KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah masih bergerak cenderung menguat meski pergerakan terbatas.
Pada perdagangan kemarin, Kamis (19/12), kurs rupiah di pasar spot naik tipis 0,02% ke Rp 13.985 per dollar Amerika Serikat (AS). Serupa, kurs tengah rupiah Bank Indoesia juga naik 0,07% menjadi Rp 13.983 per dollar AS.
Direktur Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, hasil pemungutan suara di parlemen yang akhirnya menyetujui pemakzulan Presiden AS Donald Trump sempat menjadi penggerak rupiah. Tetapi, rencana pemakzulan tampaknya sulit terjadi karena harus melalui persetujuan Senat.
Baca Juga: Satu-satunya harapan Trump saat ini ada pada pemimpin Senat McConnell
Pemungutan suara di Senat diperkirakan baru bisa terlaksana di Januari mendatang. Analis menilai pemakzulan sulit lolos di Senat. "Apalagi mayoritas anggota Senat merupakan anggota Partai Republik yang mendukung Donald Trump," sebut Ekonom Bank Permata Josua Pardede, Kamis (19/12).
Sementara itu, keputusan bank sentral Indonesia tetap mempertahankan BI 7-day reverse repo rate (BI 7-DRR) turut menambah keperkasaan kurs rupiah. Sehingga tak mengherankan jika kemarin rupiah bergabung bersama peso Filipina, yen Jepang, baht Thailand serta won Korea yang berhasil mencatatkan penguatan di hadapan dollar AS.
Pasar pun diperkirakan masih merespons positif keputusan BI tersebut di hari ini. Dengan demikian, kurs rupiah berpeluang tetap bergerak menguat.
Baca Juga: BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5%, ini pertimbangannya
Selain itu, pergerakan kurs rupiah juga akan dipengaruhi klaim pengangguran AS pada pekan yang berakhir 13 Desember lalu serta penjualan rumah Negeri Paman Sam di November lalu. Hasil konsensus memperlihatkan, klaim pengangguran di pekan lalu turun menjadi 225.000.
Ini lebih rendah dari pekan sebelumnya yang sebesar 252.000. "Tetapi data-data ini sebenarnya tidak terlalu signifikan bagi dollar AS sehingga rupiah masih berpeluang bergerak tipis di kisaran Rp 13.950-Rp 14.025 per dollar AS," lanjut Josua.
Selain itu, Ibrahim mengingatkan, walaupun perang dagang antara AS dan Negeri Tirai Bambu sudah mereda, tetapi kekhawatiran pasar juga masih menyeruak. Pasalnya, AS kembali memulai perang dengan musuh baru, yakni Uni Eropa.
Baca Juga: Proyeksi IHSG: Bakal Ditekan Dua Sentimen
Terbaru, perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer menjelaskan, AS dapat menaikkan tarif impor atas barang-barang yang berasal dari Eropa. Ini dilakukan karena AS mencoba memperkecil defisit perdagangan kronis yang sudah terjadi dengan negara di Benua Biru. "Hal ini menyulut kembali kekhawatiran tentang prospek euro yang didorong ekspor," kata Ibrahim.
Tetapi, Ibrahim tetap optimistis, kurs rupiah hari ini bergerak menguat. Rupiah bergerak di rentang tipis Rp 13.965-Rp 13.997 per dollar AS.