Berita Rekomendasi

Proyek Jalan, Semen Indonesia (SMGR) Kembali Cuan

Selasa, 19 Juli 2022 | 04:30 WIB
Proyek Jalan, Semen Indonesia (SMGR) Kembali Cuan

Reporter: Nur Qolbi | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) menargetkan penyertaan modal negara (PMN) melalui inbreng saham PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) akan rampung pada tahun ini. Aksi korporasi ini berpotensi memberi nilai tambah mencapai Rp 1,66 triliun selama 2022-2026. Ini berkat adanya optimalisasi pendapatan dan efisiensi biaya di sepanjang rantai pasokan.

Konsolidasi antar BUMN semen cukup positif karena memiliki tujuan menekan kelebihan pasokan. Terlebih saat ini permintaan semen masih belum pulih benar. 

Pada tahun 2020 kapasitas produksi semen naik 56%. Sementara konsumsi semen domestik selama kuartal I-2022 tercatat sebesar 17,12 juta ton, atau cuma naik 5,5% secara year on year (yoy). 

Baca Juga: Enam Emiten BUMN Akan Rights Issue, Simak Pilihan Berikut

Analis Ciptadana Sekuritas Michael Filbery mengatakan, permintaan semen sepanjang enam bulan pertama 2022 naik 1,2% yoy. Pertumbuhan ini utamanya didukung kenaikan permintaan atas segmen bulk yang meningkat 20,6% yoy, mengimbangi penurunan pada permintaan segmen semen kantong sebesar 4% yoy.

"Pertumbuhan bulk market yang solid ini menurut saya didukung masifnya aktivitas konstruksi di area Sumatra dan Kalimantan sepanjang tahun berjalan ini. Selain itu, volume di 2021 cukup rendah," tutur Michael, kemarin. 

Di semester dua ini, Michael masih optimistis konsumsi semen akan lebih kuat dibandingkan kondisi di paruh pertama. Secara historis, permintaan di semester dua biasanya memang lebih tinggi. 

Aktivitas konstruksi yang diperkirakan naik di semester dua ini akan mendorong permintaan semen lebih tinggi, khususnya segmen bulk. "Kami juga masih percaya jika permintaan semen akan meningkat secara bertahap ke depan, termasuk pada semester kedua tahun ini, didukung proyek infrastruktur dan proyek-proyek swasta," kata Helen, Analis Phillip Capital dalam riset 1 Juli 2022.

Baca Juga: Saham BUMN Kompak Merah Terseret Koreksi Bursa Saham

Belanja infrastruktur pada 2023 juga berkisar Rp 367,7 triliun hingga Rp 417,7 triliun. Jumlah ini lebih tinggi dari anggaran di 2020 dan 2021.

Dalam jangka panjang, Helen melihat prospek industri semen menjadi stabil, didukung populasi Indonesia yang cukup besar, yakni memiliki penduduk 273 juta orang. Ini mencerminkan ruang cukup bagi industri semen untuk tumbuh. Apalagi saat ini pemerintah mendukung percepatan pembangunan infrastruktur dan tingginya backlog perumahan yang diperkirakan sekitar 12,75 juta unit.

Analis KB Valbury Sekuritas Budi Rustanto juga percaya jika konsumsi semen domestik pada tahun ini dapat tumbuh 5%. Pertumbuhan ini akan sejalan dengan pemulihan sektor properti dan pengembangan infrastruktur. Pembangunan ibukota negara (IKN) baru juga diyakini dapat mendukung permintaan semen dalam jangka panjang. 

Di sisi lain, ada tantangan yang perlu diantisipasi SMGR, berupa pasar yang kelebihan pasokan. Kondisi ini menyebabkan persaingan ketat, terutama dari merek lapis kedua. Begitu juga dengan tantangan lonjakan harga batubara, penurunan ekspor lebih lanjut, serta penerapan kebijakan ODOL pada tahun 2023 dan pajak karbon.

Baca Juga: Prospek Emiten Semen Tergerus Tingginya Harga Batubara

Batubara DMO

Tapi untungnya, Analis JP Morgan Sekuritas Indonesia Henry Wibowo menuliskan dalam risetnya, SMGR diuntungkan karena memperoleh batubara untuk produksi dalam negeri dengan harga DMO di sisa tahun ini. Sehingga biaya produksi semen SMGR bisa ditekan. 

Maklum konsumsi batubara SMGR untuk kebutuhan produksi cukup besar. "SMGR mendapat batubara dengan harga DMO dari pemasok batubara untuk jangka panjang," jelas Henry. 

Kondisi ini diyakini akan meningkatkan visibilitas laba dan mengurangi risiko penurunan laba yang lebih dalam. JP Morgan merevisi ke atas EBITDA SMGR sehingga diperkirakan tumbuh 8% pada 2022 dan 9% pada 2023. 

Laba bersih setelah pajak SMGR juga diprediksi meningkat 19% untuk 2022 dan 13% pada 2023. Henry memperkirakan, laba bersih SMGR direvisi naik menjadi Rp 2,79 triliun untuk 2022 dari sebelumnya Rp 2,34 triliun dan Rp 3,42 triliun untuk 2023 dari sebelumnya Rp 3,02 triliun. 

Karena itu, Henry menaikkan target harga SMGR menjadi Rp 9.300 per saham, dari sebelumnya Rp 8.500 per saham. JP Morgan juga mempertahankan rekomendasi overweight untuk SMGR. 

Baca Juga: Kenaikan Biaya Energi Masih Membayangi Kinerja Industri Semen

Kalau Helen merekomendasikan beli SMGR dengan target harga Rp 9.300 per saham. Dia menjelaskan, ini menyiratkan rasio P/E 2022 yang sebesar 22,7 kali. Menurut dia, risiko utama dari investasi SMGR adalah kelebihan pasokan, kenaikan harga komoditas serta persaingan yang kian ketat. Sementara Michael merekomendasikan buy dengan target harga Rp 11.000.         

Terbaru