Pulung dan Teluh Brojo

KONTAN.CO.ID - Andaikata kita sedang hidup seabad lalu dan langit malam tak dipenuhi cahaya lampu maupun kabut asap kendaraan, boleh jadi tiap malam kita bisa menyaksikan bola-bola api saling menyambar di langit. Konon, menurut dongeng dari mulut ke mulut, begitulah suasana pedesaan zaman dulu setiap menjelang pemilihan kepala desa atau lurah. Bola-bola langit berwarna kuning kemerahan itu muncul, melayang, dan jatuh di rumah calon-calon lurah.
Orang-orang di pedalaman Jawa dulu menyebutnya sebagai teluh brojo alias santet. Saling tak yakin bisa memenangi persaingan dalam pengumpulan jumlah suara, mereka berusaha menyingkirkan pesaing sebelum pemilu tiba. Mereka menyewa jasa para dukun dan saling mengirim serangan secara magis terhadap kubu lawan.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.
Sudah berlangganan? MasukBerlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.
Kontan Digital Premium Access
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Rp 120.000
Business Insight
Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan