Produksi Terbatas, Pabrik Baru Tesla Menanggung Rugi Miliaran Dolar

Kamis, 23 Juni 2022 | 17:51 WIB
Produksi Terbatas, Pabrik Baru Tesla Menanggung Rugi Miliaran Dolar
[ILUSTRASI. Model Y dipamerkan dalam acara pembukaan Tesla Gigafactory di Gruenheide, Jerman, 22 Maret 2022. Patrick Pleul/Pool via REUTERS]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - SAN FRANCISCO. Pabrik mobil baru Tesla Inc di Texas dan Berlin menanggung kerugian hingga "miliaran dolar" karena kesulitan meningkatkan produksi akibat defisit pasokan baterai dan hambatan pengiriman dari China, demikian pernyataan Kepala Eksekutif Tesla, Elon Musk, dalam wawancara yang diterbitkan pada Rabu.

"Baik pabrik Berlin dan Austin adalah tungku uang raksasa saat ini. Oke? Benar-benar terdengar suara menderu yang keras, suara uang terbakar," kata Musk dalam wawancara dengan Tesla Owners of Silicon Valley, klub resmi pemilik mobil listrik itu di Austin, Texas, pada 31 Mei.

Klub membagi hasil wawancaranya dengan Musk menjadi tiga bagian, yang terakhir dirilis pada Rabu.

Musk mengatakan pabrik di Texas hanya memproduksi sejumlah "kecil" mobil karena kesulitan meningkatkan produksi baterai seri "4680." Pabrik juga kesulitan mengerek produksi karena mesin pembuat baterai konvensionalnya "terjebak di pelabuhan di China." "Ini semua akan diperbaiki dengan sangat cepat, tetapi membutuhkan banyak perhatian," katanya.

Baca Juga: Pasokan Merosot, Jerman Memasuki Tahap Kedua Rencana Gas Darurat

Dia mengatakan pabriknya di Berlin berada dalam "posisi yang sedikit lebih baik" karena dirancang untuk memproduksi mobil dengan menggunakan baterai 2170 tradisional.

Dia mengatakan penutupan terkait Covid-19 di Shanghai "sangat, sangat menyulitkan." Penutupan itu berdampak pada produksi mobil tidak hanya di pabrik Tesla di Shanghai, tetapi juga di pabriknya di California, yang menggunakan beberapa suku cadang kendaraan buatan China, katanya. 

Tesla berencana untuk menangguhkan sebagian besar produksi di pabriknya di Shanghai dalam dua minggu pertama bulan Juli untuk mengerjakan peningkatan situs guna meningkatkan produksi, menurut memo internal yang dilihat oleh Reuters.

"Dua tahun terakhir telah menjadi mimpi buruk mutlak dari gangguan rantai pasokan, satu demi satu, dan kami belum keluar darinya," kata Musk.

Baca Juga: Jepang Stop Pembiayaan untuk Proyek Pembangkit Batubara di Bangladesh dan Indonesia

Kekhawatiran Tesla yang luar biasa, katanya, adalah "Bagaimana kita menjaga pabrik tetap beroperasi sehingga kita dapat membayar orang dan tidak bangkrut?"

Musk mengatakan awal bulan ini dia memiliki "perasaan yang sangat buruk" tentang ekonomi dan bahwa perusahaan perlu memotong staf sekitar 10% dan "menghentikan semua perekrutan di seluruh dunia." Awal pekan ini, dia mengatakan pemotongan 10% pada staf yang digaji di Tesla akan terjadi selama tiga bulan. 

Tesla awal tahun ini memulai produksi di pabrik-pabrik di Berlin dan Texas, yang keduanya sangat penting untuk ambisi pertumbuhan pembuat mobil listrik papan atas.

Musk mengatakan dia berharap Tesla akan memulai produksi truk pikap listrik Cybertruck, yang telah tertunda, pada pertengahan 2023.

Bagikan

Berita Terbaru

Bank Mandiri Tanggapi Kabar Pelepasan Saham BSI
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 20:50 WIB

Bank Mandiri Tanggapi Kabar Pelepasan Saham BSI

Bank Mandiri menegaskan bahwa wacana spin off saham BSI tidak ada dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun 2025 yang telah disampaikan kepada OJK.

Gas Alam Jadi Penyelamat Prospek Emiten Migas di Tengah Tekanan Harga Minyak Dunia
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 20:06 WIB

Gas Alam Jadi Penyelamat Prospek Emiten Migas di Tengah Tekanan Harga Minyak Dunia

Kenaikan harga gas alam ditopang perkiraan cuaca yang lebih dingin dan permintaan gas alam cair (LNG) yang kuat.

WIFI Buka-Bukaan Soal Alasan Menambah Tiga KBLI Baru dalam Usahanya
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 18:26 WIB

WIFI Buka-Bukaan Soal Alasan Menambah Tiga KBLI Baru dalam Usahanya

Penambahan tiga KBLI merupakan bagian dari strategi jangka panjang WIFI dalam memperluas kegiatan usaha dan memperkuat kapabilitas operasional.

Prospek Saham GTSI dan HUMI: Ekspansi Gasifikasi dan Delisting Induk Jadi Katalis
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 17:12 WIB

Prospek Saham GTSI dan HUMI: Ekspansi Gasifikasi dan Delisting Induk Jadi Katalis

GTSI dan HUMI mencatatkan kenaikan harga saham yang cukup signifikan, dipicu sentimen ekspansi bisnis serta rotasi investor dari perusahaan induk.

Sudah Turun 5 Kali, Bank Indonesia (BI) Menahan BI Rate di 4,75% pada Oktober 2025
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 15:40 WIB

Sudah Turun 5 Kali, Bank Indonesia (BI) Menahan BI Rate di 4,75% pada Oktober 2025

Bank Indonesia tetap jaga BI‑Rate di 4,75% pada RDG 21‑22 Okt 2025. Kebijakan ini dukung inflasi rendah & stabilitas rupiah. 

Di Balik Proyek PLTSa: Truk Sampah Akan Makin Ramai hingga Beban PLN Makin Berat
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 13:39 WIB

Di Balik Proyek PLTSa: Truk Sampah Akan Makin Ramai hingga Beban PLN Makin Berat

Jika pembangkit sampah dibangun di dekat pemukiman, ini akan menimbulkan masalah baru. Truk sampah akan melewati komplek dan mengganggu masyarakat

PP Presisi (PPRE) Memperkuat Segmen Bisnis Pertambangan
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 08:00 WIB

PP Presisi (PPRE) Memperkuat Segmen Bisnis Pertambangan

Diversifikasi usaha PPRE kini terfokus pada jasa pertambangan, yang telah menjadi penyumbang dominan terhadap pendapatan konsolidasi perusahaan

Pemerintah Pangkas Tarif Tiket Pesawat saat Nataru
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:46 WIB

Pemerintah Pangkas Tarif Tiket Pesawat saat Nataru

Diskon tarif pesawat berlaku spesifik untuk tiket domestik kelas ekonomi untuk periode penerbangan 22 Desember 2025 hingga 10 Januari 2026.

Bisnis Petikemas Entitas Grup Pelindo Tumbuh 15%
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:45 WIB

Bisnis Petikemas Entitas Grup Pelindo Tumbuh 15%

Pertumbuhan ini menunjukkan peningkatan arus petikemas yang konsisten dari tahun ke tahun di seluruh lini operasi perusahaan.

Danantara Siap Merampingkan Jumlah BUMN
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:43 WIB

Danantara Siap Merampingkan Jumlah BUMN

Danantara menargetkan pemangkasan jumlah BUMN dari ribuan entitas saat ini menjadi hanya ratusan dalam lima tahun ke depan.  

INDEKS BERITA

Terpopuler