jika likuiditas telah memenuhi kebutuhan kredit.

Per Desember 2018, duit BNI yang tersimpan di surat berharga naik 3% secara yoy menjadi Rp 119 triliun. Meski begitu kredit BNI tetap tumbuh cukup tinggi yakni 16,2% yoy menjadi Rp 512,77 triliun

Bank BNI memprioritaskan menempatkan dana di SBN. Merujuk laporan keuangan BNI per Desember 2018, penempatan dana di SBN tumbuh 8,7% yoy jadi Rp 86,79 triliun dan sebagian lagi dari surat berharga lain.

Pendapatan dari bunga obligasi dan dari capital gain sekitar Rp 520 miliar pada 2018. "Penempatan dana di SBN berpotensi melambat di triwulan terakhir 2019 ketika ekspansi kredit semakin tinggi," ujar Legendariah.

Direktur Utama Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja menyebut, sepanjang 2018 OCBC NISP menempatkan dana di surat berharga Rp 32 triliun, naik 23% dari Rp 26 triliun di 2017. Sementara penyaluran kredit OCBC NISP tumbuh 11% yoy jadi Rp 117,83 triliun. "Penempatan dana di surat berharga merupakan manajemen likuiditas di samping mengoptimalkan yield," ujar Parwati, Rabu (6/2).

Adapun Direktur Keuangan Bank Central Asia (BCA) Vera Eve Lim menjelaskan, portofolio surat berharga terdiversifikasi dari segi tenor. Sebagian besar di surat berharga yang diterbitkan BI dam obligasi korporasi berkualitas.

BCA akan menjaga posisi portofolio instrumen jangka pendek 2019 sama dengan 2018, sejalan dengan potensi pengetatan likuiditas. Per 30 September 2018, penempatan dana di surat berharga ditambah penempatan di BI sekitar 12% dari total DPK BCA.

Merujuk laporan keuangan per Desember 2018, DPK BCA tumbuh 8,14% yoy jadi Rp 630,09 triliun. Penyaluran kredit tumbuh 15,03% yoy menjadi Rp 537,91 triliun.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Patriot Bond Danantara Jilid Kedua Dikabarkan Terbit Lebih Cepat dari Jadwal Awal
| Jumat, 12 Desember 2025 | 08:16 WIB

Patriot Bond Danantara Jilid Kedua Dikabarkan Terbit Lebih Cepat dari Jadwal Awal

Berbeda dengan Patriot Bond jilid I yang kelebihan permintaan (oversubscribe), Patriot Bond II punya cerita berbeda.

SIDO Kebut Penjualan di Akhir Tahun, Laba Kuartal IV-2025 Diproyeksi Melonjak 59%
| Jumat, 12 Desember 2025 | 08:04 WIB

SIDO Kebut Penjualan di Akhir Tahun, Laba Kuartal IV-2025 Diproyeksi Melonjak 59%

Sido Muncul agresif perluas distribusi hingga 100 ribu gerai modern dan luncurkan produk baru. Kinerja ekspor juga meningkat 23% YoY. 

Intikeramik Alamasri (IKAI) Membenahi Fundamental Keuangan
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:50 WIB

Intikeramik Alamasri (IKAI) Membenahi Fundamental Keuangan

IKAI memasuki periode pemeliharaan besar (major maintenance). Artinya mesin-mesin diperbaiki, diservis untuk memastikan tetap berjalan lancar

Marketplace Siap Kerek Biaya Admin
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:45 WIB

Marketplace Siap Kerek Biaya Admin

Pendanaan ke sektor e-commerce tidak sebesar dulu, sehingga beberapa platform melakukan penyesuaian untuk menjaga keberlanjutan operasional.

OJK Relaksasi Kredit Wilayah Bencana
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:29 WIB

OJK Relaksasi Kredit Wilayah Bencana

Kebijakan ini mengacu pada POJK 19/2022 tentang perlakuan khusus bagi lembaga jasa keuangan di daerah terdampak bencana. 

Usulan Status Ojol  Menjadi Pelaku Usaha Mikro
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:25 WIB

Usulan Status Ojol Menjadi Pelaku Usaha Mikro

Akan menyampaikan usulan itu dalam pembahasan Peraturan Presiden (Perpres) tentang ojol yang bakal dilanjutkan tahun depan.

Bank Incar Pertumbuhan Kredit di Manufaktur
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:18 WIB

Bank Incar Pertumbuhan Kredit di Manufaktur

Perbanas dorong akselerasi kredit manufaktur untuk genjot pertumbuhan ekonomi 2026                  

The Fed Turunkan Bunga, Tapi Rupiah Masih Jadi Ganjalan Investor
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:18 WIB

The Fed Turunkan Bunga, Tapi Rupiah Masih Jadi Ganjalan Investor

Federal Reserve mengisyaratkan hanya akan melakukan satu kali pemangkasan suku bunga tambahan pada 2026.

Membangun Peluang Bisnis Galangan Kapal
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:05 WIB

Membangun Peluang Bisnis Galangan Kapal

Industri nasional siap untuk menangkap peluang dalam memenuhi kebutuhan pembangunan kapal bagi kementerian, lembaga, BUMN maupun pihak swasta.​

Buih Cuan Multi Bintang (MLBI) di Ujung Tahun Ini
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:00 WIB

Buih Cuan Multi Bintang (MLBI) di Ujung Tahun Ini

Masa libur Nataru menjadi momentum krusial bagi bisnis perusahaan. Oleh karena itu, MLBI menyiapkan sejumlah strategi.

INDEKS BERITA

Terpopuler