Pinjaman yang Disalurkan ke Afrika Minim, Negara-Negara Barat Dikritik

Rabu, 09 Februari 2022 | 12:45 WIB
Pinjaman yang Disalurkan ke Afrika Minim, Negara-Negara Barat Dikritik
[ILUSTRASI. Presiden Xi Jinping Presiden Cyril Ramaphosa dalam Forum Kerjasama China-Afrika 2018 di Beijing, China, 4 September 2018. Lintao Zhang/Pool via REUTERS ]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Bank-bank pembangunan China menyalurkan pembiayaan senilai total US$ 23 miliar, atau setara Rp 330,3 triliun untuk berbagai proyek infrastruktur di kawasan sub-Sahara Afrika dari 2007 hingga 2020. Nilai itu lebih dari dua kali lipat total nilai pembiayaan yang disalurkan oleh bank-bank pembangunan asal Amerika Serikat (AS), Jerman, Jepang dan Prancis, sebuah studi baru menunjukkan.

Center for Global Development mengatakan tinjauan terhadap 535 kesepakatan infrastruktur publik-swasta yang didanai di kawasan itu pada tahun-tahun itu menunjukkan bahwa investasi China bak raksasa jika dibandingkan dengan investasi dari pemerintah lain dan bank pembangunan multilateral lainnya.

Nancy Lee, penulis utama makalah dan rekan kebijakan senior di lembaga think tank itu, mengatakan pendanaan publik secara keseluruhan dari lembaga-lembaga non-China untuk proyek-proyek di sub-Sahara Afrika tertahan di kisaran US$ 9 miliar (Rp 129,2 triliun). Nilai itu jauh dari apa yang dibutuhkan kawasan itu untuk jalan, bendungan, dan jembatan.

Baca Juga: Data Perdagangan AS di Tahun Lalu Memperlihatkan China Gagal Penuhi Komitmen Fase I

“Banyak yang mengkritik kiprah China,” ujar Lee. "Tetapi jika pemerintah Barat ingin meningkatkan investasi yang produktif dan berkelanjutan ke tingkat yang berarti, mereka perlu mengerahkan bank pembangunan mereka sendiri dan menekan bank pembangunan multilateral untuk menjadikan investasi ini sebagai prioritas."

Antara 2007 dan 2020, China Exim Bank dan China Development Bank menyediakan US$ 23 miliar dalam pembiayaan. Sementara nilai pembiayaan dari gabungan semua lembaga keuangan pembangunan besar cuma US$9,1 miliar, demikian keterangan dalam laporan itu.

Laporan itu mencatat lembaga keuangan pembangunan utama AS, yang sekarang dikenal sebagai US International Development Finance Corp, hanya meminjamkan US$1,9 miliar untuk proyek  infrastruktur di sub-Sahara untuk periode yang sama. Nilai itu tidak sampai, bahkan, sepersepuluh dari pinjaman yang disediakan China.

Bank pembangunan multilateral seperti Bank Dunia hanya menyediakan rata-rata US$ 1,4 miliar per tahun untuk proyek infrastruktur publik-swasta di Afrika sub-Sahara dari 2016-2020, menurut laporan tersebut.

Baca Juga: Ketegangan Rusia dan Ukraina Membawa Bitcoin ke Zona Hijau

Pinjaman China ke Afrika telah mendapat sorotan tajam dalam beberapa tahun terakhir karena kurangnya transparansi dan penggunaan mekanisme kredit dengan jaminan. Para ekonom di Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia memperingatkan bahwa banyak negara berpenghasilan rendah sedang menghadapi atau sudah dalam kesulitan utang.

Tetapi Lee menilai negara-negara Barat terlampau lambat untuk memompa investasi di Afrika, dan lebih suka melontarkan berbagai retorika.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden pada bulan Juli meluncurkan dorongan baru untuk memperluas hubungan bisnis antara perusahaan AS dan Afrika, dengan fokus pada energi bersih, kesehatan, agribisnis, dan infrastruktur transportasi. Namun tinjauan berkelanjutan atas kebijakan perdagangan telah membuat sektor swasta gelisah tentang melakukan dana.

Seorang pejabat tinggi perdagangan AS pekan lalu mengatakan Washington telah terlibat dalam pembicaraan yang intens engan Kenya. Pembahasan itu termasuk dalam upaya AS untuk memperluas investasi perdagangan di benua Afrika.

 

Bagikan

Berita Terbaru

MPX Logistics (MPXL) Diversifikasi Bisnis di Tahun Depan
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:10 WIB

MPX Logistics (MPXL) Diversifikasi Bisnis di Tahun Depan

MPXL bakal mengoptimalkan strategi diversifikasi bisnis, termasuk dengan pengembangan angkutan komoditas.

Lanjutkan Pengejaran Pajak Kelas Kakap
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:09 WIB

Lanjutkan Pengejaran Pajak Kelas Kakap

Kanwil LTO membidik 35 wajib pajak konglomerat dengan tunggakan Rp 7,52 triliun​                    

Natal, Harmoni Kasih dan Kebersamaan
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:05 WIB

Natal, Harmoni Kasih dan Kebersamaan

Setiap pemeluk agama yang ada di negeri ini perlu untuk menyuguhkan kebajikan agar menjadi pesona dunia.

Suri Tauladan
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:05 WIB

Suri Tauladan

Pemberian pinjaman dari Danantara ke Krakatau Stell harusnya mengekor ke Biofarma dan Indofarma perihal info tenor dan suku bunga pinjaman.

Potensi Lonjakan Uang Beredar Belum Mencerminkan Fundamental Ekonomi
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:52 WIB

Potensi Lonjakan Uang Beredar Belum Mencerminkan Fundamental Ekonomi

Uang beredar pada periode Desember 2025 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan sekitar 11% hingga 13% yoy

Strategi Mandom Indonesia (TCID) Memoles Penjualan
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:50 WIB

Strategi Mandom Indonesia (TCID) Memoles Penjualan

Kinerja TCID sepanjang 2025 menunjukkan tren yang cukup baik. Merujuk laporan keuangan Januari–September 2025, penjualan tumbuh dua digit.

Suku Bunga Turun, ROI Dana Pensiun Terancam Melorot
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38 WIB

Suku Bunga Turun, ROI Dana Pensiun Terancam Melorot

Hingga Oktober 2025, kinerja investasi dapen masih mencetak pertumbuhan, dengan tingkat return on investment (ROI) di level 7,03%.

Rupiah Masih Relatif Tertekan Sepanjang Minggu
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:25 WIB

Rupiah Masih Relatif Tertekan Sepanjang Minggu

Mata uang Garuda di pasar spot ditutup melemah 0,02% secara harian ke Rp 16.745 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (26/12)

Marjin Bisnis Gadai Bakal Makin Tebal
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 04:15 WIB

Marjin Bisnis Gadai Bakal Makin Tebal

Dengan suku bunga yang lebih rendah, perusahaan gadai bisa mendapat biaya dana yang lebih ringan yang bisa berdampak positif pada profitabilitas.

Logisticsplus (LOPI) Amankan Kontrak Baru Pada 2026 Senilai Rp 80 Miliar
| Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56 WIB

Logisticsplus (LOPI) Amankan Kontrak Baru Pada 2026 Senilai Rp 80 Miliar

PT Logisticsplus International Tbk (LOPI) menutup tahun buku 2025 dengan recognized revenue konsolidasi sekitar Rp 105 miliar.

INDEKS BERITA

Terpopuler