Proyeksi IHSG: Ditekan Balasan China

Senin, 26 Agustus 2019 | 05:18 WIB
Proyeksi IHSG: Ditekan Balasan China
[ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia]
Reporter: Irene Sugiharti | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi terkoreksi pada perdagangan hari ini, Senin (26/8).

Salah satu sentimen negatif yang akan menekan pergerakan IHSG har ini adalah memanasnya perang dagang antara China dan Amerika Serikat.

Namun, langkah Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga pada pekan lalu diharapkan  bisa menjadi katalis positif bagi IHSG hari ini.

Seperti diketahui, akhir pekan lalu, China mengenakan tarif impor tambahan baru atas produk asal AS senilai US$ 75 miliar dengan kisaran tarif 5%-10% dalam dua tahap, yaitu 1 September dan 15 Desember.

Baca Juga: Akhir pekan dramatis: China umumkan tarif impor balasan, AS langsung membalas lagi

"Langkah ini sebagai balasan atas penambahan tarif dari Presiden AS Donald Trump," kata Direktur Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, Minggu (25/8).

Selain itu, Gubernur Federal Reserve Jerome Powell juga tidak memberikan indikasi penurunan bunga sesuai ekspektasi pasar.

Pelaku pasar juga khawatir ada risiko resesi, mengingat adanya inversi kurva yield AS.

Meski begitu, penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) bisa menjadi katalis positif.

Hans memperkirakan, IHSG melemah hari ini dan bergerak antara 6153–6.265.

Baca Juga: Review IHSG: Dampak Sentimen Global

Sedangkan Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi memperkirakan, IHSG bisa menguat didorong kenaikan harga minyak.

Dia memperkirakan, IHSG akan bergerak di rentang 6.210–6.326.

Bagikan

Berita Terbaru

Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:11 WIB

Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak

BI menargetkan volume transaksi QRIS tahun 2025 mencapai 15,37 miliar atau melonjak 146,4% secara tahunan dengan nilai Rp 1.486,8 triliun 

CIMB Niaga Syariah Jajaki Konsolidasi dengan BUS
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:07 WIB

CIMB Niaga Syariah Jajaki Konsolidasi dengan BUS

Bank CIMB Niaga berpotensi memiliki bank syariah beraset jumbo. Pasalnya, bank melakukan penjajakan untuk konsolidasi dengan bank syariah​

Ekonomi Tak Pasti, Kolektor Barang Mewah Berhati-hati
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 08:00 WIB

Ekonomi Tak Pasti, Kolektor Barang Mewah Berhati-hati

Kondisi ekonomi global yang tak pasti serta suku bunga tinggi menekan industri barang mewah di tahun 2025

Berhentilah Menebang Masa Depan
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 07:10 WIB

Berhentilah Menebang Masa Depan

Bencana  banjir dan longsor di tiga provinsi Sumatra jadi momentum reformasi kebijakan perizinan dan tata ruang Indonesia.​

Jangan Jadi Tradisi
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 07:00 WIB

Jangan Jadi Tradisi

Lonjakan harga-harga komoditas pangan menjelang Nataru ataupun saat puasa dan Lebaran harus disikapi serius pemerintah lewat kebijakan.

Bos Martina Berto (MBTO) Memilih Investasi Berhorizon Menengah hingga Panjang
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:55 WIB

Bos Martina Berto (MBTO) Memilih Investasi Berhorizon Menengah hingga Panjang

Direktur Utama PT Martina Berto Tbk (MBTO), Bryan David Emil, memilih aset berjangka menengah panjang dalam portofolio investasinya.

Multifinance Kejar Pembiayaan Mobil
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:50 WIB

Multifinance Kejar Pembiayaan Mobil

Pemangkasan target penjualan mobil baru oleh Gaikindo menjadi 780.000 unit menegaskan tekanan pada industri otomotif belum mereda.

Daya Beli Pulih, Kredit Masih Tertahan
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:48 WIB

Daya Beli Pulih, Kredit Masih Tertahan

Pemulihan daya beli masyarakat mulai terlihat di Oktober 2025, namun belum merata. Kredit rumahtangga jadi penopang utama pertumbuhan kredit OJK.

Rupiah Pekan Ini Terangkat Pelemahan Dolar
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:30 WIB

Rupiah Pekan Ini Terangkat Pelemahan Dolar

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot menguat 0,18% secara harian ke Rp 16.646 per dolar AS pada Jumat (12/12).

Sinergi Multi (SMLE) Bersiap Mengekspor Minyak Nilam
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 05:20 WIB

Sinergi Multi (SMLE) Bersiap Mengekspor Minyak Nilam

SMLE memperkuat bisnis nilam sebagai salah satu komoditas strategis di Indonesia dengan fokus pada kategori wewangian (fragrance & flavors).

INDEKS BERITA

Terpopuler