Pfizer Janjikan Penjualan Obat Paten dengan Harga Nirlaba di Negara-Negara Miskin

Kamis, 26 Mei 2022 | 15:42 WIB
Pfizer Janjikan Penjualan Obat Paten dengan Harga Nirlaba di Negara-Negara Miskin
[ILUSTRASI. Ilustrasi tenaga kesehatan hendak menyuntikkan vaksin dengan latar belakang logo Pfizer, 11 Desember 2021. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - Pfizer Inc pada Rabu mengumumkan akan menjual semua obat yang memiliki paten, termasuk Paxlovid dan Ibrance, dengan harga nirlaba di 45 negara miskin di dunia. Paxlovid merupakan obat untuk Covid-19 sedang Ibrance merupakan obat kanker payudara.

Puluhan negara yang menjadi pilihan itu tidak memiliki akses yang baik ke perawatan inovatif. Menurut riset Bill & Melinda Gates Foundation, seandainya tersedia pun, butuh waktu empat hingga tujuh tahun bagi negara-negara tersebut untuk mengakses metode pengobatan terbaru.

Pfizer mengatakan rencana penjualan dengan harga nirlaba itu mencakup 23 obat dan vaksin yang dimiliki sepenuhnya dan dipatenkan untuk mengobati penyakit menular, kanker tertentu, serta penyakit langka dan peradangan. 

Selain Paxlovid dan Ibrance, Pfizer juga menawarkan vaksin pneumonia Prevnar 13, obat rheumatoid arthritis Xeljanz dan perawatan kanker Xalkori dan Inlyta. Comirnaty, vaksin Covid-19 yang dikembangkan Pfizer dengan BioNTech SE juga ada dalam daftar.

Baca Juga: Twitter Bayar Denda US$ 150 Juta ke AS, Penyelesaian Gugatan Pelanggaran Privasi

Chief Executive Albert Bourla mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa semua obat yang tersedia harus digunakan. "Tapi jelas antivirus (Paxlovid) akan menjadi masalah yang sangat besar bagi mereka. Jika mereka membutuhkannya, mereka bisa segera mendapatkannya," katanya.

Ketika Pfizer meluncurkan obat dan vaksin baru, mereka juga akan dimasukkan dalam portofolio obat dengan harga nirlaba, katanya.

Sebanyak 27 negara berpenghasilan rendah dan 18 negara berpenghasilan rendah yang termasuk dalam program yang disebut Pfizer sebagai "Kesepakatan untuk Dunia yang Lebih Sehat" mencakup sebagian besar Afrika dan sebagian besar Asia Tenggara. Lima negara Afrika, yaitu Rwanda, Ghana, Malawi, Senegal dan Uganda, telah berkomitmen untuk bergabung dengan kesepakatan tersebut, yang diumumkan pada Forum Ekonomi Dunia di Davos.

Baca Juga: Bank Sentral Rusia Memangkas Suku Bunga Utama Menjadi 11% di Pertemuan Tak Terjadwal

Presiden Malawi Lazarus Chakwera mengatakan dalam sebuah pernyataan kesepakatan itu akan memungkinkan negara-negara dan pembuat obat untuk berbagi "beban biaya dan tugas dalam produksi dan pengiriman pasokan yang akan menyelamatkan jutaan nyawa."

Pfizer menuai kritik atas caranya meluncurkan vaksin Covid-19. Banyak negara miskin harus menunggu selama berbulan-bulan untuk mendapatkan vaksin, sejak produsen obat itu meluncurkan dosis pertama di negara-negara kaya.

Bourla mengatakan kesepakatan baru telah diinformasikan oleh kesulitan peluncuran itu, terutama kurangnya infrastruktur kesehatan di beberapa negara yang membuat pendistribusian vaksin menjadi sulit. "Alih-alih mencuci tangan kami dan berkata, 'Saya memberi Anda produk, lakukan apa pun yang Anda inginkan dengan mereka,' kami mengatakan, 'Kami akan memberi Anda produk dan kami akan duduk bersama Anda untuk melihat bagaimana kami dapat membantu mengatur sistem yang dapat memanfaatkannya,'" kata Bourla.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Intraco Penta (INTA) Siapkan Strategi Demi Cetak Laba
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 08:15 WIB

Intraco Penta (INTA) Siapkan Strategi Demi Cetak Laba

Rugi bersih INTA terpangkas 31,48% secara tahunan atau year on year (yoy), dari Rp 72,49 miliar jadi Rp 49,67 miliar per September 2025.

Pemerintah Awasi Kepatuhan Wajib Pajak
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:48 WIB

Pemerintah Awasi Kepatuhan Wajib Pajak

Pemerintah tengah menyusun aturan berupa rancangan peraturan menteri keuangan terkait pengawasan kepatuhan wajib pajak

Asa Adhi Karya (ADHI) pada Anggaran Infrastruktur
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:45 WIB

Asa Adhi Karya (ADHI) pada Anggaran Infrastruktur

Untuk tahun depan, ADHI memasang target agresif dengan membidik kontrak baru senilai Rp 23,8 triliun.

Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Akuisisi Guna Tingkatkan Kinerja
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:30 WIB

Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Akuisisi Guna Tingkatkan Kinerja

Mengupas prospek bisnis PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) pasca merampungkan akuisisi PT Sawit Mandiri Lestari

Cadangan Devisa Sulit Lepas dari Tekanan Global
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:24 WIB

Cadangan Devisa Sulit Lepas dari Tekanan Global

Cadangan devisa Indonesia akhir November naik tipis ke level US$ 150,1 miliar                       

Outflow Deras
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:10 WIB

Outflow Deras

Arus keluar asing bersamaan dengan ketergantungan pemerintah terhadap dana domestik menyimpan risiko jangka menengah.

Beban Demografi di Era Revolusi AI
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:05 WIB

Beban Demografi di Era Revolusi AI

Bonus demografi dan revolusi kecerdasan buatan atau AI bermakna bila dikelola dengan sungguh-sungguh.​

Deny Ong, Direktur Keuangan HRTA Menyukai Investasi Emas
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:00 WIB

Deny Ong, Direktur Keuangan HRTA Menyukai Investasi Emas

Mengupas strategi investasi Direktur Keuangan PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), Deny Ong dalam mengelola asetnya.

Memperkuat Perencanaan PSN Kawasan Industri
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 06:20 WIB

Memperkuat Perencanaan PSN Kawasan Industri

Sinergi ini untuk mendorong penguatan perencanaan kebijakan dan percepatan pelaksanaan Kawasan Industri Prioritas dalam RPJMN 2025–2029

PTPP Garap Proyek Besar Kelembagaan Negara di IKN
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 06:16 WIB

PTPP Garap Proyek Besar Kelembagaan Negara di IKN

PTPP mempertegas posisi sebagai kontraktor nasional dan pemain kunci dalam pembangunan Ibukota Nusantara

INDEKS BERITA

Terpopuler