Proyeksi IHSG: Dijegal Aksi Jual Asing

Kamis, 09 April 2020 | 05:36 WIB
Proyeksi IHSG: Dijegal Aksi Jual Asing
[ILUSTRASI. Seorang pria melintasi layar elektronik pergerakan saham di Jakarta, Selasa (7/4/2020). ]
Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah pada penutupan perdagangan Rabu (8/4).

Kemarin, IHSG merosot 3,18% dan ditutup di posisi 4.626,70.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai, pelemahan indeks kemarin tidak lepas dari pergerakan bursa global yang mayoritas juga melemah. Pelemahan IHSG juga diperkirakan akibat adanya aksi ambil untung atau profit taking.

"Koreksi IHSG juga akibat reaksi atas turunnya cadangan devisa," ujar Herditya, Rabu (8/4). Cadangan devisa nasional pada Maret 2020 sebesar US$ 121 miliar, turun US$ 9,4 miliar dibandingkan posisi di bulan sebelumnya.

Baca Juga: BUMN Datangkan Alat Tes Covid-19 PCR Produksi Roche Swiss

Secara teknikal, Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani melihat, IHSG hari ini masih rawan terkoreksi. Pasalnya, tekanan jual masih tergolong besar. Aksi jual oleh asing pun masih terus berlanjut.

Kemarin, investor asing mencatatkan jual bersih atau net sell sejumlah Rp 328,88 miliar di seluruh pasar. Dalam sepekan, dana asing yang menguap dari pasar saham Tanah Air mencapai Rp 1,75 triliun. Bahkan, bila dihitung sejak awal tahun, dana asing yang kabur sudah mencapai Rp 12,13 triliun.

Baca Juga: Asus Borong 10% Saham Emiten Perakit Ponsel Sat Nusapersada (PTSN)

Baik Hendriko maupun Herditya kompak memperkirakan IHSG masih melanjutkan pelemahan pada perdagangan hari ini, Kamis (9/4). Selain faktor teknikal, pelemahan IHSG juga didorong oleh bursa global yang cenderung melemah. Aksi jual investor asing juga masih masif.

Hendriko menilai, aksi jual ini menandakan investor asing masih ragu dengan prospek investasi di pasar modal Tanah Air. Sebenarnya, wajar kalau asing masih net sell sekali-kali. "Tetapi yang jadi masalah adalah net sell investor asing sangat konsisten akhir-akhir ini," kata dia.

Baca Juga: Bank Central Asia (BBCA) Akan Umumkan Besaran Dividen

Menurut perhitungan Hendriko, IHSG hari ini akan bergerak melemah. IHSG hari ini akan bergerak di rentang support 4.400-4.500 dan resistance di 4.900-5.000.

Sedangkan Herditya memperkirakan IHSG akan terkoreksi dengan rentang pergerakan 4.550-4.750. Adapun katalis yang akan menentukan pergerakan IHSG hari ini masih seputar penanggulangan penyebaran virus corona (Covid-19) yang terjadi di Indonesia dan negara lain.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Saham Perkapalan Mengangkat Sauh, Cuma Gorengan atau Fundamental yang Mulai Berlayar?
| Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

Saham Perkapalan Mengangkat Sauh, Cuma Gorengan atau Fundamental yang Mulai Berlayar?

Sepanjang tahun 2025 berjalan, harga saham emiten kapal mengalami kenaikan harga signifikan, bahkan hingga ratusan persen.

Analisis Astra International, Bisnis Mobil Lesu tapi Saham ASII  Malah Terbang 31,85%
| Minggu, 21 Desember 2025 | 09:05 WIB

Analisis Astra International, Bisnis Mobil Lesu tapi Saham ASII Malah Terbang 31,85%

Peluncuran produk baru seperti Veloz Hybrid diharapkan bisa menjadi katalis penahan penurunan volume penjualan. 

Embusan Angin Segar Bagi Investor Saham dan Kripto di Indonesia dari Amerika
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:31 WIB

Embusan Angin Segar Bagi Investor Saham dan Kripto di Indonesia dari Amerika

Kebijakan QE akan mengubah perilaku investor, perbankan dan institusi memegang dana lebih hasil dari suntikan bank sentral melalui obligasi. 

Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan di Akhir Tahun
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan di Akhir Tahun

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot melemah 0,16% secara harian ke Rp 16.750 per dolar AS pada Jumat (19/12)

Akuisisi Tambang Australia Tuntas, Bumi Resources Gelontorkan Duit Rp 346,9 Miliar
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:15 WIB

Akuisisi Tambang Australia Tuntas, Bumi Resources Gelontorkan Duit Rp 346,9 Miliar

Transformasi bertahap ini dirancang untuk memperkuat ketahanan BUMI, mengurangi ketergantungan pada satu siklus komoditas.

Rajin Ekspansi Bisnis, Kinerja Grup Merdeka Masih Merana, Ada Apa?
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:06 WIB

Rajin Ekspansi Bisnis, Kinerja Grup Merdeka Masih Merana, Ada Apa?

Tantangan utama bagi Grup Merdeka pada 2026 masih berkaitan dengan volatilitas harga komoditas, terutama nikel. 

Chandra Asri Pacific (TPIA) Terbitkan Obligasi Sebesar Rp 1,5 Triliun
| Minggu, 21 Desember 2025 | 07:42 WIB

Chandra Asri Pacific (TPIA) Terbitkan Obligasi Sebesar Rp 1,5 Triliun

Dana bersih dari hasil obligasi ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan seluruhnya untuk keperluan modal kerja. 

Kelolaan Reksadana Syariah Tumbuh Subur di 2025
| Minggu, 21 Desember 2025 | 07:00 WIB

Kelolaan Reksadana Syariah Tumbuh Subur di 2025

Dana kelolaan reksadana syariah mencapai Rp 81,54 triliun per November 2025, meningkat 61,30% secara year-to-date (ytd). 

Menjaga Keseimbangan Cuan Bisnis Bank Syariah & ESG
| Minggu, 21 Desember 2025 | 06:10 WIB

Menjaga Keseimbangan Cuan Bisnis Bank Syariah & ESG

Di tengah dorongan transisi menuju ekonomi rendah karbon, perbankan diposisikan sebagai penggerak utama pembiayaan berkelanjutan.

Mengunci Target Pertumbuhan Ekonomi
| Minggu, 21 Desember 2025 | 06:10 WIB

Mengunci Target Pertumbuhan Ekonomi

​ Pemerintah, dengan semangat dan ambisi besar seperti biasanya, menargetkan 2026 sebagai pijakan awal menuju mimpi pertumbuhan ekonomi 8%.

INDEKS BERITA

Terpopuler