Proposal May Ditolak Lagi, Brexit Bisa Berakhir Tanpa Kesepakatan

Senin, 01 April 2019 | 17:58 WIB
Proposal May Ditolak Lagi, Brexit Bisa Berakhir Tanpa Kesepakatan
[]
Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - LONDON. Rencana Inggris keluar dari Uni Eropa alias Brexit masih belum jelas. Parlemen Inggris sudah tiga kali menolak skema kesepakatan yang diajukan Perdana Menteri Inggris Theresa May. Ini membuat May semakin menjadi terdesak dan berpotensi membuat Inggris keluar dari keanggotaan Uni Eropa tanpa kesepakatan (no deal). 

Sepekan terakhir menjadi minggu penuh gejolak dalam politik Inggris sejak referendum 2016 silam. Bahkan banyak yang bilang Inggris tengah berkubang dalam kekacauan di bawah kepemimpinan yang makin lemah. Sampai saat ini, masih belum pasti bagaimana dan kapan Inggris bisa lepas dari Uni Eropa yang telah bergabung dengan Inggris sejak 46 tahun terakhir. 

Sebelumnya, May berjanji untuk mengundurkan diri jika proposal ini disahkan. Namun, nyatanya, ini sudah menjadi kekalahan ketiga May, dan membuatnya menjadi salah satu pemimpin terlemah dalam satu generasi. 

Parlemen memberikan suara pada opsi Brexit yang berbeda pada hari Senin. Lalu, May dapat kembali mencoba melempar dadu terakhir dengan membawa proposalnya lagi dalam pemungutan suara di parlemen pada hari Selasa mendatang. 

Mengutip Reuters, Senin (1/4), Parlemen Inggris menilai pemerintah seharusnya sadar kalau May sudah kehilangan suara mayoritasnya di parlemen.  Sehingga, bisa menyebabkan ia harus menerima opsi Brexit yang lebih lunak (a softer Brexit).

Banyak pula pihak di partai May yang juga sudah kehilangan kesabaran. Surat kabar The Sun melaporkan bahwa 170 dari 314 anggota parlemen konservatifnya telah mengiriminya surat yang menuntut Brexit berlangsung dalam beberapa bulan ke depan, dengan kesepakatan atau tanpa kesepakatan.

Inggris seharusnya meninggalkan Uni Eropa pada 29 Maret. Namun, kebuntuan politik di London memaksa May untuk menunda rencana itu. Saat ini, Brexit dijadwalkan akan berlangsung 12 April kecuali jika May bisa mengajukan opsi lain.

Terpecah

Dalam referendum 23 Juni 2016, sebanyak 17,4 juta pemilih, atau 51,9%, mendukung untuk meninggalkan Uni Eropa. Sementara itu, sekitar 16,1 juta, atau 48,1%, mendukung tetap. Namun sejak itu, penentang Brexit mulai melunak dan bahkan berupaya menghentikan rencana perceraian ini.

Surat kabar Times mengatakan, May telah diperingatkan oleh beberapa menteri senior bahwa dia harus menghadapi ancaman pengunduran diri jika opsi Brexit yang lebih lunak disetujui.

Krisis Brexit yang kacau telah membuat Inggris terpecah. Baik pendukung Brexit dan Uni Eropa mengadakan demonstrasi di London pekan lalu. Banyak dari kedua belah pihak merasa dikhianati oleh elite politik yang gagal menunjukkan kepemimpinannya.

Parlemen akan melakukan pemungutan suara sekitar pukul 19.00 GMT pada hari Senin dengan sejumlah opsi alternatif Brexit yang dipilih oleh Pembicara John Bercow, dari sembilan proposal yang diajukan oleh anggota parlemen. Opsi ini termasuk keluar UE tanpa kesepakatan (no deal), mencegah keluarnya Inggris tanpa kesepakatan, serikat pabean, ataupun referendum kedua.

"Tidak ada pilihan ideal yang tersedia dan ada argumen yang sangat baik terhadap kemungkinan hasil saat ini, dan kami harus tetap melakukan sesuatu," kata Sekretaris Kehakiman David Gauke, yang memilih dalam referendum 2016 untuk tetap tinggal di UE.

Wakil ketua Partai Konservatif, James Cleverly, mengatakan pihaknya berencana tak ikut pemilihan. Tetapi wakil pemimpin Partai Buruh oposisi, Tom Watson, mengatakan partainya akan ikut dalam pemilihan. 

Para penentang Brexit sendiri mencemaskan, rencana ini bisa membuat Inggris lebih miskin, kurang terbuka dan memecah belah Barat saat harus menghadapi kebangkitan China dan meningkatnya sikap tegas Rusia.

Sementara itu, pendukung Brexit berargumen, rencana ini merupakan kesempatan untuk membebaskan diri dari berbagai "percobaan yang hancur" oleh persatuan Eropa.

Bagikan

Berita Terbaru

Fase Konsolidasi & Efek Profit Taking, Inflow ETF Bitcoin dan Ethereum Terus Menurun
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 09:21 WIB

Fase Konsolidasi & Efek Profit Taking, Inflow ETF Bitcoin dan Ethereum Terus Menurun

Penurunan dana ETF kripto belakangan ini juga lebih mencerminkan sikap hati-hati investor menjelang akhir tahun.

Bisnis Pengelolaan Dana Nasabah Tajir di Bank Semakin Bersinar
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:55 WIB

Bisnis Pengelolaan Dana Nasabah Tajir di Bank Semakin Bersinar

Bisnis wealth management atau pengelolaan dana nasabah tajir perbankan terus menunjukkan pertumbuhan positif.​

Permintaan Masih Lemah, Kredit Korporasi Goyah
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:50 WIB

Permintaan Masih Lemah, Kredit Korporasi Goyah

​Permintaan kredit perbankan di segmen debitur korporasi masih lemah karena pelaku usaha korporasi masih wait and see

Prospeknya Seksi, Setelah TOBA & MHKI, SPMA juga Bakal Masuk Bisnis Pengolahan Limbah
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:30 WIB

Prospeknya Seksi, Setelah TOBA & MHKI, SPMA juga Bakal Masuk Bisnis Pengolahan Limbah

Untuk memuluskan agenda ekspansi, SPMA bakal menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 30 Oktober 2025. ​

Timah (TINS) Cari Mitra Penambangan di Laut
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:20 WIB

Timah (TINS) Cari Mitra Penambangan di Laut

Inisiatif tersebut diharapkan dapat mendorong partisipasi pelaku usaha sekaligus memastikan pengelolaan SDA dilakukan secara bertanggung jawab.

Produsen Optimistis Bisa Capai Target
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:16 WIB

Produsen Optimistis Bisa Capai Target

Asus Indonesia sangat optimistis dapat menuntaskan target penjualan 1 juta unit laptop hingga akhir 2025,

Tren Gerai Restoran Siap Saji Mulai Bergeser
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:14 WIB

Tren Gerai Restoran Siap Saji Mulai Bergeser

Perubahan strategi gerai cepat saji yang kini lebih banyak bermigrasi ke lokasi suburban dan food court

Ekosistem Industri Udang Indonesia Terguncang
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:11 WIB

Ekosistem Industri Udang Indonesia Terguncang

Industri udang nasional terdampak tarif tinggi Trump dan isu pencemaran radioaktif sehingga mengguncang ekosistem udang dari hulu hingga hilir

Penambang Nikel Ingin Aturan DHE Diperlonggar
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:07 WIB

Penambang Nikel Ingin Aturan DHE Diperlonggar

Bagi perusahaan yang mengekspor produk olahan seperti ferronickel dan stainless steel, aturan sekarang cukup memberatkan.

Mengekor Brasil, Pertamina Kembangkan Bioetanol E10
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:05 WIB

Mengekor Brasil, Pertamina Kembangkan Bioetanol E10

Pertamina telah menjalankan program biodiesel sejak lama, dimulai dari B2,5 hingga kini mencapai B40.

INDEKS BERITA

Terpopuler