KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen global seperti kemungkinan meredanya perang dagang dan Brexit mewarnai pergerakan kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS).
Senin (25/11) kemarin, rupiah di pasar spot ditutup flat dengan penguatan tipis 0,04% ke Rp 14.086 per dollar AS.
Menurut Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim, pernyataan Presiden AS Donald Trump tentang China belakangan cukup positif dan meningkatkan harapan kedua pihak segera menandatangani kesepakatan dagang.
Baca Juga: Optimisme perdagangan AS-China angkat S&P 500 dan Nasdaq menembus rekor tertinggi
Faktor positif lainnya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berjanji untuk menyelesaikan Brexit sebelum Natal.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menambahkan, kabar bahwa China akan menekan pelanggaran atas hak kekayaan intelektual, seperti permintaan AS, menjadi tenaga bagi rupiah. "Dengan keinginan dari pemerintah China ini, harapannya, tensi perang dagang dapat melunak," tuturnya.
Baca Juga: Proyeksi IHSG: Ada Peluang Menguat Meski Dihantui Kasus Reksadana
Pada perdagangan Selasa (26/11), keduanya memperkirakan, rupiah masih dipengaruhi sentimen global. Ibrahim memproyeksikan, rupiah hari ini menguat tipis di rentang perdagangan Rp 14.055-Rp 14.105 per dollar AS.
Senada, Joshua proyeksikan rupiah menguat di level Rp 14.025-Rp 14.100 per dollar AS dengan catatan tidak ada tambahan sentimen negatif dari data ekonomi yang dirilis Senin malam.