Rating Astra (ASII) dan Cikarang Listrindo (POWR) Naik, Begini Prospek Sahamnya

Kamis, 13 Juni 2019 | 06:48 WIB
Rating  Astra (ASII) dan Cikarang Listrindo (POWR) Naik, Begini Prospek Sahamnya
[]
Reporter: Aloysius Brama | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hadiah kenaikan peringkat utang oleh Standard and Poor's (S&P) akhir Mei lalu untuk sejumlah emiten tak selalu disambut dengan kenaikan harga saham. Sekadar mengingatkan, S&P mengerek rating enam perusahaan. Dua di antaranya, PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR) dan PT Astra International Tbk (ASII).

S&P menaikkan peringkat utang mata uang asing ASII menjadi BBB+ dari BBB. Prospek peringkat utang ASII stabil. Sedangkan peringkat POWR menjadi BB+ dari sebelumnya BB dengan prospek stabil.

Harga ASII sempat mencatat kenaikan sampai 3% per hari di akhir Mei dan awal Juni setelah libur Lebaran. Kemarin, Rabu (12/6), harga ASII turun 1,64% ke level Rp 7.500 per saham.

Sedangkan POWR sejak akhir Mei masih anteng di posisi Rp 895 per saham. Meski begitu, saham produsen listrik ini sempat naik ke Rp 900 pada Selasa lalu.

Analis Jasa Utama Sekuritas Chris Apriliony mengatakan, kenaikan peringkat tentu menjadi katalis positif bagi perusahaan. Perbaikan rating surat utang bisa ikut membantu meringankan beban utang perusahaan ketika sedang membutuhkan pendanaan.

Meski begitu, tak semua emiten yang memiliki peringkat utang baik berarti memiliki fundamental dan prospek oke. "Tergantung juga bagaimana prospek bisnis dan kinerja emitennya," kata Chris kepada Kontan, Rabu (12/6).

Analis MNC Sekuritas Nurulita Harwaningrum mengatakan, terlepas dari kenaikan peringkat surat utang oleh S&P, ASII memang masih memiliki prospek yang baik. Sebelumnya, di tengah penurunan penjualan mobil di Indonesia, ASII dapat kembali mengembalikan persentase pangsa pasar mereka jadi sebesar 53% sepanjang kuartal I tahun ini. Anak usahanya, UNTR juga memiliki kinerja dan kontribusi yang baik.

Nurul melihat, kenaikan saham ASII turut disumbang sentimen S&P. "Dari segi valuasi, ASII masih bisa dikoleksi hingga target harga Rp 8.400," tambah Nurul.

Terkait harga POWR yang bergeming, Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas melihat, prospek POWR menarik. Harganya pun masih undervalue.

Memang, secara teknikal, pergerakan harga saham POWR juga cenderung menunjukkan pola yang terkonsolidasi. Tapi, ini kesempatan untuk menyicil beli.

Bagikan

Berita Terbaru

Pensiun Mini, Kebebasan Finansial dan Makna Hidup
| Jumat, 12 Desember 2025 | 05:10 WIB

Pensiun Mini, Kebebasan Finansial dan Makna Hidup

Penting untuk dipahami bahwa melakukan jeda bekerja bukan berarti kita menjauhkan diri dari penghasilan.

Potensi Klaim Akibat Bencana Sumatra Sudah Dekati Rp 1 Triliun
| Jumat, 12 Desember 2025 | 04:50 WIB

Potensi Klaim Akibat Bencana Sumatra Sudah Dekati Rp 1 Triliun

Berdasarkan pemantauan awal, OJK menyebut potensi klaim yang ditanggung industri asuransi sudah hampir mencapai Rp 1 triliun.

Kementerian LH Segel Lahan Tambang di Sumbar
| Jumat, 12 Desember 2025 | 04:48 WIB

Kementerian LH Segel Lahan Tambang di Sumbar

Penyegelan dilaksanakan setelah melakukan verifikasi lapangan dan menemukan bukaan tambang yang dibiarkan terbengkalai, tidak direklamasi

Proses Investasi Kilang Tuban Masih Mandek
| Jumat, 12 Desember 2025 | 04:45 WIB

Proses Investasi Kilang Tuban Masih Mandek

Proyek ini dikelola oleh Kilang Pertamina Internasional bersama Rosneft melalui perusahaan patungan PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia

Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Hari Ini (12/12)
| Jumat, 12 Desember 2025 | 04:45 WIB

Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Hari Ini (12/12)

IHSG mengakumulasi pelemahan 0,23% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG menguat total 21,76%.

Kelayakan Proyek DME Belum Jelas
| Jumat, 12 Desember 2025 | 04:43 WIB

Kelayakan Proyek DME Belum Jelas

Kajian investasi DME turut dibahas bersama Satuan Tugas Percepatan Hilirisasi untuk mencari pola distribusi dan skema komersialisasi yang menarik.

Pro Kontra Besaran Denda Pelanggar Kawasan Hutan
| Jumat, 12 Desember 2025 | 04:40 WIB

Pro Kontra Besaran Denda Pelanggar Kawasan Hutan

Pengusaha meminta penjelasan metodologi perhitungan denda yang berbeda-beda karena dianggap tidak adil

Industri Penjaminan Berharap Bisa Bangkit Lewat Kredit Produktif
| Jumat, 12 Desember 2025 | 04:15 WIB

Industri Penjaminan Berharap Bisa Bangkit Lewat Kredit Produktif

Kredit produktif dan UMKM diharapkan bisa mengalir lebih deras seiring upaya pemerintah mendorong sektor tersebut. 

Reli Usai Pengendali Jual Habis Kepemilikan, KETR Dibayangi Aksi Backdoor Listing
| Kamis, 11 Desember 2025 | 19:52 WIB

Reli Usai Pengendali Jual Habis Kepemilikan, KETR Dibayangi Aksi Backdoor Listing

PT Bahtera Bintang Nusantara menjual seluruh 64.425.000 saham KETR yang dimilikinya pada periode 3–8 Desember 2025.

Diskon Tarif Tol Jelang Libur Nataru Tidak Menjadi Beban Bagi JSMR dan CMNP
| Kamis, 11 Desember 2025 | 11:00 WIB

Diskon Tarif Tol Jelang Libur Nataru Tidak Menjadi Beban Bagi JSMR dan CMNP

Kebijakan pemberian diskon tarif tol di momen Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) diproyeksi menyumbang kenaikan volume atau trafik.

INDEKS BERITA

Terpopuler