Ragu Kesepakatan Dagang, Harga Emas Hari Ini Sentuh Level Tertinggi

Kamis, 14 November 2019 | 23:27 WIB
Ragu Kesepakatan Dagang, Harga Emas Hari Ini Sentuh Level Tertinggi
[ILUSTRASI. Karyawan menunjukan logam mulia emas murni di gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Senin (1/10/2018).]
Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Harga emas hari ini (14/11) terus menanjak, memperpanjang tren kenaikan sejak Selasa (12/1), menyusul data China yang lemah dan keraguan tentang apakah Beijing dan Washington akan mencapai kesepakatan perdagangan dalam waktu dekat.

Mengacu Bloomberg pukul 23.20 WIB, harga emas hari ini di pasar spot naik 0,54% menjadi US$ 1.471,44 per ons troi, level tertinggi dalam hampir satu minggu terakhir. Sementara harga emas berjangka Amerika Serikat (AS) naik 0,47% ke US$ 1.470, 20 per ons troi.

"Kami melihat beberapa penghindaran risiko di pasar," kata Craig Erlam, Analis Pasar Senior OANDA. "Komentar dari kedua belah pihak (AS dan China) telah menghilangkan beberapa optimisme di sekitar kesepakatan fase satu ini," ujarnya kepada Reuters.

Baca Juga: Marak Dukungan, Harga Emas Hari Ini Sedikit Lagi Tembus US$ 1.470

Kementerian Perdagangan Tiongkok, Kamis (14/11), menyatakan, China dan Amerika Serikat (AS) mengadakan diskusi "mendalam" tentang perjanjian perdagangan tahap pertama, dan membatalkan tarif adalah syarat penting untuk mencapai kesepakatan.

Sebelumnya, Selasa (12/11), Presiden AS Donald Trump mengatakan, kesepakatan perdagangan dengan China sudah "dekat" tetapi tidak memberikan perincian. Hanya, Trump memperingatkan, ia akan mengerek tarif "secara substansial" kalau China tidak meneken perjanjian.

"Emas harus dalam permintaan yang lebih besar, setidaknya dalam jangka pendek, karena negosiasi perjanjian parsial dalam sengketa perdagangan antara AS dan China tampaknya telah mandek," kata Analis Commerzbank Daniel Briesemann dalam sebuah catatan.

Baca Juga: Harga emas Antam naik lagi Rp 3.000 pada Kamis (14/11)

"Ancaman Trump terhadap tarif hukuman lebih lanjut terhadap China juga tampaknya memiliki efek setelahnya," imbuh Briesemann seperti dilansir Reuters.

Jajak pendapat Reuters dari para ekonom menunjukkan, perang dagang AS-China tidak mungkin menghasilkan gencatan senjata permanen selama setahun mendatang. Sementara kekhawatiran telah mereda akibat resesi AS

Dukungan emas juga datang dari bursa saham dunia turun karena data menunjukkan, output industri China pada Oktober lalu tumbuh melambat. Ini menambah kekhawatiran akan kejatuhan pertumbuhan global akibat perang dagang.

Baca Juga: Meski harga emas Antam naik, pembeli 9 bulan lalu masih merugi

Juga mendukung emas sebagai safe-haven adalah kekhawatiran terhadap peningkatan kekerasan di Hong Kong ketika demonstran anti-pemerintah melumpuhkan beberapa bagian bekas jajahan Inggris di hari keempat aksi pada pekan ini.

Bagikan

Berita Terbaru

PP Pesisi (PPRE) Memperkuat Segmen Bisnis Pertambangan
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 08:00 WIB

PP Pesisi (PPRE) Memperkuat Segmen Bisnis Pertambangan

Diversifikasi usaha PPRE kini terfokus pada jasa pertambangan, yang telah menjadi penyumbang dominan terhadap pendapatan konsolidasi perusahaan

Pemerintah Pangkas Tarif Tiket Pesawat saat Nataru
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:46 WIB

Pemerintah Pangkas Tarif Tiket Pesawat saat Nataru

Diskon tarif pesawat berlaku spesifik untuk tiket domestik kelas ekonomi untuk periode penerbangan 22 Desember 2025 hingga 10 Januari 2026.

Bisnis Petikemas Entitas Grup Pelindo Tumbuh 15%
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:45 WIB

Bisnis Petikemas Entitas Grup Pelindo Tumbuh 15%

Pertumbuhan ini menunjukkan peningkatan arus petikemas yang konsisten dari tahun ke tahun di seluruh lini operasi perusahaan.

Danantara Siap Merampingkan Jumlah BUMN
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:43 WIB

Danantara Siap Merampingkan Jumlah BUMN

Danantara menargetkan pemangkasan jumlah BUMN dari ribuan entitas saat ini menjadi hanya ratusan dalam lima tahun ke depan.  

Ini Penyebab Trafik  21 Jalan Tol Sepi
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:41 WIB

Ini Penyebab Trafik 21 Jalan Tol Sepi

Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengumumkan  terdapat 21 ruas tol yang masih sepi dengan trafik di bawah 50% dari target dalam PPJT

 Ramai-Ramai Mengawal Program Makan Bergizi
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:38 WIB

Ramai-Ramai Mengawal Program Makan Bergizi

Pemerintah akan merilis aturan tata kelola makan bergizi gratis yang melibatkan sejumlah instansi agar serapan anggaran optimal

Freeport akan Beli Konsentrat Tembaga dari Tambang Lain
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:33 WIB

Freeport akan Beli Konsentrat Tembaga dari Tambang Lain

Saat ini produksi tambang Freeport sudah dihentikan sementara, kurang lebih satu bulan, sebagai imbas dari insiden longsor.

Sumber Global Energy (SGER) Menjajaki Bisnis Smelter Nikel
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:30 WIB

Sumber Global Energy (SGER) Menjajaki Bisnis Smelter Nikel

Saat ini, SGER terus melakukan diversifikasi bisnis dengan menjajaki peluang di sektor smelter nikel dengan salah satu smelter di Indonesia

PANR Catat Kenaikan Permintaan Pariwisata
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:30 WIB

PANR Catat Kenaikan Permintaan Pariwisata

Pertumbuhan ini merupakan hasil dari partisipasi Panorama dalam sejumlah pameran pariwisata seperti WITF dan ITB Asia 2025 di Singapura.

Proyek DME Terganjal Keekonomian
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:26 WIB

Proyek DME Terganjal Keekonomian

Hanya saja, proyek hilirisasi DME ini sepi peminat. Tak banyak investor yang melirik lantaran biaya mahal

INDEKS BERITA

Terpopuler