Rambah Bisnis Sektor Gas dan EBT, Prospek Rukun Raharja (RAJA) Semakin Seksi
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Emiten energi PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) tengah menyiapkan sejumlah agenda ekspansi.
Terbaru, RAJA sedang melakukan uji tuntas untuk mengakuisisi dua perusahaan pelayaran. Perusahaan ini punya dua unit kapal liquified natural gas carrier (LNGC) atau pengangkut gas dan satu kapal very large gas carrier (VLGC).
Emiten yang terafiliasi dengan pengusaha Happy Hapsoro ini juga tengah menyiapkan langkah akuisisi di sektor energi baru terbarukan (EBT) seperti pembangkit listrik tenaga air dan biomassa, serta fasilitas sistem penyediaan air minum di area Jabodetabek.
Baca Juga: Rukun Raharja (RAJA) dan Petrosea (PTRO) Berkongsi Akuisisi Entitas Grup Hafar
Dalam keterbukaan informasi, Selasa (21/10), manajemen RAJA bilang, saat ini pihaknya sedang melakukan studi kelayakan pembangunan terminal LNG di Banten.
"Kami juga sedang memfinalisasi lingkup investasi, skema komersial dan proses perizinan," kata manajemen RAJA.
Selain itu, RAJA menyiapkan proyek pabrik LNG di Kalimantan. RAJA juga menyiapkan operasional komersial fasilitas kompresor di Sengkang, Sulawesi Selatan pada kuartal IV tahun ini.
Ekspansi terdiversifikasi
Terakhir, RAJA dalam tahap negosiasi terkait rencana investasi infrastruktur hilir migas di Indonesia Timur. Sesuai rencana, RAJA akan memulai pembangunan pipa bahan bakar minyak di Kalimantan Timur pada kuartal I 2026.
Kepala Riset Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI), Muhammad Wafi menilai, langkah akuisisi di sektor gas dan EBT, mencerminkan ekspansi RAJA semakin terdiversifikasi dan sejalan tren transisi energi. Ini bisa menjadi katalis pertumbuhan jangka menengah RAJA.
Terlebih, gas domestik masih tumbuh stabil. "Tambahan dari bisnis air minum juga bisa jadi recurring income baru yang defensif," ujar Wafi pada Kontan, Kamis (23/10).
Baca Juga: Pendapatan Tumbuh Tipis, Laba Rukun Raharja (RAJA) Terkikis
Cuma, ekspansi lintas sektor menuntut pendanaan besar dan integrasi bisnis efisien. Risiko fluktuasi harga gas global, biaya bunga tinggi, dan potensi keterlambatan proyek EBT bisa tekan marjin jangka pendek RAJA. Terutama, bila ekspansi terlalu agresif tanpa cadangan kas memadai.
Menurut Wafi, tahun 2025 masih jadi fase transisi bagi kinerja RAJA dengan proyeksi kenaikan laba bersih 10%–15% secara tahunan (yoy), ditopang kontribusi bisnis logistik dan perdagangan gas. Namun mulai 2026, kontribusi akuisisi bisa mulai terasa efeknya.
Dus, Wafi merekomendasi beli RAJA. Target harga Rp 5.000 per saham untuk jangka menengah hingga panjang.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.
Sudah berlangganan? MasukBerlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.
Kontan Digital Premium Access
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Rp 120.000
Business Insight
Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan
