Racik Portofolio, Jiwasraya Kurangi Kepemilikan PPRO

Sabtu, 12 Januari 2019 | 05:27 WIB
Racik Portofolio, Jiwasraya Kurangi Kepemilikan PPRO
[]
Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Dian Pertiwi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asuransi Jiwasraya tampak tengah mengotak-atik portofolionya. Perusahaan ini terus melepas saham PT PP Properti Tbk (PPRO).

Pelepasan perdana di tahun ini terjadi pada 8 Januari lalu. Jiwasraya melepas sekitar 8 juta saham PPRO. Alhasil, kepemilikan Jiwasraya di PPRO berkurang dari sebelumnya 8,79% menjadi 8,78% atau setara 5,41 miliar saham.

Penjualan terus berlanjut.Kemarin, Jumat (11/1), Jiwasraya masih mengambil posisi jual. Kepemilikannya untuk sementara ini berkurang menjadi 8,74% atau setara 5,39 miliar saham. Artinya, sejak awal tahun, Jiwasraya telah menjual sekitar 34 juta saham PPRO.

"Itu strategi rekomposisi portofolio saja," ujar Direktur Utama Jiwasraya Hexana Tri Sasongko kepada KONTAN, Jumat (11/1). Namun, Sasongko belum bersedia membeberkan apakah perusahaannya tetap dalam posisi jual atau justru tetap mempertahankan posisinya di atas 5%.

Selama sepekan terakhir, harga tertinggi saham PPRO ada di level Rp 148 per saham. Dengan asumsi ini, Jiwasraya meraup Rp 5,03 miliar dari penjualan tersebut.

Aksi jual oleh Jiwasraya tersebut sepertinya mulai mempengaruhi saham PPRO. Akhir pekan ini, saham PPRO turun 0,69% ke Rp 144 per saham. Meski demikian, saham PPRO telah mengakumulasi kenaikan 15,2% dalam sepekan dan 23,08% sejak awal tahun.

Kenaikan selama sepekan itu membuat saham PPRO menjadi salah satu pencetak return tertinggi bersama sejumlah saham medioker lainnya. Pada saat yang bersamaan, saham medioker juga menjadi favorit portofolio perusahaan asuransi.

PT PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri) juga ikut mengempit 5,33% atau setara 3,28 miliar saham PPRO.

Pendiri LBP Institute Lucky Bayu Purnomo mengatakan, tak haram memiliki saham medioker atawa lapis kedua. Terlebih, jika emiten saham tersebut punya kinerja fundamental yang positif seperti PPRO.

Akan berbeda jika saham yang menjadi portofolio punya kinerja dan fundamental yang negatif. "Ini membuat asuransi menjadi kurang prudent," imbuhnya.

INAF misalnya. Perusahaan ini masih merugi Rp 35,09 miliar di kuartal III-2018. Sahamnya juga menjadi pemberat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sejak awal tahun, INAF turun 21% dan mengurangi 3,8 poin indeks. Asal tahu saja, selain PPRO, Asabri juga merupakan pemegang 452,61 juta atau setara 14,6% saham INAF.

Lucky menambahkan, saat masuk ke saham medioker investor tetap harus memperhatikan prospek fundamental apakah bakal positif setidaknya dalam tiga tahun kedepan. Ini juga berlaku bagi investor ritel yang ingin masuk ke saham medioker, meskipun hanya untuk jangka pendek. "Beli saham yang punya value di masa depan," pungkasnya.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Dua Saham Masuk ke Indeks IDX80 Mulai 2 Mei 2025, Ini Daftar Lengkapnya
| Jumat, 25 April 2025 | 15:08 WIB

Dua Saham Masuk ke Indeks IDX80 Mulai 2 Mei 2025, Ini Daftar Lengkapnya

Saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) masuk pada indeks IDX80 periode 2 Mei hingga 31 Juli 2025.

Daftar Lengkap Saham Indeks IDX30 Mulai 2 Mei 2025
| Jumat, 25 April 2025 | 14:35 WIB

Daftar Lengkap Saham Indeks IDX30 Mulai 2 Mei 2025

Saham yang masuk indeks IDX30 periode 2 Mei hingga 31 Juli 2025 adalah PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).

Daftar Lengkap Saham-Saham LQ45 Periode 2 Mei-31 Juli 2025
| Jumat, 25 April 2025 | 14:05 WIB

Daftar Lengkap Saham-Saham LQ45 Periode 2 Mei-31 Juli 2025

BEI mengocok ulang konstituen saham penghuni sejumlah indeks, termasuk indeks LQ45 untuk periode 2 Mei hingga 31 Juli 2025.

Profit 39,12% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Kembali Naik (25 April 2025)
| Jumat, 25 April 2025 | 08:41 WIB

Profit 39,12% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Kembali Naik (25 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (25 April 2025) 1 gram Rp 1.986.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 39,12% jika menjual hari ini.

Prospek Trimegah Bangun Persada (NCKL) Kinclong, Analis Pasang Rekomendasi Beli
| Jumat, 25 April 2025 | 07:29 WIB

Prospek Trimegah Bangun Persada (NCKL) Kinclong, Analis Pasang Rekomendasi Beli

Prospek PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) diramal tetap solid, didukung oleh proyeksi pertumbuhan produksi dan kontrol biaya yang efisien.

Hartadinata (HRTA) Mengincar Kenaikan Penjualan 60%
| Jumat, 25 April 2025 | 07:26 WIB

Hartadinata (HRTA) Mengincar Kenaikan Penjualan 60%

Kinerja PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) berpeluang meningkat di tengah tren penguatan harga emas sepanjang tahun ini. 

Sikap Trump Melunak, Investor Mulai Melirik Aset Berisiko
| Jumat, 25 April 2025 | 07:19 WIB

Sikap Trump Melunak, Investor Mulai Melirik Aset Berisiko

Sikap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mulai melunak terkait penetapan tarif ke China, mendorong penguatan sejumlah aset berisiko.

Upaya Efisiensi Unilever Indonesia (UNVR) Mulai Buahkan Hasil
| Jumat, 25 April 2025 | 07:15 WIB

Upaya Efisiensi Unilever Indonesia (UNVR) Mulai Buahkan Hasil

Kendati secara tahunan masih turun, kinerja PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mulai membaik secara kuartalan

Hari Ini Jumat (25/4), IHSG Berpotensi Limbung dan Kehilangan Tenaga
| Jumat, 25 April 2025 | 07:12 WIB

Hari Ini Jumat (25/4), IHSG Berpotensi Limbung dan Kehilangan Tenaga

Dari dalam negeri, perhatian pelaku pasar tertuju pada rilis data  money supply M2 atau jumlah uang beredar di Indonesia bulan Maret 2025. 

KPI Capai 78 Juta Barel Realisasi Total Intake
| Jumat, 25 April 2025 | 07:06 WIB

KPI Capai 78 Juta Barel Realisasi Total Intake

KPI memonitor plant availability factor (PAF). Pada kuartal I-2025, PAF tercatat 99,83%, melampaui standar minimal 99%

INDEKS BERITA

Terpopuler