PLN Siap Pasok Listrik ke Smelter

Kamis, 16 Mei 2019 | 10:54 WIB
PLN Siap Pasok Listrik ke Smelter
[]
Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Untuk meningkatkan penyerapan penjualan tenaga listrik, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) membidik peluang di industri fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter). Sejauh ini, PLN sudah memiliki tiga pelanggan listrik untuk smelter di wilayah Sulawesi.

Senior Executive Vice President Bisnis dan Pelayanan Pelanggan PT PLN, Yuddy Setyo Wicaksono mengatakan, saat ini PLN baru melayani tiga smelter yang berada di Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. Untuk ketiga pelanggan tersebut, PLN memasok setrum sebesar 73,1 mega volt ampere (MVA).

Selanjutnya, hingga tahun 2022, PLN sudah meneken nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan sembilan pelanggan smelter yang tersebar di Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan dengan total daya mencapai 2.028,5 MVA.

Yuddy memproyeksikan listrik akan dipasok kepada tiga pelanggan mulai tahun 2020 dengan daya 453 MVA. Berlanjut pada tahun 2021 kepada tiga pelanggan dengan daya 794,5 MVA, serta tahun 2022 dengan tiga pelanggan yang sama dengan daya mencapai 779 MVA.

Direktur Bisnis Regional Sulawesi PLN, Syamsul Huda mengatakan, secara keseluruhan potensi beban listrik dari smelter di Regional Sulawesi tercatat sebesar 4.308 MVA.

Jumlah tersebut sekitar 34% dari total potensi listrik di smelter yang sebesar 13.031 MVA. "Potensi smelter akan dilayani sesuai dengan kebutuhan pelanggan, khusus di Regional Sulawesi, potensi smelter terbesar ada di Sulawesi Tenggara," kata Huda.

Jumlah smelter yang berlokasi di wilayah Sulawesi memang terbilang dominan, khususnya untuk pengolahan komoditas nikel. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dari 21 smelter nikel yang telah beroperasi maupun dalam proses pembangunan, 15 smelter di antaranya berlokasi di Sulawesi.

Namun tak semua smelter menggunakan listrik PLN. Sebab, ada pula smelter di kawasan industri yang memiliki pembangkit untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, seperti di Kawasan Industri Morowali. "Ada pembangkit yang memenuhi kebutuhan sendiri, jadi untuk smelter di Kawasan Industri Morowali listriknya bukan dari PLN," terang Huda. Untuk memenuhi itu, pembangkit listrik di wilayah Sulawesi pun tengah disiapkan.

Bagikan

Berita Terbaru

Membedah Saham TRIN, dari Agenda Ekspansi Hingga Masuknya Anak Hashim Djojohadikusumo
| Rabu, 03 Desember 2025 | 09:59 WIB

Membedah Saham TRIN, dari Agenda Ekspansi Hingga Masuknya Anak Hashim Djojohadikusumo

Hingga pengujung 2025 PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) membidik pertumbuhan marketing revenue Rp 1,8 triliun.

BSDE Siap Menerbitkan Obligasi dan Sukuk Senilai Rp 1,75 Triliun
| Rabu, 03 Desember 2025 | 08:47 WIB

BSDE Siap Menerbitkan Obligasi dan Sukuk Senilai Rp 1,75 Triliun

Berdasarkan prospektus obligasi BSDE, seperti dikutip Selasa (2/12), emiten properti ini akan menerbitkan obligasi dalam empat seri.

Proyek Sanur Bakal Jadi Sumber Pendapatan Utama PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA)
| Rabu, 03 Desember 2025 | 08:03 WIB

Proyek Sanur Bakal Jadi Sumber Pendapatan Utama PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA)

Perdagangan saham PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) kembali dibuka mulai sesi 1 hari ini, Rabu, 3 Desember 2025. 

Buyback Berakhir Hari Ini, tapi Harga Saham KLBF Kian Terpuruk Didera Sentimen MSCI
| Rabu, 03 Desember 2025 | 07:46 WIB

Buyback Berakhir Hari Ini, tapi Harga Saham KLBF Kian Terpuruk Didera Sentimen MSCI

Tekanan jual investor asing dan rerating sektor konsumer menghantam saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).

Calon Emiten Sarang Burung Wallet Ini Tetapkan Harga IPO di Rp 168 Per Saham
| Rabu, 03 Desember 2025 | 07:41 WIB

Calon Emiten Sarang Burung Wallet Ini Tetapkan Harga IPO di Rp 168 Per Saham

Saham RLCO lebih cocok dibeli oleh investor yang memang berniat untuk trading. Memanfaatkan tingginya spekulasi pada saham-saham IPO.

Reksadana Saham Bangkit di Akhir Tahun
| Rabu, 03 Desember 2025 | 07:00 WIB

Reksadana Saham Bangkit di Akhir Tahun

Berdasarkan data Infovesta, per November 2025 reksadana saham mencatat return 17,32% YtD, disusul return reksadana campuran tumbuh 13,26% YtD

Bayang-Bayang Bunga Utang Menggerogoti Fiskal
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:46 WIB

Bayang-Bayang Bunga Utang Menggerogoti Fiskal

Utang publik global capai US$110,9 T, memicu suku bunga tinggi. Ini potensi risiko kenaikan biaya utang pemerintah Indonesia hingga Rp4.000 T. 

IHSG Lagi-Lagi Mencetak Rekor Sepanjang Hayat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:45 WIB

IHSG Lagi-Lagi Mencetak Rekor Sepanjang Hayat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pendorong penguatan IHSG berasal dari kenaikan harga saham emiten-emiten konglomerasi dan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Perlindungan Proteksi Barang Milik Negara
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:39 WIB

Perlindungan Proteksi Barang Milik Negara

Pemerintah perkuat ketahanan fiskal melalui Asuransi BMN berbasis PFB. Cakupan aset melonjak jadi Rp 91 triliun di tahun 2025.

Ekspor Lemas Karena Bergantung ke Komoditas
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:37 WIB

Ekspor Lemas Karena Bergantung ke Komoditas

Ekspor Oktober 2025 turun 2,31% secara tahunan, tertekan anjloknya CPO dan batubara.                   

INDEKS BERITA