Puluhan Perusahaan Mengantre Rilis Obligasi

Kamis, 16 Mei 2019 | 11:22 WIB
Puluhan Perusahaan Mengantre Rilis Obligasi
[]
Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor keuangan masih mendominasi penerbitan surat utang di Indonesia. Berdasarkan data PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), hingga 13 Mei 2019, ada 69 pemeringkatan yang dilakukan perusahaan pemberi rating ini.

Senior Vice President Financial Institution Ratings Pefindo Hendro Utomo menjelaskan, pemeringkatan untuk sektor keuangan sendiri mencapai 35 entitas. Sementara sektor lainnya yang cukup besar adalah properti. Jumlahnya empat perusahaan.

Dari keempat perusahaan tersebut, tiga entitas mendapatkan rating idA. Sekedar informasi, idA berarti entitas tersebut memiliki kapasitas kuat secara jangka panjang pada komitmen finansialnya dibandingkan dengan obligor lainnya, tetapi lebih sensitif pada efek yang pasif dan perubahan situasi dan kondisi ekonomi.

Sayangnya, dua emiten yang diberi peringkat idA memiliki outlook negatif. Yaitu PT Moderland Realty Tbk (MDLN)dan PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN).

Assistant Vice President Corporate Ratings Division Pefindo Niken Indriarsih menjelaskan, prospek perusahaan properti dipangkas karena sejak tahun lalu pendapatan pra penjualan atau marketing sales mengalami perlambatan karena kenaikan tingkat suku bunga. Meski pemerintah memberikan insentif, namun laju kinerja emiten properti masih kurang kencang.

Analis Pefindo Yogie Surya Perdana menambahkan, perusahaan properti yang menerima outlook negatif adalah perusahaan yang banyak menanggung risiko, karena harus tetap membangun apartemen yang belum semua unit terjual. Selain itu, secara sektor, saat ini permintaan properti untuk tujuan investasi pun cenderung berkurang.

Head of Investment Infovesta Utama Wawan Hendrayana memperkirakan, sektor keuangan dan properti masih akan mendominasi penerbitan surat utang di tahun ini. Sementara, untuk peringkat yang diberikan, sektor keuangan terlihat lebih cerah karena berpotensi menerima rating tinggi daripada sektor lainnya. Perusahaan keuangan memiliki cashflow yang lebih pasti ke depannya.

Wawan menyebut investor melihat kemampuan perusahaan mengatur cashflow. "Karena obligasi tiap tiga bulan harus bayar kupon. Cash flow sektor keuangan lebih kuat, jadi kalau pendapatan naik turun, investor bisa ragu, kecuali perusahaan tersebut didukung oleh induk grup yang besar," tutur Wawan.

 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Perbankan Perkuat Kapasitas dan Keamanan Sistem TI
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 11:11 WIB

Perbankan Perkuat Kapasitas dan Keamanan Sistem TI

Sejumlah bank memastikan layanan digital akan tetap andal dalam melayani nasabah selama momentum Nataru

SUPA Ngegas, Saham Bank Digital Lain Lemas
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 11:09 WIB

SUPA Ngegas, Saham Bank Digital Lain Lemas

Kehadiran PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) di Bursa Efek Indonesia (BEI) berdampak berbeda bagi saham bank digital lainnya.​

Efek Program MBG ke Ekonomi Terbatas
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 08:09 WIB

Efek Program MBG ke Ekonomi Terbatas

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) belum optimal menggerakkan ekonomi dan menciptakan kerja setelah setahun, kata CSIS, Paramadina, dan CELIOS. 

Sistem Coretax Stabil, Siap untuk Menguji SPT 2026
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 08:07 WIB

Sistem Coretax Stabil, Siap untuk Menguji SPT 2026

Untuk memastikan ketahanan sistem, pemerintah secara rutin melakukan stress test.                          

Konsumsi Dijaga, Ekonomi Tetap Moderat
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:48 WIB

Konsumsi Dijaga, Ekonomi Tetap Moderat

Langkah penundaan kenaikan pajak dan cukai bersifat jangka pendek untuk dorong konsumsi.                        

Pasar Kripto Lesu Bikin Trader Banting Setir, Cash is King dan Saham Jadi Pelarian
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:40 WIB

Pasar Kripto Lesu Bikin Trader Banting Setir, Cash is King dan Saham Jadi Pelarian

Data OJK menunjukkan transaksi kripto merosot, sementara nilai perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus meningkat.

Kaleb Solaiman, CFO Venteny Fortuna Memilih Saham dalam Berinvestasi
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:30 WIB

Kaleb Solaiman, CFO Venteny Fortuna Memilih Saham dalam Berinvestasi

Bagi Kaleb Solaiman, Group CFO Venteny Fortuna Tbk, investasi adalah disiplin jangka panjang dan memerlukan riset mendalam

Mendorong Literasi Keuangan Kaum Ibu
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:05 WIB

Mendorong Literasi Keuangan Kaum Ibu

Literasi keuangan dari kaum ibu termasuk juga perempuan lainnya bisa melindungi keluarga dari kejahatan finansial.​

Darurat Pengelolaan Sampah
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:00 WIB

Darurat Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah tidak cuma tanggung jawab pusat lewat program PLTSa saja, pemerintah daerah juga wajib mengelola sampah dari hulu.

Abadi Lestari Indonesia (RLCO) Menadah Berkah dari Sarang Walet
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:00 WIB

Abadi Lestari Indonesia (RLCO) Menadah Berkah dari Sarang Walet

Mengupas profil dan strategi bisnis PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) setelah mencatatkan saham di BEI 

INDEKS BERITA