Rapor Ekonomi

Jumat, 08 November 2024 | 06:08 WIB
Rapor Ekonomi
[ILUSTRASI. TAJUK - R Cipta Wahyana]
Cipta Wahyana | Senior Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga hari lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis rapor ekonomi sampai dengan kuartal ketiga 2024. Hasilnya tak terlalu menggembirakan. Dalam periode setahun hingga akhir September lalu, ekonomi kita hanya tumbuh 4,95%. Angka ini lebih rendah dari konsensus prediksi para ekonom (5%) dan juga lebih rendah dari pencapaian pertumbuhan di kuartal kedua 2024 yang masih 5,05%.. 

Selain kuantitas, kualitas pertumbuhan ekonomi juga merosot. Salah satu indikantornya, tingkat pengangguran terbuka (TPT) per akhir Agustus 2024 juga meningkat menjadi 4,91% dari 4,82% per Februari lalu. Di akhir Agustus lalu, jumlah angkatan kerja yang menganggur 7,47 juta orang. Jika kita bandingkan dengan angka akhir Februari, artinya ada tambahan 270.000 pengangguran baru selama enam bulan.

Laporan BPS ini menguatkan cerita pelemahan ekonomi yang telah muncul sebelumnya. Sebut saja laporan jumlah kelas menengah yang terus merosot. Juga, cerita pelemahan daya beli yang kemudian diikuti oleh penurunan konsumsi masyarakat. Pada kuartal III kemarin, secara tahunan, konsumsi masyarakat hanya tumbuh 4,91%; melemah dari 4,93% di kuartal sebelumnya. 

Tampaknya, mendung ekonomi tak akan segera pergi hingga akhir tahun mendatang. Laporan kinerja keuangan para emiten di bursa saham hingga kuartal III yang dirilis baru-baru ini memberikan sinyal tak terlalu baik. Tak sedikit perusahaan di sektor barang konsumsi dan juga ritel melaporkan kinerja yang melemah. Bahkan, pertumbuhan laba sektor perbankan pun semakin menipis. 

Yang mengkhawatirkan, beberapa korporasi, kemudian, menutup sebagian bisnis mereka demi menjaga keberlangsungan usaha. Salah satu contohnya adalah PT Fast Food Indonesia Tbk, pemegang lisensi gerai cepat saji KFC, yang telah menutup 47 gerai sepanjang tahun ini. Imbasnya, pengurangan karyawan tak terhindarkan lagi. 

Dalam kondisi ekonomi yang tertekan, campur tangan pemerintah sangat diperlukan. Lewat instrument fiskal dan kebijakan, pemerintah harus bergerak gesit untuk menjaga daya beli masyarakat dan membantu para pebisnis. 

Cuma, banyak pihak khawatir, pemerintahan baru justru tak bisa bergerak cepat karena terjebak oleh kesibukan administrasi. Salah satunya, penyesuaian organisasi, administrasi, serta perubahan nomenklatur kementerian dan lembaga sebagai akibat banyaknya penambahan atau pemecahan kementerian.

Bagikan

Berita Terbaru

Penawaran Umum Saham IPO DGWG Dimulai 3 Januari 2025, Harganya di Rp 230 per Saham
| Kamis, 02 Januari 2025 | 17:30 WIB

Penawaran Umum Saham IPO DGWG Dimulai 3 Januari 2025, Harganya di Rp 230 per Saham

Dana IPO yang diperoleh PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG) akan digunakan untuk membeli bahan baku pestisida dan pupuk.

Awas! Ambisi Prabowo untuk Ekspansi Lahan Sawit bisa Memicu Deforestasi
| Kamis, 02 Januari 2025 | 15:21 WIB

Awas! Ambisi Prabowo untuk Ekspansi Lahan Sawit bisa Memicu Deforestasi

Perluasan kebun sawit di tengah tarik ulur kebijakan antideforestasi Uni Eropa (UEDR) terbilang sensitif terhadap produk sawit Indonesia.

Proyek Irigasi Tahun Ini akan Menyedot Anggaran Negara Rp 12 Triliun
| Kamis, 02 Januari 2025 | 15:14 WIB

Proyek Irigasi Tahun Ini akan Menyedot Anggaran Negara Rp 12 Triliun

Perbaikan saluran irigasi untuk penyediaan air bagi tanaman padi dapat meningkatkan produktivitas padi.

Manajemen TGRA Mengklaim Telah Menggaet Calon Investor Untuk Garap Proyek Listrik EBT
| Kamis, 02 Januari 2025 | 12:19 WIB

Manajemen TGRA Mengklaim Telah Menggaet Calon Investor Untuk Garap Proyek Listrik EBT

Penyelesaian proyek-proyek pembangkit listrik tenaga air TGRA selama ini terkendala persoalan biaya.

RATU Pasang Harga Tertinggi Rp 1.050 di Masa Offering IPO, Bidik Rp 624,46 Miliar
| Kamis, 02 Januari 2025 | 10:54 WIB

RATU Pasang Harga Tertinggi Rp 1.050 di Masa Offering IPO, Bidik Rp 624,46 Miliar

RATU melalui entitas usahanya memegang dua blok migas strategis di Indonesia melalui hak partisipasi di Blok Jabung dan Blok Cepu.

Cuan 20,7% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik (2 Januari 2025)
| Kamis, 02 Januari 2025 | 09:52 WIB

Cuan 20,7% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik (2 Januari 2025)

Harga emas Antam hari ini (2 Januari 2025) ukuran 1 gram Rp 1.524.000. Pembeli setahun lalu bisa untung 20,7% jika menjual hari ini.

Bitcoin dan Emas Paling Moncer pada 2024, Prospeknya di Tahun 2025 Dinilai Masih Oke
| Kamis, 02 Januari 2025 | 09:35 WIB

Bitcoin dan Emas Paling Moncer pada 2024, Prospeknya di Tahun 2025 Dinilai Masih Oke

Investor disarankan lebih cermat dalam berinvestasi di portofolio pasar keuangan seperti saham dan obligasi.

Peluang dan Tantangan Emiten Properti Pada 2025
| Kamis, 02 Januari 2025 | 09:15 WIB

Peluang dan Tantangan Emiten Properti Pada 2025

Sejumlah emiten properti di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih fokus menggenjot pendapatan berulang atau recurring income di tahun 2025. 

Saham Emiten Energi  Masih Unjuk Gigi
| Kamis, 02 Januari 2025 | 09:08 WIB

Saham Emiten Energi Masih Unjuk Gigi

Sektor energi mencapai performa paling ciamik pada tahun 2024.Bagaimana prospek kinerja dan saham emiten energi di 2025?​

Kuantum Akselarasi Indonesia Rajin Lego Miliaran Saham VKTR di Pengujung 2024
| Kamis, 02 Januari 2025 | 09:05 WIB

Kuantum Akselarasi Indonesia Rajin Lego Miliaran Saham VKTR di Pengujung 2024

Dalam enam bulan terakhir harga saham PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) melonjak 36,84% ke Rp 130 per saham.

INDEKS BERITA

Terpopuler