Pinjaman Valas Multifinance Melambung

Senin, 11 Februari 2019 | 07:10 WIB
Pinjaman Valas Multifinance Melambung
[]
Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun lalu perusahaan multifinance cukup gencar mencari pendanaan dari valuta asing (valas).

Pertumbuhan pendanaan valas naik cukup signifikan. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Desember 2018, menunjukkan pertumbuhan pendanaan valas naik cukup signifikan 17,9% secara tahunan atau year on year (yoy) jauh melebihi kenaikan pendanaan dari rupiah yang hanya 3,1% yoy.

Kenaikan pendanaan valas ini mayoritas berasal dari pendanaan dari mata uang dollar Amerika Serikat (AS) sebesar 82% dari total pendanaan valas. Menyusul yen Jepang sekitar 17,8% dari total pendanaan valas.

Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) mencatat kenaikan pendanaan valas cukup tinggi pada 2018 lalu karena kondisi likuiditas industri multifinance mengetat. Salah satunya penyebab, karena seretnya pendanaan dari bank lantaran kepercayaan perbankan ke multifinance berkurang, karena sejumlah kasus yang terjadi.

Nah, di tahun ini diprediksi pendanaan dari mata uang asing akan sedikit berkurang. Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno mengatakan, pada tahun ini diproyeksi kondisi risiko likuiditas akan sedikit berkurang. Karena penerapan asset registry untuk memulihkan kembali kepercayaan bank ke multifiannce, kata Suwandi.

Pendanaan melalui valas juga kudu penuh strategi. Terutama langkah hedging atau lindung nilai yang dilakukan multifinance. Strategi hedging Roni Haslim, Presiden Direktur BCA Finance, mengatakan pada 2018 lalu perusahaan ada pinjaman valas jangka pendek.

Pinjaman valas ini berasal dari bank asing yang beroperasi di Indonesia. Tapi seluruh pokok dan bunganya sudah seluruhnya dilakukan hedging, kata Roni. Produk hedging adalah cross currency swap. Dengan melakukan hedging ini risiko fluktuasi nilai tukar bisa diminimalisir.

Hendry Christian Wong, Direktur Astra Credit Companies (ACC), mengatakan, saat ini pendanaan valas menyumbang 30% dari total funding. "Dipenuhi mayoritas dari offshore dan seluruhnya sudah dilakukan hedging," kata Hendry. Pendanaan dari mata uang Dollar paling tinggi menyusul yen Jepang.

Bagikan

Berita Terbaru

Saham BBCA Rebound Tiga Hari Beruntun, JP Morgan Hingga Credit Agricole Borong Banyak
| Jumat, 11 April 2025 | 19:48 WIB

Saham BBCA Rebound Tiga Hari Beruntun, JP Morgan Hingga Credit Agricole Borong Banyak

Cost basis average mayoritas investor institusi asing masih di bawah harga pasar saham BBCA saat ini. 

Rawan Dimainkan Trump, Indonesia dan Banyak Negara Bergantung Pada Visa & Mastercard
| Jumat, 11 April 2025 | 19:35 WIB

Rawan Dimainkan Trump, Indonesia dan Banyak Negara Bergantung Pada Visa & Mastercard

Indonesia memiliki GPN, yang sayangnya masih digunakan secara terbatas dan cuma berlaku di dalam negeri.

Tarik Ulur Tarif Trump dan Menimbang Skenario Terburuk Nasib Industri Sawit
| Jumat, 11 April 2025 | 10:02 WIB

Tarik Ulur Tarif Trump dan Menimbang Skenario Terburuk Nasib Industri Sawit

Memindahkan ekspor dari AS yang porsinya bisa mencapai 10% dari total ekspor ke pasar alternatif bukan perkara mudah.

Masih Menunggu Beleid PPh Final UMKM 0,5%
| Jumat, 11 April 2025 | 09:43 WIB

Masih Menunggu Beleid PPh Final UMKM 0,5%

Pemerintah sebelumnya memastikan kebijakan pajak penghasilan (PPh) final 0,5% bagi UMKM akan diperpanjang hingga tahun ini

Pelaporan SPT Tahunan Baru Mencapai 63,95%
| Jumat, 11 April 2025 | 09:39 WIB

Pelaporan SPT Tahunan Baru Mencapai 63,95%

Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) per 10 April 2025 mencapai 12,65 juta

Ada Waktu Meningkatkan Posisi Tawar
| Jumat, 11 April 2025 | 09:35 WIB

Ada Waktu Meningkatkan Posisi Tawar

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memutuskan menunda tarif impor resiprokal yang dikenakan pada sebagian besar negara selama 90 hari 

Siap-Siap, Utang Triliunan Rupiah Akan Jatuh Tempo
| Jumat, 11 April 2025 | 09:30 WIB

Siap-Siap, Utang Triliunan Rupiah Akan Jatuh Tempo

Nilai utang pemerintah yang jatuh tempo di tahun ini akan mencapai puncaknya pada bulan Juni mendatang

 Tahun ini AKR Corporindo (AKRA) Bidik Penjualan Lahan Industri Seluas 110 Hektare
| Jumat, 11 April 2025 | 09:07 WIB

Tahun ini AKR Corporindo (AKRA) Bidik Penjualan Lahan Industri Seluas 110 Hektare

Anak usaha AKR, yaitu BKMS selaku pengembang kawasan industri JIIPE, gencar memasarkan penjualan lahan kepada investor.

Profit 33,15% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Meroket Lagi (11 April 2025)
| Jumat, 11 April 2025 | 08:57 WIB

Profit 33,15% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Meroket Lagi (11 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (11 April 2025) 1 gram Rp 1.889.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33,15% jika menjual hari ini.

Utang Jumbo AS Jatuh Tempo di 2025-2028, Tarif Trump Sulut China Jual US Treasury
| Jumat, 11 April 2025 | 08:42 WIB

Utang Jumbo AS Jatuh Tempo di 2025-2028, Tarif Trump Sulut China Jual US Treasury

Merujuk laporan The Bureau of The Fiscal Service, per Maret 2025, nilai outstanding utang jatuh tempo AS pada 2025-2028 mencapai US$ 16,8 triliun.

INDEKS BERITA

Terpopuler