Prospek Cerah Dharma Satya (DSNG) Berkat Usia Tanaman

Kamis, 19 Mei 2022 | 04:10 WIB
Prospek Cerah Dharma Satya (DSNG) Berkat Usia Tanaman
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) berhasil membukukan kinerja solid dalam tiga bulan pertama di tahun ini. Emiten sawit ini mencatatkan pendapatan Rp 1,64 triliun, naik 0,5% secara tahunan atau year on year (yoy) pada kuartal I-2022. 

Kendati begitu, laba bersih DSNG melesat 105,2% menjadi Rp 205 miliar secara yoy. Analis Ciptadana Sekuritas Yasmin Soulisa mengatakan, kenaikan bottom line DSNG didorong berkurangnya kerugian valas 87,8% secara yoy menjadi Rp 8 miliar. Ditambah lagi, rasio pajak yang lebih rendah memperkuat laba. 

Yasmin menyebut, sejatinya volume penjualan crude palm oil (CPO) dan palm kernel (PK) emiten ini turun. Volume penjualan CPO turun 27,9% yoy menjadi 97.461 ton, sedangkan volume penjualan palm kernel turun 35,3% yoy menjadi 4.494 ton.

Baca Juga: Berpotensi Catatkan Laba Ciamik, Ini Rekomendasi Saham DSNG

Menurut Yasmin, penurunan volume penjualan tersebut disebabkan lambatnya produksi DSNG. Produksi tandan buah segar (TBS) misalnya, turun 14,9% yoy menjadi 413.127 ton. 

Tapi harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) CPO dan PK masing-masing naik 21,5% dan 70,8% menjadi Rp 10.564 per kg dan Rp 24.840 per kg. "Ini mampu menutupi turunnya volume produksi," tulis Yasmin di riset per 11 Mei. 

Secara prospek, Head of Reserach Henan Putihrai Sekuritas Robertus Yanuar Hardy meyakini DSNG punya peluang menjanjikan lantaran merupakan salah satu emiten sawit dengan usia rata-rata pohon yang lebih muda dibanding peers. Tercatat, rata-rata usia pohonnya di 12,7 tahun. 

Sekitar 102.700 ha lahan DSNG merupakan area prima dari 112.600 ha secara total. "Apalagi, DSNG punya 12 pabrik pengolahan yang mampu memproses 615 ton TBS per jamnya. Sehingga DSNG berpotensi memulihkan volume produksinya pada tahun ini," kata Robertus, Rabu (18/5). 

Pada tahun lalu produksi CPO DSNG terhambat cuaca buruk. Namun, Robertus optimistis tahun ini DSNG bisa memulihkan produksi dengan kenaikan produksi tandan buah segar 20% secara yoy. 

Selain itu, Robertus menyebut, DSNG tak akan terdampak signifikan akibat kenaikan harga pupuk. Pasalnya, DSNG sudah mengamankan pasokan pupuk sepanjang 2022. 

Baca Juga: Berkinerja Solid, Intip Rekomendasi Saham DSNG Berikut

Bisnis kayu

Katalis positif lain yang dapat menopang kinerja DSNG ke depan adalah segmen bisnis kayu. Menurut Robertus, segmen ini punya peluang pasar besar. Apalagi, permintaan produk kayu pada segmen properti menengah ke atas semakin tinggi.

Yasmin juga menyoroti bagaimana segmen bisnis produk kayu DSNG tumbuh 42,2% secara yoy menjadi Rp 405 miliar pada kuartal I-2022. Kontribusi pendapatan segmen ini meningkat dari 17,4% menjadi 24,6% terhadap total. 

Segmen ini fokus untuk tujuan ekspor, seperti Jepang, Amerika Serikat dan Kanada.  Di pasar domestik, DSNG menjual ke proyek apartemen, bandara, hingga bangunan di ibukota negara baru. "Namun, DSNG berencana melebarkan pasarnya dengan menyasar konsumen ritel. Rencananya, DSNG membuka showroom pertamanya di Alam Sutera," kata Robertus. 

Analis BRI Danareksa Sekuritas Andreas Kenny dalam risetnya menulis, bisnis CPO masih akan menjadi motor utama penggerak kinerja DSNG. Sebab permintaan saat ini semakin kuat. "Importir Eropa mempunyai standar ESG ketat. DSNG memiliki skor ESG yang apik, sehingga diuntungkan," tulis dia. 

Apalagi menurut Andreas, harga rata-rata CPO pada tahun ini ada di RM 5.000 per ton. Karena itu, dia percaya DSNG akan membukukan pendapatan Rp 9,9 triliun atau tumbuh 44,4% dari tahun lalu. Sementara laba bersih Rp 1,5 triliun, naik 112,4% yoy. 

Yasmin memprediksi pendapatan DSNG tahun ini mencapai Rp 7,81 triliun, naik 9,69% dari tahun 2021. Laba bersih tahun ini diprediksi naik jadi Rp 803 miliar dari Rp 727 miliar di 2021. 

Baca Juga: Saham-Saham Pilihan Phillip Sekuritas Indonesia untuk Perdagangan Kamis (12/5)

Ketiga analis merekomendasikan beli DSNG. Yasmin memasang target di Rp 970, Andreas di Rp 1.000 dan Robertus di Rp 850.  

Bagikan

Berita Terbaru

Oversubscribe Ratusan Kali Tidak Jadi Jaminan Saham IPO Bertahan Lama di Zona Hijau
| Minggu, 11 Mei 2025 | 14:00 WIB

Oversubscribe Ratusan Kali Tidak Jadi Jaminan Saham IPO Bertahan Lama di Zona Hijau

Pada hari perdagangan perdananya, DKHH menyentuh auto reject atas (ARA) usai melesat 34,85% ke level Rp 178, dari harga IPO di Rp 132 per saham.

Ini Dia Teknologi Pindai Iris Mata yang Bikin Heboh
| Minggu, 11 Mei 2025 | 14:00 WIB

Ini Dia Teknologi Pindai Iris Mata yang Bikin Heboh

Heboh daftar iris bisa mendapatkang uang, ini sebenarnya tujuan kehadiran teknologi proof of human. Yuk simak

Kredit Korporasi Unjuk Gigi, Meski Ekonomi Letoi
| Minggu, 11 Mei 2025 | 13:00 WIB

Kredit Korporasi Unjuk Gigi, Meski Ekonomi Letoi

Sektor manufaktur dan energi menjadi roda penggerak bagi pertumbuhan kredit perbankan di kuartal pertama ini. 

Selamatkan Kekayaan, Orang Super Kaya di Indonesia Sebar Portofolio ke USDT
| Minggu, 11 Mei 2025 | 10:00 WIB

Selamatkan Kekayaan, Orang Super Kaya di Indonesia Sebar Portofolio ke USDT

Per Maret 2025 jumlah investor kripto di Indonesia mencapai 13,71 juta, bertambah dibandingkan dengan Februari sebanyak 13,31 juta.

Realisasi Jumlah IPO Lebih Rendah, Tantangan Pasar Modal di Tengah Ketidakpastian
| Minggu, 11 Mei 2025 | 09:12 WIB

Realisasi Jumlah IPO Lebih Rendah, Tantangan Pasar Modal di Tengah Ketidakpastian

Besaran dana IPO yang berhasil dihimpun sejak awal tahun sampai dengan 8 Mei 2025 sudah mencapai Rp 7 triliun.

Profit 33,31% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Berubah (11 Mei 2025)
| Minggu, 11 Mei 2025 | 08:53 WIB

Profit 33,31% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Berubah (11 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (11 Mei 2025) 1 gram Rp 1.928.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33,31% jika menjual hari ini.

PTPP Bakal Mendivestasi Dua Anak Usaha Bernilai Aset Rp 4 Triliun, Simak Profilnya
| Minggu, 11 Mei 2025 | 08:20 WIB

PTPP Bakal Mendivestasi Dua Anak Usaha Bernilai Aset Rp 4 Triliun, Simak Profilnya

PTPP tidak dalam kondisi likuiditas yang seret. Aset lancarnya masih mencukupi untuk digunakan memenuhi semua liabilitas jangka pendeknya.

Berkomunitas Dulu Jadi Sineas Kemudian
| Minggu, 11 Mei 2025 | 06:00 WIB

Berkomunitas Dulu Jadi Sineas Kemudian

Membuka relasi menjadi salah satu kunci sukses sebagai seorang sineas. Agar relasi terjalin, bergabung di komunitas adal

 
Mengejar Ambisi Biar Bisa Berpaling dari Batubara
| Minggu, 11 Mei 2025 | 05:10 WIB

Mengejar Ambisi Biar Bisa Berpaling dari Batubara

Kondang sebagai penambang batubara tak menyurutkan semangat PT Indika Energy Tbk (INDY) transisi ke bisnis yang rendah karbon. 

 
Adu Kebut Mobil Listrik, Polytron Mulai Masuk Arena
| Minggu, 11 Mei 2025 | 04:50 WIB

Adu Kebut Mobil Listrik, Polytron Mulai Masuk Arena

Kelar garap sepeda motor listrik, Polytron merambah pasar mobil listrik dengan target penjualan yang aduhai.

INDEKS BERITA

Terpopuler