Proyeksi Kinerja Pertamina Tahun 2019 Kurang Moncer

Jumat, 28 Juni 2019 | 13:36 WIB
Proyeksi Kinerja Pertamina Tahun 2019 Kurang Moncer
[]
Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga kuartal I 2019, PT Pertamina (Persero) mengklaim mencatatkan laba sebesar US$ 677 juta setara Rp 9,5 triliun, dengan asumsi kurs Rp 14.000 per dollar Amerika Serikat (AS). Direktur Keuangan PT Pertamina, Pahala Nugraha Mansury mengatakan, kinerja Pertamina sangat sensitif dengan dua komponen, yakni Indonesian Crude Price (ICP) dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Fluktuasi kedua komponen tersebut menyebabkan perusahaan pelat merah ini memproyeksikan kinerja keuangan pada kuartal II-2019 tidak lebih baik daripada kuartal I-2019.

Memang, harga minyak menjadi faktor cukup dominan mempengaruhi kinerja keuangan Pertamina. Setiap kenaikan ICP senilai 1 dollar AS bisa mempengaruhi penurunan keuntungan hingga triliunan rupiah bagi Pertamina. Alhasil, hingga kuartal pertama tahun ini, Pertamina hanya mengantongi  laba bersih sebesar US$ 677 juta. Sedangkan tekanan yang bakal dihadapi Pertamina pada kuartal kedua tahun ini adalah menguatnya harga ICP.

"Perkembangan harga ICP khusus April, Mei, Juni yang awalnya rata-rata di bawah US$ 60 per barel menjadi di kisaran US$ 67 hingga US$ 68,” kata dia di Gedung DPR, Kamis (27/6).

Kendati ada momen Lebaran yang tercatat di kuartal II 2019, Pahala mengatakan, perubahan pola konsumsi masyarakat terhadap bahan bakar minyak (BBM) tak banyak berpengaruh ke kinerja keuangan Pertamina, khususnya untuk bottom line.

Pada tahun lalu, Pertamina membukukan pendapatan sebesar US$ 57,93 miliar atau tumbuh 20,6% dibandingkan tahun 2017. Sementara laba bersih di sepanjang tahun lalu sebesar US$ 2,64 miliar, atau turun tipis dibandingkan 2017 sebesar US$ 2,7 miliar.

Tahun ini, menurut Pahala, berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), Pertamina memproyeksikan laba bersih sebesar US$ 1,5 miliar. Target itu merosot 43% dibandingkan laba tahun lalu. Pahala tak menjelaskan proyeksi penurunan target laba bersih. Sedangkan pendapatannya berpotensi tumbuh sekitar 2% year on year (yoy).

Untuk belanja modal, Pertamina mengalokasikan dana US$ 5,5 miliar hingga US$ 5,7 miliar. Sebesar 55% capex untuk investasi di sektor hulu. Memang, komitmen investasi di sektor hulu menjadi agenda prioritas tahun ini. Setidaknya tahun ini Pertamina optimistis mampu menjalankan 98 proyek eksplorasi dan pengembangan hulu migas di Indonesia, termasuk Kaltim. Proyek itu meliputi 47 proyek dilaksanakan Pertamina EP, 29 proyek PHE, 19 proyek PHI, dua proyek PEPC, dan satu proyek PEPC ADK.

Bagikan

Berita Terbaru

Tak Cuma Gross Split, Aturan Lingkungan Juga Direvisi Demi Menarik Investasi Migas
| Jumat, 23 Mei 2025 | 11:02 WIB

Tak Cuma Gross Split, Aturan Lingkungan Juga Direvisi Demi Menarik Investasi Migas

Kementerian Lingkungan Hidup sedang dalam proses revisi beberapa aturan untuk bisa mempercepat perizinan.

Perkara Korupsi Digelar, Aset Sritex Bakal Jadi Rebutan
| Jumat, 23 Mei 2025 | 09:21 WIB

Perkara Korupsi Digelar, Aset Sritex Bakal Jadi Rebutan

Kapsupenkum Kejaksaan Agung menyatakan, negara harus mendapat prioritas atas pengembalian kerugian negara dari aset Sritex​.

Daya Beli Domestik Melemah, Pasar Ekspor bisa Jadi Kunci Kinerja MYOR di 2025
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:55 WIB

Daya Beli Domestik Melemah, Pasar Ekspor bisa Jadi Kunci Kinerja MYOR di 2025

PT Mayora Indah Tbk (MYOR) masih menduduki menjadi penguasa pasar produk biskuit dengan pangsa pasar 37% dan sereal dengan pangsa pasar 69%.​

Profit 30,41% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun (23 Mei 2025)
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:43 WIB

Profit 30,41% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun (23 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (23 Mei 2025) 1 gram Rp 1.910.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 30,41% jika menjual hari ini.

Target Pendapatan Negara Lebih Moderat
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:37 WIB

Target Pendapatan Negara Lebih Moderat

Rasio pendapatan negara terhadap PDB diperkirakan ada di kisaran 11,71%–12,22%, lebih rendah dibanding target APBN 2025 sebesar 12,36%.

Menakar Risiko Pelebaran Defisit Transaksi Berjalan
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:31 WIB

Menakar Risiko Pelebaran Defisit Transaksi Berjalan

Bank Indonesia mencatat defisit transaksi berjalan atau CAD untuk kuartal I-2025 sebesar US$ 177 juta

Profil Utang SRIL dari Bank Swasta Lokal Hingga Asing, Terbesar Bank BCA
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:27 WIB

Profil Utang SRIL dari Bank Swasta Lokal Hingga Asing, Terbesar Bank BCA

Tim Penyidik pada Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (JAM PIDSUS) telah menetapkan tiga orang tersangka dalam kasus kredit Sritex.

Sejumlah Saham Gocap Naik di Bulan Mei, Cermati Kinerja dan Volume Transaksinya
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:22 WIB

Sejumlah Saham Gocap Naik di Bulan Mei, Cermati Kinerja dan Volume Transaksinya

Investor perlu hati-hati lantaran lonjakan harga saham gocap tak selalu sejalan dengan perbaikan di sisi kinerja keuangan.

Membedah Profil Bisnis Chandra Daya Investasi (CDI), Anak Usaha TPIA yang Segera IPO
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:06 WIB

Membedah Profil Bisnis Chandra Daya Investasi (CDI), Anak Usaha TPIA yang Segera IPO

Laba tahun berjalan PT Chandra Daya Investasi (CDI) melambung 271,86% menjadi sebesar US$ 30,23 juta pada kuartal I-2025.

Bukan Rupiah yang Perkasa, Tapi Indeks Dolar AS yang Sedang Merana
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:05 WIB

Bukan Rupiah yang Perkasa, Tapi Indeks Dolar AS yang Sedang Merana

Penguatan rupiah ini masih didorong  pelemahan dolar AS.  “Pasar bersikap hati-hati. Jumat pagi (23/5), indeks dolar melemah 0,16% ke 99,69.

INDEKS BERITA

Terpopuler