Pieter Tanuri Menambah Saham Bali United, Putri Konglomerat TP Rachmat Pilih Kurangi

Selasa, 02 Juli 2019 | 08:36 WIB
Pieter Tanuri Menambah Saham Bali United, Putri Konglomerat TP Rachmat Pilih Kurangi
[]
Reporter: Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak 17 Juni lalu, klub bola Bali United resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dilepas di harga Rp 175 per saham, saham PT Bali Bintang Sejahtera Tbk  dengan kode saham BOLA langsung mencuri perhatian pelaku pasar lantaran harganya melonjak 69,14% di hari pertama perdagangan saham.

Yang tak kalah menarik, beberapa pemegang saham pendiri memanfaatkan momentum pencatatan dan perdagangan perdana saham Bali United untuk bertransaksi di bursa saham.

Pengusaha Pieter Tanuri, misalnya, pada perdagangan hari pertama saham BOLA 17 Juni lalu, menambah kepemilikan saham di Bali United. Pemilik sekaligus pemegang saham pengendali Bali United ini membeli 2,8 juta saham BOLA.

Saat itu, Pieter membeli saham BOLA di harga Rp 265 per saham senilai Rp 742 juta. Pasca transaksi tersebut, kepemilikan Pieter Tanuri di Bali United bertambah menjadi 809,34 juta saham yang mewakili 13,48% dari total saham Bali United.

Komisaris Utama Bali United Jemi Wiyono Prihadi juga ikut menambah kepemilikan saham Bali United. Pada perdagangan hari pertama saham BOLA, Jemi membeli 28,15 juta saham Bali United.

Dengan harga pembelian Rp 177 per saham, nilai transaksi tersebut mencapai Rp 4,98 miliar.

Pasca transaksi, kepemilikan Jemi di Bali United bertambah menjadi 30,65 juta saham. Jumlah tersebut mewakili 0,51% dari total saham Bali United.

Putri Paramita Sudali, Direktur Bali Bintang Sejahtera, juga tak mau ketinggalan bertransaksi di perdagangan perdana saham BOLA. Putri tercatat membeli 22,55 juta saham BOLA pada 17 Juni 2019.

Dengan harga pembelian sebesar Rp 177 per saham, nilai transaksi pembelian saham tersebut sebesar Rp 3,99 miliar.

Pasca transaksi, kepemilikan Putri bertambah menjadi 32,55 juta saham yang mewakili 0,54% dari total saham Bali United.

Sementara itu, pemegang saham pendiri lainnya memilih memanfaatkan perdagangan saham BOLA di bursa saham untuk menggelar divestasi.

Salah satu pemegang saham pendiri yang menjual saham Bali United di perdagangan hari pertama adalah Ayu Patricia Rachmat. Putri konglomerat Theodore Permadi Rachmat itu tercatat menjual 63,158 juta saham Bali United pada 17 Juni 2019.

Dengan harga penjualan sebesar Rp 175 per saham, nilai transaksi penjualan saham Bali United itu mencapai Rp 11,05 miliar.

Pasca transaksi, kepemilikan Ayu di Bali United berkurang menjadi 314,8 juta saham yang mewakili 5,25% dari total saham BOLA.

Pemegang saham pendiri lainnya yang mengurangi kepemilikan saham Bali United adalah Miranda. Pada 17 Juni 2019, Miranda juga melego 63,158 juta saham Bali United di harga Rp 175 per saham.

Nilai transaksi pembelian saham tersebut mencapai Rp 11,05 miliar. Pasca transaksi, kepemilikan Miranda di Bali United berkurang menjadi 314,8 juta saham yang mewakili 5,35% dari total saham BOLA.

Menyusul Miranda dan Ayu, PT Bali Peraga Bola ikut mengurangi kepemilikan saham Bali United. Pada 24 Juni 2019 lalu, Bali Peraga Bola menjual 170 juta saham Bali United.

Bali Peraga Bola menggelar divestasi saham BOLA di harga Rp 300 per saham. Nilai transaksi penjualan saham itu mencapai Rp 51 miliar.

Pasca transaksi penjualan, kepemilikan Bali Peraga Bola di Bali United berkurang menjadi 830 juta saham. Jumlah tersebut mewakili 13,83% dari total saham Bali United.

Bagikan

Berita Terbaru

ADMR Punya Angin Segar: Aluminium Bullish dan Labanya Diproyeksi Melonjak
| Selasa, 18 November 2025 | 16:13 WIB

ADMR Punya Angin Segar: Aluminium Bullish dan Labanya Diproyeksi Melonjak

Prospek PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR) juga didukung smelter aluminium yang ditargetkan beroperasi pada akhir tahun 2025.

Intiland Development (DILD) Garap Proyek IKN, Begini Respon Pasar
| Selasa, 18 November 2025 | 15:31 WIB

Intiland Development (DILD) Garap Proyek IKN, Begini Respon Pasar

Masuknya DILD ke proyek IKN dianggap sebagai katalis yang kuat. IKN merupakan proyek dengan visibilitas tinggi dan menjadi prioritas pemerintah.

Astra Graphia (ASGR) Cetak Pertumbuhan Dua Digit
| Selasa, 18 November 2025 | 10:05 WIB

Astra Graphia (ASGR) Cetak Pertumbuhan Dua Digit

Dalam menjaga kelangsungan bisnis jangka panjang, perusahaan berfokus dalam penguatan fundamental bisnis yang disertai pemberian ruang eksplorasi

Indonesia Bisa Kecipratan Investasi dari Australia
| Selasa, 18 November 2025 | 09:50 WIB

Indonesia Bisa Kecipratan Investasi dari Australia

Hubungan dagang Indonesia–Australia selama ini didominasi oleh ekspor daging, gandum serta arus pelajar Indonesia ke Australia.

Hanya 4 Hari Saham CSIS Terbang Hampir 100%, Aksi Korporasi Anak Usaha Jadi Katalis
| Selasa, 18 November 2025 | 08:49 WIB

Hanya 4 Hari Saham CSIS Terbang Hampir 100%, Aksi Korporasi Anak Usaha Jadi Katalis

Secara teknikal, saham PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) masih berpotensi melanjutkan penguatan. 

Bisnis UMKM Belum Bisa Terangkat
| Selasa, 18 November 2025 | 08:15 WIB

Bisnis UMKM Belum Bisa Terangkat

Hal ini dipengaruhi oleh normalisasi daya beli masyarakat yang masih lesu, permintaan pasca Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan libur sekolah

Sejumlah Emiten Akan Private Placement, Simak Prospek Sahamnya
| Selasa, 18 November 2025 | 08:11 WIB

Sejumlah Emiten Akan Private Placement, Simak Prospek Sahamnya

Salah satu yang terbesar ialah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Emiten pelat merah ini berencana menggelar private placement Rp 23,67 triliun

Mitra Keluarga (MIKA) Terus Merawat Pertumbuhan Bisnis
| Selasa, 18 November 2025 | 08:00 WIB

Mitra Keluarga (MIKA) Terus Merawat Pertumbuhan Bisnis

Pertumbuhan kinerja didukung peningkatan volume pasien swasta serta permintaan layanan medis berintensitas lebih tinggi di sejumlah rumah sakit.

Summarecon Agung (SMRA) Menyuntik Modal ke Anak Usaha Sebesar Rp 231,83 Miliar
| Selasa, 18 November 2025 | 07:46 WIB

Summarecon Agung (SMRA) Menyuntik Modal ke Anak Usaha Sebesar Rp 231,83 Miliar

SMRA melakukan transaksi afiliasi berupa penambahan modal oleh perusahaan terkendali perseroan itu pada perusahaan terkendali lain.

Integrasi Merger Berlanjut, Laba EXCL Bisa Membaik di 2026
| Selasa, 18 November 2025 | 07:33 WIB

Integrasi Merger Berlanjut, Laba EXCL Bisa Membaik di 2026

EXCL berhasil meraup pendapatan sebesar Rp 30,54 triliun. Nilai ini melonjak 20,44% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 25,36 triliun.​

INDEKS BERITA

Terpopuler