Rata-Rata Imbal Hasil Reksadana Saham Paling Merugi

Selasa, 03 Agustus 2021 | 05:20 WIB
Rata-Rata Imbal Hasil Reksadana Saham Paling Merugi
[]
Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hampir semua jenis reksadana membukukan pertumbuhan kinerja rata-rata di Juli lalu. Tapi kinerja rata-rata reksadana saham masih negatif. Bila dihitung sejak awal tahun hingga akhir Juli, reksadana saham masih merugi 9,32%. Di Juli saja, kinerja rata-rata reksadana saham turun tipis 0,06%.

Reksadana pendapatan tetap masih menjadi reksadana dengan kinerja terbaik di Juli. Keuntungan rata-ratanya mencapai 1,27%. 

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menilai kinerja reksadana saham turun karena harga saham big caps turun lebih dari 10%.  "Memang reksadana saham ada yang juga masuk ke sektor teknologi, tapi bobotnya lebih banyak ke big caps sehingga kinerjanya mengikuti LQ45 dan IDX30 yang negatif," kata Rudiyanto, kemarin.

Kinerja reksadana pendapatan tetap positif lantaran harga obligasi terus naik. Manajer investasi memilih obligasi pemerintah durasi pendek atau obligasi korporasi berkualitas.

Baca Juga: Kinerja reksadana saham paling buruk sejak awal tahun

Rudiyanto memaparkan, untuk menjaga kinerja reksadana saham Panin, pihaknya mempertimbangkan saham dengan potensi earning sureprise, seperti sektor komoditas dan cyclical yang bisnisnya pulih seiring pelonggaran PPKM. "Sektor teknologi terkait masuk, tapi sifatnya taktikal," jelas dia.

Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi mengatakan, ke depan kinerja reksadana campuran akan jauh stabil. Ini karena ada potensi harga saham tumbuh, didorong adanya IPO saham teknologi dengan nilai jumbo. 

Sedangkan harga obligasi mulai naik dan menutupi penurunan yang terjadi di awal tahun. Rudiyanto dan Reza memperkirakan, kenaikan harga obligasi akan berlanjut hingga akhir tahun. Ini karena dengan tren suku bunga yang tetap rendah.

Bagikan

Berita Terbaru

Merdeka Battery Material (MBMA) Suntik Modal Anak Usaha US$ 51 juta
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:30 WIB

Merdeka Battery Material (MBMA) Suntik Modal Anak Usaha US$ 51 juta

PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mengumumkan transaksi pemberian pinjaman ke anak usaha terkendali yakni PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM).​

Pengendali Tambah Porsi Kepemilikan 66,5 Juta Saham di SILO
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:14 WIB

Pengendali Tambah Porsi Kepemilikan 66,5 Juta Saham di SILO

Pengendali PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), Sight Investment Company Pte Ltd selaku menambah porsi kepemilikan sahamnya di SILO. 

Sucor Sekuritas Siap Bawa Tiga Perusahaan Melantai di BEI
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:10 WIB

Sucor Sekuritas Siap Bawa Tiga Perusahaan Melantai di BEI

Sucor Sekuritas akan membawa tiga perusahaan jumbo untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) di tahun 2026.

Ada Libur Natal dan Tahun Baru, Penjualan AMRT Bisa Menderu
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:04 WIB

Ada Libur Natal dan Tahun Baru, Penjualan AMRT Bisa Menderu

Salah satu emiten ritel yang diproyeksi bakal kecipratan rezeki dari momen Natal dan tahun baru 2025 adalah PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT).

Emiten MIND ID Siap Genjot Kinerja Pada 2026
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:58 WIB

Emiten MIND ID Siap Genjot Kinerja Pada 2026

Emiten pertambangan anggota holding MIND ID membidik pertumbuhan kinerja keuangan dan produksi pada 2026​.

Angkat Hans Patuwo Jadi CEO Baru, Kinerja GOTO Bisa Melaju
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:49 WIB

Angkat Hans Patuwo Jadi CEO Baru, Kinerja GOTO Bisa Melaju

Hans Patuwo akhirnya resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama dan Group Chief Executive Officer (CEO)  PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).

Superbank (SUPA) Listing di BEI, Emiten Grup Emtek Semakin Seksi
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:42 WIB

Superbank (SUPA) Listing di BEI, Emiten Grup Emtek Semakin Seksi

Berbagai aksi korporasi dilakukan Grup Emtek di sepanjang tahun 2025. Terbaru, PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) resmi listing di BEI. ​

Laju Ekonomi 5,4% Belum Mampu Serap Tenaga Kerja
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:30 WIB

Laju Ekonomi 5,4% Belum Mampu Serap Tenaga Kerja

Tingginya target pertumbuhan ekonomi Indonesia, belum sepenuhnya bisa menyelesaikan persoalan tenaga kerja

Paradoks Akhir Tahun: Pemerintah Tebar Diskon, Alam Bunyikan Alarm Bahaya
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:00 WIB

Paradoks Akhir Tahun: Pemerintah Tebar Diskon, Alam Bunyikan Alarm Bahaya

Jika warga Jakarta batal ke luar kota, perputaran uang akan terkunci sehingga pemerataan ekonomi antardaerah tertahan.

Ruang Pemangkasan Bunga Acuan Lebih Sempit
| Kamis, 18 Desember 2025 | 08:43 WIB

Ruang Pemangkasan Bunga Acuan Lebih Sempit

Bank Indonesia (BI) menutup tahun 2025 dengan mempertahankan suku bunga acuan alias BI rate di level 4,75%

INDEKS BERITA