Proses IPO Hillcon (HILL) Dibayangi Kasus PKPU Anak Usaha

Senin, 27 Juni 2022 | 11:10 WIB
Proses IPO Hillcon (HILL) Dibayangi Kasus PKPU Anak Usaha
[ILUSTRASI. Presiden Direktur PT Hillcon Tbk Hersan Qiu (kiri) bersama komisaris dan direksi saat paparan publik rencana IPO di Jakarta, Rabu (15/6/2022). KONTAN/Carolus Agus Waluyo/15/06/2022.]
Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kabar tak sedap muncul di tengah proses initial public offering (IPO) atau penawaran umum perdana saham PT Hillcon Tbk (HILL). Kabar itu berupa permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) oleh PT Intraco Penta Prima Servis, anak perusahaan PT Intraco Penta Tbk (INTA) terhadap PT Hillconjaya Sakti yang merupakan anak perusahaan Hillcon.

Intraco Penta Prima Servis mendaftarkan permohonan PKPU tersebut pada 22 Juni 2022, dengan nomor perkara 155/Pdt.Sus-PKPU/2022/PN Niaga Jkt.Pst. Hillconjaya Sakti merupakan perusahaan yang 80% sahamnya dikuasai Hillcon dan sisanya dipegang oleh PT Bukit Persada.

Vychung Chongson kuasa hukum Intraco Penta Prima Servis dari kantor hukum Chongson & Partners Law Firm menyatakan, PKPU ini diajukan karena Hillconjaya Sakti tidak membayar utang yang telah jatuh tempo dan telah diingatkan lewat dua kali somasi.

Merujuk permohonan PKPU yang telah disampaikan ke Pengadilan Niaga pada PN Jakarta Pusat, hingga tanggal 17 Juni 2022 total kewajiban Hillconjaya Sakti kepada Intraco Penta Prima Servis tercatat senilai Rp 2.231.406.348 dan USD 2.729.141,30. Utang ini bersumber dari pembelian spare part (suku cadang) alat-alat berat yang digunakan dalam kegiatan operasional Hillconjaya Sakti.

Baca Juga: Menakar Valuasi Harga Saham IPO Hillcon (HILL), Lebih Menarik dari DOID, DEWA & UNTR?

Pada permohonan PKPU tersebut, Intraco Penta Prima Servis menggandeng perusahaan afiliasinya, yakni PT Intan Baru Prana Tbk (IBFN) yang juga merupakan anak usaha INTA serta kreditur Hillconjaya Sakti.

Utang terhadap kedua anak usaha INTA tersebut, memang tertera dalam prospektus awal yang diterbitkan oleh Hillcon. Hillcon mencatat kewajiban jangka pendek terhadap Intraco Penta Prima Servis senilai Rp 9,84 miliar per 31 Desember 2021.

Hillcon juga mencatat utang sewa pembiayaan terhadap Intan Baru Prana. Utang ini terdiri dari sewa pembiayaan jangka pendek senilai Rp 33,13 miliar dan sewa pembiayaan jangka panjang sebesar Rp 161,18 miliar.

"lewat PKPU ini, Hillconjaya Sakti dapat menyelesaikan kewajibannya," tutur Vychung, Rabu (22/6). 

Asal tahu saja, Hillcon, induk Hillconjaya Sakti sejak 15 Juni hingga 29 Juni 2022 sedang melaksanakan penawaran awal (book building) IPO. Hillcon menargetkan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 20 Juli mendatang.

Perusahaan ini membidik dana hingga Rp 884,60 miliar, dengan menjual sebanyak-banyaknya 2.211.500.000 saham direntang harga Rp 250-Rp 400 per saham.

Baca Juga: Sejumlah Perusahaan Ini Akan Melantai di Bursa, Cermati yang Prospetif

Seluruh dana hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan dipinjamkan Hillcon kepada Hillconjaya Sakti. Oleh Hillconjaya Sakti, dana itu akan dipakai sebesar 55%-nya untuk modal kerja terkait dengan biaya produksi penambangan, termasuk diantaranya biaya terkait bahan bakar, gaji, biaya  overhead, dan pemeliharaan alat-alat berat.

Sedangkan sisa 45% dana IPO lainnya, akan Hillconjaya Sakti pakai untuk belanja modal yang terdiri atas pembelian alat-alat guna mendukung kegiatan operasional. Jenis alat yang akan dibeli yaitu berupa alat berat, main fleet dan supporting fleet, beserta sarana penunjang lainnya.

Menanggapi permohonan PKPU terhadap anak usahanya tersebut, manajemen Hillcon angkat bicara. "Kami mengedepankan penyelesaian secara kekeluargaan," tutur Jaya Angdika Direktur Hillcon saat dikonfirmasi KONTAN, Kamis (23/6).

Jaya menyesalkan adanya permohonan PKPU tersebut. Menurut dia, pihak Hillcon bukannya tidak bisa membayar, karena nilai tagihan Intraco Penta Prima Servis menurutnya tidak besar. Hanya saja, Hillcon menilai harga suku cadang alat berat yang dibeli Hillconjaya Sakti dari Intraco Penta Prima Servis terlalu mahal.

Untuk itu pihak Hillcon meminta potongan harga. Guna mendukung upaya tersebut, Jaya Angdika menyebut pihaknya sudah mengajukan gugatan pada 17 Juni 2022 kemarin.

Merujuk prospektus awal IPO Hillcon diterangkan bahwa hingga 31 Desember 2021, kas dan setara kas yang masuk aset lancar Hillcon bernilai Rp 11,74 miliar.

Secara umum, jumlah aset Hillcon berjumlah Rp 2,40 triliun di penghujung tahun 2021. Adapun nilai ekuitas Hillcon bernilai Rp 599,66 miliar dan liabilitas berjumlah Rp 1,80 triliun.

Bagikan

Berita Terbaru

Strategi Investasi David Sutyanto : Pilih Saham yang Rajin Membagi Dividen
| Sabtu, 08 November 2025 | 11:08 WIB

Strategi Investasi David Sutyanto : Pilih Saham yang Rajin Membagi Dividen

Ia melakukan averaging down ketika dirasa saham tersebut masih punya peluang untuk membagikan dividen yang besar.

Rupiah Sepekan Terakhir Tertekan Risk Off dan Penguatan USD
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:15 WIB

Rupiah Sepekan Terakhir Tertekan Risk Off dan Penguatan USD

Nilai tukar rupiah cenderung tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pekan ini, meski menguat tipis di akhir minggu.

Bidik Popok hingga Tisu Sebagai Barang Kena Cukai
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:07 WIB

Bidik Popok hingga Tisu Sebagai Barang Kena Cukai

Ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 70 Tahun 2025 yang baru diterbitkan Kementerian Keuangan

Mengingat Iklim
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:05 WIB

Mengingat Iklim

Pemerintah harusmulai ambil ancang-ancang meneruskan upaya mengejar target emisi nol bersih dan memitigasi perubahan iklim.

Phising, Ancaman Transaksi Digital
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:05 WIB

Phising, Ancaman Transaksi Digital

Teknologi yang canggih sekalipun tidak bisa melindungi masyarakat banyak jika kewaspadaan masih lemah.​

BI Rilis Instrumen Pasar Uang Anyar
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:01 WIB

BI Rilis Instrumen Pasar Uang Anyar

Jika tak ada aral melintang, instrumen baru BI bernama BI floating rate note (BI-FRN).bakal terbit pada 17 November 2025 mendatang.

Pertamina Geothermal Tbk (PGEO) Gali Potensi Panas Bumi Industri
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:00 WIB

Pertamina Geothermal Tbk (PGEO) Gali Potensi Panas Bumi Industri

Kupas strategi dan upaya bisnis PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menjadi perusahaan energi bersih 

Kelas Menengah Juga Butuh Stimulus
| Sabtu, 08 November 2025 | 06:52 WIB

Kelas Menengah Juga Butuh Stimulus

Stimulus ekonomi yang telah digelontorkan pemerintah, dinilai belum cukup mendongrak perekonomian dalam negeri

Superbank Dikabarkan Bidik Dana IPO Rp 5,3 Triliun
| Sabtu, 08 November 2025 | 06:50 WIB

Superbank Dikabarkan Bidik Dana IPO Rp 5,3 Triliun

Rumor terkait rencana penawaran umum perdana alias initial public offering (IPO) Super Bank Indonesia (Superbank) semakin menguat. ​

Masih Bisa Tekor Setelah Melesat di Oktober
| Sabtu, 08 November 2025 | 06:39 WIB

Masih Bisa Tekor Setelah Melesat di Oktober

Bank Indonesia mencatat posisi cadangan devisa akhir Oktober sebesar US$ 149,9 miliar               

INDEKS BERITA

Terpopuler