Prospek Emiten Minyak Memanas

Senin, 15 April 2019 | 06:33 WIB
Prospek Emiten Minyak Memanas
[]
Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak terus bergerak menguat di tahun ini. Sentimen ini membawa ekspektasi, kinerja emiten-emiten sektor minyak akan lebih baik di tahun ini.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange berada di level US$ 63,89 per barel pada perdagangan Jumat (12/4) lalu. Angka ini tumbuh lebih dari 37% dari penutupan perdagangan tahun lalu yakni US$ 46,51 per barel.

Setali tiga uang, harga minyak jenis Brent di ICE Futures tercatat naik 31% sejak awal tahun menjadi US$ 71,55 per barel dari sebelumnya US$ 54,57 per barel.

Vice President Research Departement Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menjelaskan, penggerak fundamental harga minyak dunia adalah persoalan pasokan dan permintaan. Ini menjadi dasar negara anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan non-OPEC tahun ini menargetkan memangkas produksi minyak sebanyak 1,2 juta barel per hari, mengimbangi tambang minyak serpih (shale oil) Amerika Serikat yang tetap menyentuh rekor, yaitu sekitar 8,17 juta barel per hari.

Harga minyak tahun ini memang masih banyak dihadapkan pada tantangan. Analis BCA Sekuritas Willy Susanto memperkirakan, permintaan bisa lebih lambat, sementara pasokan AS berlimpah. Kemungkinan ini sudah terlihat.

Energy Information Administration (EIA) AS, mengumumkan, cadangan minyak AS dalam sepekan hingga 5 April lalu naik 7 juta barel, melampaui ekspektasi analis yang hanya naik 2,3 juta barel. Pasokan minyak yang menjadi 456,6 juta barel tersebut merupakan tertinggi sejak November 2017.

Analis PT Sinarmas Sekuritas Richard Suherman menambahkan, pelambatan ekonomi bisa menjegal permintaan. Belum lagi, sanksi AS terhadap Iran dan Venezuela yang belum mengekang laju ekspor minyak.

Tantangan lainnya, meningkatnya permintaan akan energi baru dan terbarukan. Sekarang mobil baterai dan listrik bertebaran. “Kebutuhan rumah tangga kebanyakan sudah pakai gas,” kata William kepada Kontan, Jumat (12/4).

Emiten yang berkaitan dengan minyak juga mendapat tantangan besar. Pilihan Willy, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) yang sudah merangkul Ophir Energy Plc.

Dalam hitungannya, Ophir bisa menambah produksi minyak perusahaan yang sahamnya menjadi anggota indeks Kompas100 ini sebanyak 25.000 barel setara minyak (boepd), serta mendorong potensi pendapatan sampai 15,4%. "Yang pasti, akuisisi ini akan mengurangi risiko MEDC dalam penurunan eksplorasi dan produksi," kata Willy.

Sementara Richard menjagokan saham PT Elnusa Tbk (ELSA) karena ada perbaikan segmen hulu, sementara pertumbuhan solid dicetak di segmen hilir bisnisnya. Perbaikan di sektor hulu ini menjadi sentimen positif di tengah aktivitas investasi bisnis hulu minyak di Indonesia yang terus turun dalam empat tahun terakhir.

Bagikan

Berita Terbaru

Bisnis Mal Masih Moncer Didorong Serbuan Aksi Ekspansi Peritel Asing
| Selasa, 05 November 2024 | 19:01 WIB

Bisnis Mal Masih Moncer Didorong Serbuan Aksi Ekspansi Peritel Asing

Sejumlah peritel merek merek tertentu terpantau melakukan ekspansi yang mendorong permintaan ruang bisnis.

ADRO Bagi Dividen Jumbo, Boy Thohir Kebagian Rp 2,67 T dari Kepemilikan Langsung
| Selasa, 05 November 2024 | 15:41 WIB

ADRO Bagi Dividen Jumbo, Boy Thohir Kebagian Rp 2,67 T dari Kepemilikan Langsung

Dana dari pembagian dividen ADRO untuk mengeksekusi PUPS atas saham PT Adari Andalan Indonesia (PT AAI).

The Fed Diyakini Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan Lagi, di Indonesia BI Akan Mengikuti
| Selasa, 05 November 2024 | 11:30 WIB

The Fed Diyakini Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan Lagi, di Indonesia BI Akan Mengikuti

Data inflasi AS pada September 2024, inflasi AS tercatat di kisaran 2,1% yoy, sedikit di atas target The Fed di 2,0%. 

Arus Dana Asing di Pasar Keuangan Indonesia Pekan Ini Bakal Tertahan
| Selasa, 05 November 2024 | 10:50 WIB

Arus Dana Asing di Pasar Keuangan Indonesia Pekan Ini Bakal Tertahan

Bank Indonesia diperkirakan akan menahan suku bunga acuannya pada November 2024 karena rupiah sedang melemah.

Dua Investor Asing Kelas Kakap Lanjutkan Aksi Penjualan Saham TAPG
| Selasa, 05 November 2024 | 09:07 WIB

Dua Investor Asing Kelas Kakap Lanjutkan Aksi Penjualan Saham TAPG

Sejak Agustus 2024 sudah beredar kabar mengenai rencana Pemerintah Singapura untuk melepas kepemilikannya di TAPG.

Angkutan Kargo Naik, Kinerja Hasnur Internasional Shipping (HAIS) Melejit
| Selasa, 05 November 2024 | 08:15 WIB

Angkutan Kargo Naik, Kinerja Hasnur Internasional Shipping (HAIS) Melejit

Sepanjang periode Januari-September 2024, HAIS berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 12,40%, yakni menjadi Rp 765,37 miliar

Membedah Kinerja Keuangan Emiten Udang Kaesang (PMMP) yang Ruginya Membengkak
| Selasa, 05 November 2024 | 08:01 WIB

Membedah Kinerja Keuangan Emiten Udang Kaesang (PMMP) yang Ruginya Membengkak

PMMP masih terikat sejumlah kontrak kerja sama, salah satunya memasok udang ke Marubeni Corporation 

Pemerintah Pastikan Skema Subsidi Elpiji 3 Kg Tidak Berubah
| Selasa, 05 November 2024 | 07:50 WIB

Pemerintah Pastikan Skema Subsidi Elpiji 3 Kg Tidak Berubah

Untuk penyluran subsidi elpiji dan BBM akan diubah menjadi skema bantuan langsung tunai ke masyarakat penerima.

Mustika Ratu (MRAT) Memperkuat Ekspor ke Eropa dan Timur Tengah
| Selasa, 05 November 2024 | 07:50 WIB

Mustika Ratu (MRAT) Memperkuat Ekspor ke Eropa dan Timur Tengah

Untuk memperluas pasar ekspor, Mustika Ratu turut serta dalam Indonesia Europe Business Forum (IEBF) 2024.

Hasil Pemilu Presiden AS Penentu Prospek Aliran Dana Asing ke RI dalam Jangka Pendek
| Selasa, 05 November 2024 | 07:50 WIB

Hasil Pemilu Presiden AS Penentu Prospek Aliran Dana Asing ke RI dalam Jangka Pendek

Jika Kemala Harris terpilih menjadi presiden Amerika Serikat, maka akan lebih menguntungkan Indonesia.

INDEKS BERITA

Terpopuler