Rapor Emiten BUMN Kompak Naik

Senin, 15 April 2019 | 06:48 WIB
Rapor Emiten BUMN Kompak Naik
[]
Reporter: Aloysius Brama, Nur Qolbi | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten pelat merah yang masuk dalam indeks BUMN20 rata-rata masih tumbuh positif. Berdasarkan hitungan KONTAN, pendapatan perusahaan yang masuk dalam indeks BUMN20 meningkat sekitar 12,37%, sedangkan laba bersih tumbuh 11,8%.

Pertumbuhan kinerja keuangan paling tinggi dibukukan oleh BUMN yang bergerak di sektor industri pertambangan. Rata-rata pendapatan emiten BUMN tambang tumbuh 40,28% sedangkan laba bersihnya naik 142,59%. Kenaikan kinerja paling tinggi dialami oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Pendapatan dan laba bersih perusahaan yang sahamnya merupakan anggota indeks Kompas100 ini naik masing-masing 99,48% dan 540,55% secara tahunan.

Sedangkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih emiten BUMN kedua terbaik adalah dari sektor industri dasar. Pendapatan emiten sektor industri dasar rata-rata naik 14,39% dengan rata-rata laba bersih tumbuh 36,16%.

Kenaikan pendapatan terbesar di industri dasar dialami PT Wika Beton Tbk (WTON). Pertumbuhan pendapatan WTON (anggota indeks Kompas100) mencapai 29,25% menjadi Rp 6,93 triliun, diikuti laba bersih yang meningkat 44,27% menjadi Rp 486,35 miliar.

Kenaikan laba bersih terbesar dialami oleh PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). Laba bersih meningkat 89,95% jadi Rp 3,08 triliun.

Analis Jasa Utama Capital Chris Apriliony mengatakan, kenaikan kinerja emiten sektor pertambangan tertopang kenaikan harga komoditas. Sedangkan kinerja emiten infrastruktur terangkat lantaran banyaknya proyek besar yang ditangani oleh perusahaan.

Pada sektor lain, seperti properti dan konstruksi, keuangan dan utilitas rata-rata kinerjanya meningkat di 2018. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) sebagai emiten sektor utilitas naik drastis. Menurut Chris, ini karena hasil merger Pertagas. "Sehingga asetnya masuk bisa mengerek kinerja PGAS," jelas dia.

Meski kinerja tambang menjadi jawara di tahun lalu. Namun para analis sepakat kinerja emiten tambang belum melanjutkan kenaikan di tahun ini. Para analis lebih banyak merekomendasikan saham emiten bank. Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki mengatakan, kinerja emiten bank BUMN akan terdorong kondisi makro ekonomi yang positif sepanjang 2019.

Pelonggaran likuiditas keuangan dinilai akan membuat bank lebih ekspansif. "Belum lagi jika kami melihat suku bunga kredit yang rendah. Kinerja bank diperkirakan masih cukup baik," kata Yaki.

Kepala Riset Artha Sekuritas Frederik Rasali menambahkan, harga saham emiten bank akan semakin moncer usai pemilihan umum. "Kecuali BBRI, karena target harga sudah tercapai dan harganya naik signifikan," jelas dia.

Frederik juga menyarankan agar para investor tak ragu menginvestasikan uang ke dalam saham BUMN. "Apalagi kalau mengincar dividen. Pasti BUMN akan membagikan," ujar dia. Meski begitu tidak semua dividen menarik. Hanya dividen yield di atas bunga deposito yang menarik. Sedangkan sekarang sudah jarang di atas bunga deposito.

Pada segmen konstruksi dan properti, Yaki mengatakan, program pembangunan yang digalakkan oleh pemerintah masih akan terus dilakukan di tahun ini. "Ini akan menjadi sentimen positif bagi emiten konstruksi karena kami melihat pemerintah masih akan mendorong pembangunan," terang dia.

Tapi menurut Frederik, pada sektor konstruksi ada hal yang perlu diawasi. Pembayaran uang proyek dari pemerintah kepada perusahaan sering terlambat sehingga mengganggu kinerja.

Karena itu, Frederik menilai, kinerja emiten konstruksi tidak akan mentereng seperti tahun lalu. Pasalnya dalam APBN 2019, alokasi pembangunan infrastruktur menurun karena pembangunan mega proyek dalam proses penyelesaian saja. "Emiten konstruksi yang memiliki diversifikasi usaha lain akan lebih menarik," kata dia.

Muhammad Wafi, Analis Bahana Sekuritas, menyebut, emiten seperti PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) akan diuntungkan. Apalagi perusahaan ini telah menyelesaikan akuisisi SMCB. "Pada sektor tambang yang positif mungkin ANTM karena harga nikel masih naik, selain juga ada rencana konsolidasi dengan INCO," tutur dia.

Bagikan

Berita Terbaru

Logisticsplus (LOPI) Amankan Kontrak Baru Pada 2026 Senilai Rp 80 Miliar
| Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56 WIB

Logisticsplus (LOPI) Amankan Kontrak Baru Pada 2026 Senilai Rp 80 Miliar

PT Logisticsplus International Tbk (LOPI) menutup tahun buku 2025 dengan recognized revenue konsolidasi sekitar Rp 105 miliar.

Dari Uang Saku Anak ke Pengelolaan Keuangan
| Jumat, 26 Desember 2025 | 11:47 WIB

Dari Uang Saku Anak ke Pengelolaan Keuangan

Ada banyak pilihan dalam memberikan uang saku buat anak. Simak cara mengatur uang saku anak sembari mengajarkan soal pengelolaan uang.

Altcoin Season 2025 Terasa Hambar, Likuiditas Terpecah Belah
| Jumat, 26 Desember 2025 | 11:45 WIB

Altcoin Season 2025 Terasa Hambar, Likuiditas Terpecah Belah

Altcoin 2025 tak lagi reli massal, pelajari faktor pergeseran pasar dan rekomendasi investasi altcoin untuk tahun 2026.

Memperbaiki Kondisi Keuangan, KRAS Dapat Pinjaman Rp 4,9 Triliun dari Danantara
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:58 WIB

Memperbaiki Kondisi Keuangan, KRAS Dapat Pinjaman Rp 4,9 Triliun dari Danantara

PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) memperoleh pinjaman dari pemegang sahamnya, yakni Danantara Asset Management. 

Harga Ayam Diprediksi Naik, Kinerja Japfa Comfeed (JPFA) Pada 2026 Bisa Membaik
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:38 WIB

Harga Ayam Diprediksi Naik, Kinerja Japfa Comfeed (JPFA) Pada 2026 Bisa Membaik

Salah satu sentimen pendukung kinerja emiten perunggasan tersebut di tahun depan adalah membaiknya harga ayam hidup (livebird). ​

Pelemahan Harga Komoditas Menyengat Emiten Migas
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:19 WIB

Pelemahan Harga Komoditas Menyengat Emiten Migas

Risiko pelemahan harga minyak mentah dunia masih berpotensi membayangi kinerja emiten minyak dan gas (migas) pada 2026.​

Harga Bitcoin Koreksi di Penghujung 2025, Saat Tepat untuk Serok atau Wait and See?
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:15 WIB

Harga Bitcoin Koreksi di Penghujung 2025, Saat Tepat untuk Serok atau Wait and See?

Dalam beberapa proyeksi, bitcoin diperkirakan tetap berada di atas kisaran US$ 70.000–US$ 100.000 sebagai floor pasar.

Denda Administrasi Menghantui Prospek Emiten CPO dan Pertambangan
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:02 WIB

Denda Administrasi Menghantui Prospek Emiten CPO dan Pertambangan

Pemerintah bakal agresif menerapkan denda administrasi atas aktivitas usaha di kawasan hutan pada tahun 2026.

Berharap Saham-Saham Pendatang Baru Masih Bisa Menderu
| Jumat, 26 Desember 2025 | 09:42 WIB

Berharap Saham-Saham Pendatang Baru Masih Bisa Menderu

Dengan pasokan saham yang terbatas, sedikit saja permintaan dapat memicu kenaikan harga berlipat-lipat.

Pasar Mobil Konvensional Terpukul, Mobil Listrik Masih Sulit Merakyat
| Jumat, 26 Desember 2025 | 09:35 WIB

Pasar Mobil Konvensional Terpukul, Mobil Listrik Masih Sulit Merakyat

Negara berpotensi meraup minimal Rp 37,7 triliun per tahun dari cukai emisi, dengan asumsi tarif 10% hingga 30% dari harga jual kendaraan.

INDEKS BERITA

Terpopuler