Produksi Cukup, Wijaya Karya Beton (WTON) Tahan Ekspansi Pembangunan Pabrik Baru

Senin, 22 Juli 2019 | 05:00 WIB
Produksi Cukup, Wijaya Karya Beton (WTON) Tahan Ekspansi Pembangunan Pabrik Baru
[]
Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) memproyeksikan peningkatan kapasitas produksi sebesar 11% tahun ini. Meski demikian, perusahaan konstruksi pelat merah ini masih menahan ekspansi pengembangan pabrik baru, karena masih mengandalkan lini produksi yang sudah ada.

Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Beton Tbk Yuherni Sisdwi Rachmiyati, menyebutkan, tahun ini, perusahaan menargetkan kapasitas produksi sebesar 4 juta ton per tahun. Angka ini tumbuh 11% ketimbang tahun lalu yang sebesar 3,6 juta ton per tahun.

Tahun lalu, emiten dengan kode saham WTON ini merencanakan pembangunan pabrik baru di Subang, Jawa Barat. Alokasi lahan untuk fasilitas produksi ini seluas 50 hektare (ha). Namun hingga semester I-2019, lahan yang telah terpakai hanya 14 ha.

"Jika nantinya ada permintaan yang cukup besar atau diperlukan untuk mendukung proyek-proyek yang ada, maka ekspansi akan dilakukan dengan menambah jalur produksi di lahan yang masih tersedia," kata Yuherni kepada KONTAN, Rabu (17/7).

Manajemen WTON tidak merinci mengenai peningkatan kapasitas produksi menjadi 4 juta ton per tahun. Yang terang, kata Yuherni, penambahan kapasitas produksi sebesar 11% itu tersebar di sejumlah pabrik eksisting. "Sampai dengan semester I, jika dilihat dari total keseluruhan pabrik, realisasi produksi (utilisasi) sudah mencapai 83%," ungkapnya.

Saat ini, Wika Beton memiliki sebanyak 14 pabrik yang tersebar di beberapa daerah seperti Binjai, Lampung, Bogor, Karawang, Majalengka, Boyolali, Pasuruan, Makassar, dan Batam.

Kontrak baru

Sepanjang tahun 2019, WTON membidik kontrak sebesar Rp 14,8 triliun, dengan rincian Rp 9,1 triliun kontrak baru dan Rp 5,7 triliun dari kontrak sebelumnya.

Hingga kuartal I-2019, WTON telah mengantongi kontrak baru senilai Rp 2,7 triliun. Adapun kontrak baru tersebut disokong dari proyek-proyek swasta yang kontribusinya mencapai 54,3%.

Yuherni bilang, kontrak baru sekitar Rp 2,7 triliun itu sudah termasuk kontrak dari anak usaha. "Kontrak baru didominasi oleh proyek swasta sebesar 54,3%, BUMN 28,38%, proyek dari WIKA Group 15,76%, dan proyek dari pemerintah 1,57%," jelasnya.

Dilihat dari sektornya, Yuherni menuturkan, proyek infrastruktur menyumbang sebesar 61,21%, energi sebesar 24,50%, properti 7,97%. Selanjutnya berasal dari sektor industri 4,36% dan 1,95% berasal dari proyek pertambangan.

Yuherni menambahkan, beberapa proyek besar yang didapatkan, yakni Bogor Outer Ring Road (BORR) Seksi 3A, pembangunan infrastruktur Bandara Kulonprogo, Jembatan Tahang, pembangunan Jalan Baru Kolektor Type 2, pembangunan Bandara Hasanuddin, dan beberapa proyek infrastruktur lainnya.

Bagikan

Berita Terbaru

Fase Konsolidasi & Efek Profit Taking, Inflow ETF Bitcoin dan Ethereum Terus Menurun
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 09:21 WIB

Fase Konsolidasi & Efek Profit Taking, Inflow ETF Bitcoin dan Ethereum Terus Menurun

Penurunan dana ETF kripto belakangan ini juga lebih mencerminkan sikap hati-hati investor menjelang akhir tahun.

Bisnis Pengelolaan Dana Nasabah Tajir di Bank Semakin Bersinar
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:55 WIB

Bisnis Pengelolaan Dana Nasabah Tajir di Bank Semakin Bersinar

Bisnis wealth management atau pengelolaan dana nasabah tajir perbankan terus menunjukkan pertumbuhan positif.​

Permintaan Masih Lemah, Kredit Korporasi Goyah
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:50 WIB

Permintaan Masih Lemah, Kredit Korporasi Goyah

​Permintaan kredit perbankan di segmen debitur korporasi masih lemah karena pelaku usaha korporasi masih wait and see

Prospeknya Seksi, Setelah TOBA & MHKI, SPMA juga Bakal Masuk Bisnis Pengolahan Limbah
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:30 WIB

Prospeknya Seksi, Setelah TOBA & MHKI, SPMA juga Bakal Masuk Bisnis Pengolahan Limbah

Untuk memuluskan agenda ekspansi, SPMA bakal menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 30 Oktober 2025. ​

Timah (TINS) Cari Mitra Penambangan di Laut
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:20 WIB

Timah (TINS) Cari Mitra Penambangan di Laut

Inisiatif tersebut diharapkan dapat mendorong partisipasi pelaku usaha sekaligus memastikan pengelolaan SDA dilakukan secara bertanggung jawab.

Produsen Optimistis Bisa Capai Target
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:16 WIB

Produsen Optimistis Bisa Capai Target

Asus Indonesia sangat optimistis dapat menuntaskan target penjualan 1 juta unit laptop hingga akhir 2025,

Tren Gerai Restoran Siap Saji Mulai Bergeser
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:14 WIB

Tren Gerai Restoran Siap Saji Mulai Bergeser

Perubahan strategi gerai cepat saji yang kini lebih banyak bermigrasi ke lokasi suburban dan food court

Ekosistem Industri Udang Indonesia Terguncang
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:11 WIB

Ekosistem Industri Udang Indonesia Terguncang

Industri udang nasional terdampak tarif tinggi Trump dan isu pencemaran radioaktif sehingga mengguncang ekosistem udang dari hulu hingga hilir

Penambang Nikel Ingin Aturan DHE Diperlonggar
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:07 WIB

Penambang Nikel Ingin Aturan DHE Diperlonggar

Bagi perusahaan yang mengekspor produk olahan seperti ferronickel dan stainless steel, aturan sekarang cukup memberatkan.

Mengekor Brasil, Pertamina Kembangkan Bioetanol E10
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:05 WIB

Mengekor Brasil, Pertamina Kembangkan Bioetanol E10

Pertamina telah menjalankan program biodiesel sejak lama, dimulai dari B2,5 hingga kini mencapai B40.

INDEKS BERITA

Terpopuler